Sanubari Teduh – Mawas Diri dan Menjaga Kemurnian Pikiran (480)
Video Youtube : https://youtu.be/XwN_58ZJ4rQ
Saudara se-Dharma sekalian, dalam melatih diri, tubuh dan batin harus di jaga dengan waspada.
Mawas diri, hati bebas dari noda. Bersikap tulus, niat murni dan mampu berintrospeksi. Miliki rasa malu, menyayangi diri sendiri. Dan tidak melakukan kesalahan. Bertobat dan memusatkan pikiran agar tidak tercemar dari kondisi luar.
Artinya, kita harus mawas diri. Jangan sampai kehidupan kita melanggar aturan. Baik perumah tangga maupun anggota Sangha, pedoman dan aturan hidup menjadi arah yang terbaik bagi perjalanan spritual kita. Jika pikiran kita menyimpang, kita akan mudah melakukan pelanggaran. Intinya, kita harus mawas diri. Jika bisa mawas diri, barulah pikiran kita dapat senantiasa murni. Jika pikiran senantiasa murni, ia tidak akan tercemar. Jika pikiran tidak tercemar, tidak ada kegelapan batin. Yang terpenting, kita harus tulus.
Hati yang tulus dengan sendirinya berniat murni. Niat kita selamanya akan murni. Dengan begitu, kita akan dapat berintrospeksi. Dalam menghadapi masalah dan orang hari ini, adakah kita melakukan kesalahan. Jadi, kita mengerti untuk waspada karena niat kita sangat murni. Dengan demikian, tiada kerumitan. Tanpa pikiran yang rumit, kita akan berintrospeksi. “Orang lain bilang kita tidak benar” “Baiklah” saya segera pikir bagaimana memperbaiki diri “ Ini sangat penting.
Jadi terhadap orang, masalah dan materi, kita harus tulus, barulah kemurnian dapat terjaga dan kita senantiasa dapat berinstropeksi.
Berikutnya, dibutuhkan rasa malu. Dengan memiliki rasa malu, barulah kita dapat menyayangi diri sendiri dan tak akan melakukan kesalahan. Jika tak punya rasa malu ke dalam diri dan rasa malu terhadap orang lain, maka kita akan berbuat kesalahan dan membuat orang ikut berbuat kesalahan. Jadi, ada rasa malu ke dalam diri dan rasa malu terhadap orang lain. Kita harus menjaga diri kita. Dengan menyayangi diri sendiri, barulah kita memiliki rasa malu. Tanpa menyayangi diri sendiri, kita mungkin akan bermasalah dengan orang lain atau membuat orang lain ikut berbuat salah. Jadi kita harus selalu memiliki rasa malu. Kita harus terlebih dahulu menjaga pikiran dengan baik, barulah tidak akan membuat orang lain turut berbuat salah.
Kita harus bertobat. Hati yang bertobat membuat kita senantiasa murni. Dengan senantiasa bertobat, kita akan memiliki hati yang murni dan tenang. Pikiran kita akan bisa tenang dan penuh kewaspadaan. Jika ada kesalahan di masa lalu, kita harus segera memperbaikinya. Jadi, dalam Syair Pertobatan Air Samadhi, kita terus menemukan kata “Bertobat” dan “Merasa malu”. Bertobat berarti tidak tercemar oleh noda dan kemelekatan. Jangan melakukan kesalahan. Jika ada pencemaran atau kesalahan, kita harus segera membersihkannya. Karena itu dalam mazhab Chan ada ungkapan “Membunuh niat hingga mati berarti menumbuhkan jiwa kebijaksanaan.” Niat seperti apa ? Niat yang penuh noda dan kegelapan batin. Jangan biarkan semua ini bertumbuh.
Jika memiliki kesalahan di masa lalu, kita harus segera membersihkannya. Tanpa kerisauan dan kegelapan batin, pikiran kita akan bisa berkonsentrasi, senantiasa hening dan jernih. Pikiran tidak akan tercemar oleh berbagai kondisi di luar. Jadi, kita selalu mawas diri dan senantiasa bertobat. Dengan mawas diri, kita tak akan berbuat salah. Jika tidak sengaja berbuat salah, kita harus segera bertobat. Ini sangatlah penting. Mawas diri, tahu malu dan tahu bertobat harus selalu ada di dalam pikiran kita dalam kehidupan sehari-hari. Jangan biarkan semua ini hilang.
Intinya, jika kita melakukan kesalahan, kita harus tulus bertoba. Karena itu, kini dengan tulus kami berlindung pada Buddha dan bertobat sesuai Dharma. Kita harus sungguh-sungguh bertobat. Jika memiliki rasa malu dan rasa bertobat, kita harus selalu meningkatkan kewaspadaan. Kita harus waspada dan menjaga diri sendiri. Kita harus mengatasi nafsu keinginan diri dan mengatasi penyimpangan tindakan. Inilah rasa malu. Jika tidak sengaja melakukan kesalahan, kita harus bertobat. Jadi rasa malu dan rasa bertobat harus ada dalam keseharian. Kita harus selalu waspada. Karena itu, saya sering berpesan bahwa kita harus mawas diri agar batin bebas dari noda serta harus tulus dan menjaga kemurnian niat agar bisa berinstropeksi. Kita harus punya rasa malu, menyayangi diri, dan tidak melakukan kesalahan. Kita juga harus memusatkan pikiran agar tidak tercemar. Di sini kita kembali diingatkan kata-kata yang sederhana ini hendaknya kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari agar batin kita senantiasa bersih dan Dharma selalu ada dalam perbuatan kita. Jadi, bersungguh-sungguhlah senantiasa.
Demikianlah dikutip dari video Sanubari Teduh – Mawas Diri dan Menjaga Kemurnian Pikiran (480) https://youtu.be/XwN_58ZJ4rQ
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva