Sanubari Teduh – Tiga Aspek Halus dan Enam Aspek Kasar Yang Membawa Penderitaan Panjang
Saudara se-Dharma sekalian, kita mengatakan sebelumnya bahwa kita tidak boleh menutup-nutupi kesalahan, ini tidak diizinkan oleh Buddha. Berikutnya tertulis, karena itu aku(nama) hari ini bertobat secara terbuka, tidak lagi menutup-nutupi kesalahan.
Yang disebut Tiga Rintangan, pertama adalah noda batin, kedua disebut karma, dan ketiga adalah buah karma, ketiga ini saling bertautan. Akibat adanya noda batin timbullah berbagai karma buruk.
Saudara sekalian yang merintangi pikiran kita tak lepas dari tiga hal, pertama adalah noda batin. Dahulu kita terus membahas bahwa noda batin ada puluhan ribu macam, namun dari semua rintangan itu, secara umum dibagi menjadi tiga yakni noda batin, karma dan buah karma. Apakah yang disebut noda batin ? Noda batin sama disebut dengan kegelapan batin. Sering dikatakan, Sebersit kegelapan batin melahirkan tiga aspek halus.” “ Dengan adanya kondisi luar. Muncullah enam aspek kasar,” Dengan sebersit saja kegelapan batin yang timbul, dalam batin kita akan timbul tiga aspek halus, yakni ketamakan, kebencian, kebodohan. Mengenai ketamakan, sari manakah ketamakan ini timbul ? Kapankah ketamakan ini akan terpuaskan ? ini sungguh sangat mendalam dan sulit dimengerti. Bahkan bagi makhluk awam sendiri, ketika ketamakan muncul. Sulit untuk mengendalikannya. Karena itu, saya sering mengatakan bahwa Ketamakan adalah penyebab penderitaan dan kerisauan yang membuat orang menciptakan karma buruk karena mereka selalu merasa kurang. Setelah mendapatkan satu, manusia tidak merasa puas dan masih mengejar lebih banyak lagi. Setelah mendapatkan satu, masih mengharapkan mendapatkan sepuluh. Setelah memperoleh sepuluh apakah seseorang akan puas ? Tidak. Bukankah mendapatkan seratus lebih baik? Setelah berhasil mendapat seratus, apakah sudah puas? Sungguh manusia tetap tak kunjung puas. Meski memperoleh ribuan, jutaan atau miliaran. Ketamakan tak pernah terpuaskan. Demikianlah makhluk awam pada umumnya. Mereka tak dapat mengendalikan ketamakan. Ketika ketamakan ini muncul, sulit untuk mengatasinya. Karena itu, ia disebut aspek halus. sangat halus.
Mengenai kebencian, ia membuat orang dipenuhi kemarahan. Jika kebiasaan buruk ini terpelihara, maka begitu mendengar sesuatu yang tak disukai, dalam batin akan timbul rasa risau. Setelah kerisauan itu timbul. Nada bicara dan raut wajah menjadi tidak baik. Kata-katanya sungguh kasar. Orang yang memiliki kebencian seperti ini, mungkin sadar dan ingin berubah, namun saat berhadapan dengan kondisi tertentu, baik suara maupun rupa. Yang terlihat oleh mata. Terdengar oleh telinga maupun terasa oleh pikiran. Kemarahan pun akan muncul. Tanpa berpikir, saat kebencian timbul, kemarahan pun segera terwujud keluar. Kita harus menyadari bahwa temperamen buruk akan merusak karakter kita. Saat menjadi marah dengan mudah, kita akan merusak karakter kita sendiri lewat tutur kata dan raut wajah kita.
Mengenai kebodohan, ia pun sama. Meski kita tahu jelas tentang kebenaran dan tahu bahwa kita harus menjaga pikiran kita agar tidak terpengaruh orang lain. Namun kebodohan ini tetap muncul dan batin kita mulai tergoda kondisi luar. Sebersit pikiran menyimpang dapat membawa puluhan ribu kesalahan. Betapa banyak kebodohan di dunia ini. Cinta duniawi, asmara, dendam, benci, semuanya bermula dari kebodohan.
Rintangan kedua adalah karma, ketika kegelapan dan noda batin timbul. Karma akan terwujud lewat tubuh, ucapan, pikiran. Kita akan melakukan perbuatan lewat tubuh kita, ucapan kita, dan pikiran kita. Karma berarti perbuatan.Perbuatan tadi berawal dari noda dan kegelapan batin. Noda batin membawa pada terciptanya karma. Setelah karma tercipta, suatu saat tentu ada akibatnya.
Jadi, rintangan ketiga adalah buah karma. Apapun yang kita lakukan, pasti mendatangkan akibat. Jika anda melakukan hal-hal baik, hasilnya anda akan di puji orang lain. Ini adalah akibat dari sumbangsih penuh cinta kasih untuk mendukung atau menolong orang lain. Ini juga berawal dari pikiran dan terwujud lewat tubuh serta ucapan. Akibatnya anda dipuji banyak orang. Sebaliknya, jika sesorang tidak berbuat tidaka baik dan malah melakukan hal-hal buruk, akibatna tentu akan mengerikan. Jadi, lapis demi lapis karma yang terakumulasi akan saling memengaruhi.
Enam aspek kasar timbul karena dalam kehidupan sehari-hari terjadi kontak dan sensasi yang melibatkan enam indra, enam objek dan enam kesadaran yang secara keseluruhan disebut 18 elemen.
Kegelapan batin menimbulkan noda batin yang membawa pada terciptanya karma buruk lewat tubuh, ucapan dan pikiran, sehingga mengakibatkan datangnya buah karma buruk. Noda batin, karma dan buah karma saling bertautan, saling menambah, dan merupakan lingkaran tanpa akhir yang menjadi rintangan dalam pelatihan diri.
Jika dapat membangkitkan Bodhicitta, membangun ikrar Bodhisattva, senantiasa menyucikan batin, melenyapkan kegelapan dan noda batin, maka akan dapat mengatasi rintangan noda batin, karma dan buah karma.
Karena itu, harap semua ingat untuk tidak menutup-nutupi kegelapan batin, noda batin dan kesalahan. Kita harus selalu membersihkan batin dan bertekad untuk bersumbangsih. Untuk itu dalam kehidupan sehari-hari kita harus selalu bersungguh-sungguh hati.
Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh – Tiga Aspek Halus dan Enam Aspek Kasar Yang Membawa Penderitaan Panjang (077)
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva