98 Empat Kediaman Mental Bagian 2
Sanubari Teduh – Empat Kediaman Mental Bagian 2
Diintisarikan dari Sanubari Teduh – Empat Kediaman Mental Bagian 2 (098) https://youtu.be/we32-CC0mHg
Bagi manusia, ingin batin ini terbebas dari pikiran liar dan ingin batin ini menjadi suci dan hening tidaklah mudah. Orang-orang sering berkata bahw meditasi duduk bertujuan untuk menjernihkan pikiran. Akan tetapi saat berduduk bermeditasi, objek luar yang tertangkap oleh batin masih tetap berdiam di dalam pikiran kita.
Saudara sekalian, ketika duduk bermeditasi, benarkah kita mendengar suara dari luar ? di luar ada suara burung dan serangga. Akan tetapi yang terpenting adalah suara hati kita. Saat mendengar suara dan objek dari luar, kita masih dapat mengabaikannya, namun mengenai suara hati kita, ia adalah noda batin. Sesungguhnya manakah yang lebih banyak, noda batin atau pikiran baik kita ? Setelah dapat membedakan mana pikiran baik dan mana pikiran buruk, lalu mampukah kita segera menghilangkan pikiran buruk ? Untuk pikiran yang baik, misalnya kita berpikir, “ Hari ini saya bertekad untuk melakukan suatu perbuatan baik dengan sebuah perencanaan yang baik.” Apakah pikiran ini tulus dan teguh ? Jika tekad ini dapat di perkuat dan benar-benar di wujudkan, ini disebut menumbuhkan pikiran baik. Bukankah kita sering berkata ketika pikiran jahat muncul, kita harus segera mengingatkan diri untuk melenyapkan pikiran jahat tersebut. Jika pikiran jahat belum muncul, kita harus mewaspadainya agar ia tidak muncul. Jika pikiran baik belum muncul, kita harus menemukan kondisi pendukung yang dapat segera membuatnya muncul. Jika pikiran baik itu telah muncul, kita harus segera meningkatkan kekuatan agar kebajikan tersebut semakin berkembang. Ini adalah salah satu cara praktik yang Buddha ajarkan kepada kita. Praktik ini tercakup dalam 37 Faktor Pendukung Pencapaian Pencerahan.
Dengan kata lain kita harus memperbanyak kebajikan dan menghindari kejahatan. Semua ini hanya bergantung pada pikiran kita, pikiran buruk yang muncul harus segera di lenyapkan, sedangkan pikiran baik yang belum muncul harus segera di bangkitkan. Jika dapat melakukan ini, berarti kita sedang melatih diri. Jadi, kita harus senantiasa mendengar suara hati. Apakah di sana terdapat pikiran baik ataukah buruk. Kita harus mewaspadainya.
Sebelumnya kita telah mendiskusikan tentang Empat Kediaman Mental, yaitu noda yang “Berdiam” di dalam batin kita. Batin bagai sebidang lahan luas. Benih apa yang di tanam, maka buah itulah yang akan dihasilkan. Karena itu, kita harus mewaspadai pikiran yang berdiam di dalam batin kita.
Empat Kediaman :
- Kediaman Segala Pandangan
- Kediaman Kemelekatan Nafsu
- Kediaman Kemelekatan Rupa
- Kediaman Kemelekatan Eksistensi Tanpa Rupa
Yang pertama, Kediaman Segala Pandangan juga disebut Kediaman kemelekatan Pandangan. Ini adalah pikiran yang muncul bergantung pada kontak antara 6 indra dengan objek luar. Ia disebut Kediaman kemelekatan Pandangan. Karena kebanyakan manusia memiliki ketamakan. Dengan adanya ketamakan, saat melihat segala sesuatu, keinginan dalam batin akan muncul. Dengan demikian, ketika mata melihat objek rupa ketamakan akan muncul dari kesadaran. Hal ini berlaku pada 6 indra, 6 objek, dan 6 kesadaran. Begitulah mereka bereaksi di dalam batin kita.
Berikutnya adalah Kediaman Kemelekatan nafsu. Nafsu keinginan manusia sudah ada sejak lahir. Bangkitnya kerisauan dan noda batin akibat segala keinginan dan kemelekatan, inilah yang disebut Kediaman Kemelekatan Nafsu.
Sesungguhnya makhluk awam, telah banyak melakukan perbuatan buruk. Ada orang yang pikirannya sangat tamak. Ini disebut Kediaman Kemelekatan Rupa. Yaitu yang ketiga dari Empat Kediaman Mental. Kemelekatan Rupa Meliputi ketamakan dan keinginan yang sangat banyak terhadap sesuatu. Mereka menginginkan segala hal yang di lihatnya. Keinginan untuk menguasai ini tidak sebatas kekakayaan, ketenaran dan status. Dia menginginkan segala sesuatu yang ada dalam jangkauan pikirannya. Meski hal itu tidak ada di depannya, dia juga berharap apa yang tidak dilihatnya menjadi bagian dalam rencananya. Tamak akan segala bentuk materi. Sehingga timbul banyak belenggu pikiran dan noda batin, inilah yang disebut Kediaman Kemelekatan Rupa.
Intinya, alam nafsu, rupa dan tanpa rupa tidaklah jauh dari sekitar kita, mengenai lingkup yang lebih jauh dan lebih luas, bahkan ke hal yang tak terlihat, kita selalu memiliki keinginan terhadapnya dan menyebabkan noda batin berkembang. Kita sepatutny menjelaskan Tiga Alam berdasarkan pehamana seperti ini. Jika kita menjabarkannya sebgaimana pada umumnya maka akan terasa jauh bagi kita. Sesungguhnya ajaran Buddha berhubungan erat dengan keseharian kita. Empat kediaman adalah tempat bagi noda batin yang menyebabkan kita menciptakan karma buruk. Karena itu sebagai praktisi Buddhis, kita harus senantiasa melenyapkan noda batin. Setiap pagi, kita harus mendengarkan suara hati kita dan mengenal pikiran baik dan buruk kita. Kita harus segera melenyapkan pikiran jahat dan mengembangkan pikiran baik. Kita tidak boleh membiarkan nafsu keinginan muncul dalam pikiran kita. Jika ia berdiam dalam batin kita, maka benihnya akan tertanam dan akan membawa penderitaan yang tak terkira. Jadi, kita harus senantiasa selalu bersungguh-sungguh hati.
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva