Sanubari Teduh – Empat Kemelekatan Bagian 1

 

Saudara se-Dharma sekalian, dalam suasana yang tenang dan hening, pikiran akan senantiasa terasa lebih jernih. Bagaimana kondisi batin kita saat mengalami kontak dengan kondisi luar, seharusnya kita tahu dengan jelas. Misalnya, dalam suasana yang sangat tenang, jika ada suara batuk dari satu orang saja, kita akan mendengarnya dengan jelas. Akan tetapi suasana yang gaduh, berapa banyak pun orang yang batuk, kita tetap tidak merasakannya. Begitulah dalam kondisi yang hening. Batin mampu membedakan kondisi dengan jelas. Batin kita senantiasa melekat pada kondisi luar.  Akibatnya, batin mudah terpengaruh oleh kondisi tersebut. Betapa banyak orang terpengaruh kondisi luar sehingga noda batin mereka semakin bertumpuk. Sungguh sangat menderita. Karena itu, sebagai praktisi Buddhis, kita harus belajar menjernihkan pikiran kita. Kondisi apapun yang muncul, batin kita harus mampu menyaringnya. Dalam kondisi yang baik, pahamilah apa yang dimaksud kondisi baik. Dalam kondisi yang buruk, pahami juga apa yang disebut kondisi buruk.

 

Berlatih ajaran Buddha berarti harus mengembangkan ketrampilan untuk tidak terpengaruh kondisi luar dan tidak mudah tergoda oleh kondisi-kondisi itu. Saat  suatu kondisi muncul kita harus bisa memilah, menyaring dan menyeleksinya.

 

Adakalanya menciptakan segala karma buruk karena empat Kemelekatan.

Empat Kemelekatan :

  1. Kemelekatan Nafsu Keinginan
  2. Kemelekatan Pandangan
  3. Kemelekatan pada Peraturan dan Larangan
  4. Kemelekatan pada konsep Aku

 

Kemelekatan berarti keterikatan. Saat kita mengalami dengan objek luar, seperti mendengar suara melihat rupa dan sebagainya. Kita mungkin melekat pada semua itu. Baik saat melihat artikel, mengikuti pelajaran, dan sebagainya. Kita semua melekat pada kondisi tersebut. Jika pikiran menyimpang sedikit saja, kita akan mudah percaya, pada hal yang tidak benar. Ketika seseorang mengkabarkan hal yang tidak benar, banyak orang menggangapnya benar.  Ini termasuk salah satu kemelekatan.

 

Pertama adalah Kemelekatan Nafsu Keinginan. Mengenai nafsu keinginan awal munculnya dari noda dan kegelapan batin adalah nafsu keinginan. Rupa, suara, aroma, rasa dan sentuhan dapat membangkitkan nafsu dalam pikiran manusia. Dengan adanya nafsu timbullah kemelekatan yang menyebabkan penderitaan akibat Kemelekatan Nafsu Keinginan ini. Jika dapat mengubah pola pikir dengan kebijaksanaan dan membersihkan pikiran yang penuh nafsu, maka akan dapat menciptakan berkah.

 

Kemelekatan Pandangan adalah Kemelekatan terhadap rupa, perasaan, persepsi, bentuk-bentuk pikiran dan kesadaran yang membawa  pada penyimpangan pandangan dan pemikiran.

 

Setelah rupa, perasaan, persepsi, dan bentuk-bentuk pikiran berikutnya adalah kesadaran. Hal baik kita  simpan dalam pikiran dan terapkan dalam keseharian. Jika kita merasa tidak baik. Maka hidup kita akan menderita. Begitu ketamakan muncul, berapapun yang kita peroleh akan merasa kurang. Jadi, manusia tidak pernah merasa puas, sepeti mulut kita yang tidak pernah puas selama makan berpuluh-puluh tahun. Ketamakan kita juga demikian sebanyak apapun yang kita peroleh, kita tetap tidak merasa cukup. Demikianlah kehidupan kita. Jadi yang harus di pegang teguh praktisi Buddhis, saat mengalami kontak  dengan kondisi luar, pertama adalah menaati peraturan. Peraturan dan Pengetahuan yang harus pelajari dan serap tidak ada batasnya namun ruang bagi prilaku dan kebiasaan buruk juga terbuka sangat lebar. Kita terus memupuk kebiasaan buruk. Semua ini merupakan potensi  Kemelekatan. “ Dalam kelompok yang terdiri dari 3 orang kita pasti dapat menemukan guru.” Orang baik sangat banyak, demikian juga orang jahat. Kita hendaknya terus belajar dari orang baik. Pepatah mengatakan “ Hidup sampai tua belajar sampai tua” Ditengah interaksi dengan banyak orang, pasti ada yang dapat menjadi guru bagi kita. Banyak hal-hal baik yang tak habis kita pelajari. Demikian juga banyak hal-hal buruk yang menyeret kita. Kita sering terjerumus kedalamnya. Jadi, potensi serap kita terhadap hal baik dan kemelekatan kita terhadap hal buruk sama-sama memiliki ruang yang besar. Jika arah kita menyimpang maka setiap langkah kita menjadi keliru. Jika arah kita benar, kita dapat terus melangkah maju dan hidup kita akan memiliki harapan. Jadi mengenai kemelekatan, dalam kehidupan sehari-hari, gejolak pikiran tak dapat dihindari. Jadi, dalam jangka waktu hidup yang terbatas ini harap semua banyak menyerap hal positif. Untuk itu harap semua selalu lebih bersungguh-sungguh.

 

Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh – Empat Kemelekatan Bagian 1 (100) https://youtu.be/vTqTXjCL_iA

 

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva