Sanubari Teduh – Giat Memanfaatkan Masa Kini demi Membina Masa Depan
Saudara se-Dharma sekalian, Dharma bagaikan air, sudahkah kita menggunakan air Dharma untuk menyucikan pikiran kita setiap hari ? Kita harus senantiasa mawas diri, dan tekun dalam pelatihan spritual. Bagaikan tinggal di sebuah rumah. Jika tidak rajin merawatnya, rumah tersebut akan menjadi kotor, tidak rapi dan berbau tidak sedap. Karena itu kita perlu selalu membersihkan tubuh dan pikiran kita. Bukan hanya tubuh harus sering dibersihkan, terlebih pikiran harus dibersihkan. Tubuh kita dibersihkan dengan menggunakan air. Untuk membersihkan pikiran, kita harus menggunakan air Dharma.
Buddha membabarkan Dharma selama 49 tahun, namun setelah parinirvana, tubuh Dharma dan jiwa kebijaksanaan-Nya terus diwariskan hingga lebih 2.000 tahun seperti sekarang. Inilah air Dharma kebijaksanaan Buddha. Jika kita dapat menerima dan menerapkannya, batin kita dapat dibersihkan secara berkesinambungan. Sebagian orang berkata, “ Saya mengenal Dharma, hanya saja sulit dipraktikkan, berilah saya beberapa waktu.” Mereka mengetahui ajaran ini, tetapi tidak sanggup mempraktekkannya dan hendak mengulur waktu. Situasi mereka bagaikan air yang disiramkan pada sebuah batu. Batu sangat kering dan tersengat matahari. Saat air di tuangkan ke atas batu, matahari tetap bersinar dengan teriknya. Akibatnya, air tak dapat membasahi batu itu. Batu hanya terlihat basah sementara waktu. Akan tetapi karena air tidak terserap, dengan segera ia akan menguap dan kering. Bukankah kita juga seperti ini, saat mendengar Dharma ? Kita tahu bahwa itu adalah kebenaran, tetapi tidak benar-benar meresapinya sehingga tidak memperoleh manfaat. Hanya kenal dan tahu saja tak ada gunanya. Kita harus meresapinya ke dalam batin. Sebagaimana telah kita ketahui sebelumnya bahwa benih dan buah karma buruk berproses dalam siklus tanpa akhir.
Ketidaktahuan melahirkan noda-noda batin seperti ketamakan, kebencian, kebodohan, kesombongan, keraguan, dsb. 84.000 jenis noda batin timbul dari sebersit kegelapan batin yang tumbuh terus menerus dengan siklus tanpa akhir. Dengan timbulnya niat buruk, kita melakukan kejahatan dan mendatangkan buah karma. Maka dikatakan bahwa akibat adanya buah karma, diperolehlah buah penderitaan. Diawal telah dijelaskan bahwa siklus seperti ini tidak berujung. Karena telah mengetahuinya, maka kita harus segera bertobat. Bertobat bagaikan membersihkan batin, selama anda rajin membersihkannya, suatu saat batin akan benar-benar bersih.
Praktisi Buddhis harus memahami kebenaran hukum sebab akibat. Beruntung dapat mengenal ajaran Buddha, maka harus lebih tekun dan bersemangat untuk berjalan di jalan penuh kesadaran dan menciptakan berkah bagi umat manusia.
Kekurangan dari segi materi mengakibatkan derita kemiskinan. Untuk itu dibutuhkan bantuan materi. Sedangkan ketidaktahuan membawa derita kemiskinan batin. Untuk itu dibutuhkan bimbingan penuh kebijaksanaan.
Nasib manusia ditentukan oleh kekuatan karma. Karma baik ataupun karma buruk diciptakan oleh diri sendiri. Oleh karena itu, sungguh-sungguhlah manfaatkan masa kini dengan tekun dan bersemangat demi membina masa depan.
Karena itu dalam berlatih di jalan Buddha, pikiran adalah yang terpenting. Kita harus menjaga pikiran dengan baik, terus menerus bertobat, serta tiada henti berintrospeksi. Dengan begitu barulah kita tak akan mengulangi kesalahan. Jika karma buruk berbuah. Terimalah dengan sukacita dan jangan menciptakan karma buruk baru. Dengan demikian barulah kita dapat terbebas. Inilah yang senantiasa diajarkan oleh para Buddha dan para suci kepada kita. Untuk itu dalam kehidupan sehari-hari kita harus selalu bersungguh-sungguh hati.
Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh – Giat Memanfaatkan Masa Kini demi Membina Masa Depan (083) https://youtu.be/4AQELTLspAc
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva