Sanubari Teduh – Kebijaksanaan Murni

 

Saudara se-Dharma sekalian, ketika pikiran kita tenang dan damai, kita dapat sadar dan merasakan napas kita. Ketika dapat bernafas dengan lancar, kita harus smenghargai momen-momen ini.  Kita dapat mendengar suara burung berkicau dan melihat matahari terbit  yang cahayanya menyinari pepohonan. Sebagian sinarnya terhalang oleh pepohonan, namun sebagian lagi menerobos dahan-dahan dan mampu menyinari pohon-pohon lain. Betapa indahnya pemandangan ini.  Sungguh indah. Ketika tubuh kita sehat, lingkungan luar tenang dan damai dengan dipenuhi suara burung dan serangga, dan pikiran murni daan jernih bukankah ini adalah kondisi tanah suci ? Namun banyak orang tidak menyadari ini dan malah berselisih, menyibukkan diri dalam ketidakbijaksanaan, sehingga dipenuhi kerisauan. Jika dipikirkan ini sunggu sia-sia.

 

Tidak dapat dibayar oleh uang, harta, maupun permata; terombang-ambing menanti pengampunan yang tak kunjung tiba; sendirian menanggung penderitaan tanpa ada yang dapat menggantikan.

Ketika pada suatu hari kita sungguh-sungguh menghadap Raja Yama, maka keadaan saat itu kita tidak sama dengan pengadilan di alam manusia.  Dalam pengadilan di alam manusia, dengan membayar uang jaminan, anda dapat dibebaskan sementara. Namun dihadapan Raja Yama. Tak berlaku tebusan untuk pembebasan sementara.

 

Tujuan mempelajari ajaran Buddha adalah agar kita memahami bahwa pada detik terakhir kehidupan kita, tiada yang dapat di bawa. Hanya karma lah yang terus mengikuti sepanjang lingkaran kelahiran kembali.

Saudara sekalian, dalam hidup ini kita mungkin memiliki berbagai kenikmatan, namun suatu hari, ketika ajal menjemput dan kesadaran terpisah dari tubuh. Kemanakah kita akan pergi ? Fenomena mana yang akan menyeret kita ? mungkin kita akan tiba di tempat yang dingin dan penuh pertikaian, yang orang-orang tidak berperasaan dan bersikap kejam terhadap kita. Tak peduli di alam manusia ini seberapa tinggi kedudukan kita, saat ajal menjemput kita akan sendirian dan tiada yang mengenal kita. Jadi, sulit untuk membayar jaminan karena tidak akan membawa apa-apa. Karena itu, dikatakan, “ Tidak dapat dibayar oleh uang, harta, maupun permata” . Ketika saatnya tiba, kekayaan  yang kita miliki tidak akan ada gunanya. Jika ingin meminta orang lain membela kita, juga tidak mungkin. Siapa yang akan membela kita? Semua orang di tempat itu begitu dingin dan tidak berperasaan. Siapa yang akan peduli dan melindungi anda? Dikatakan terombang ambing menanti pengampunan yang tak kunjung tiba” Tiada rasa simpati disana. Anda mungkin terbebas sementara. Jika jodoh dengan kehidupan ini belum habis, anda mungkin dapat kembali.  Namun jika jodoh telah berakhir, banyak dokter pun tak akan mampu menolong.

 

Jadi Sebagai Praktisi Buddhis, kita harus senantiasa waspada, waspada di sepanjang jalan hidup kita. Karena telah dilahirkan disini, Kita hendaknya merasa puas dan tidak mengeluh ataupun menyesalkan,  “ Mengapa saya begitu tak beruntung ?”  Tidak perlu mengeluh. Apa yang kita perbuat di kehidupan lampau, itulah yang kita terima saat ini. Karena sudah terlahir,  maka terimalah kondisi kita. Kapankah ini akan berakhir ?  Saat waktunya tiba, kita akan pergi.  Apakah kematian begitu menakutkan ? Yang paling menakutkan adalah jika saat kesadaran meninggalkan tubuh, kita tak dapat menentukan kemana arah kita, kita mungkin terombang ambing dan tiba ditempat yang gelap dan dingin, atau kekuatan karma akan bermanifestasi menjadi fenomena yang menyeret kita. Kita tak dapat mengendalikan semua ini. Kita akan merasa khawatir, namun kekhawatiran ini tidaklah berguna. Yang terpenting saat ini adalah apa yang kita perbuat dan bagaimana kita meneguhkan pikiran kita agar kelak dapat menentukan kemana kita akan pergi. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kita harus menaati sila dan aturan. Sila harus di jaga dengan baik. Janganlah melanggar norma sebagai manusia. Kita harus melatih pikiran untuk teguh. Setelah memilih arah yang benar. Kita harus meneguhkan pikiran kita. Dengan begitu kebijaksanaan baru akan tumbuh. Dengan memiliki kebijaksanaan, kita akan datang dan pergi dengan bebas. Dengan demikian kita tak perlu khawatir tentang dimana kita akan terlahir kelak  atau kekuatan karma akan menyeret kita.

 

Dengan memiliki tekad, kita akan dapat kembali ke alam manusia dengan mengemban misi, kita akan tahu jelas tentang semua ini. Demikianlah para Buddha dan Bodhisattva tidak pernah meninggalkan dunia Saha ini melainkan terus datang kembali. Saya terus mengatakan kepada semua orang bahwa yang terpenting adalah bagaimana cara kita menjalani hidup saat ini. Untuk itu harap semua menjaga arah kehidupan masing-masing dengan menaati aturan yang ada serta norma sebagai manusia, Kendalikanlah pikiran kita. Dengan demikian, Kematian tidaklah menakutkan. Lebih bersungguh atilah senantiasa.

 

Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh – Kebijaksanaan Murni – (073)

https://youtu.be/_owY3OdQWCE

 

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva