Sanubari Teduh – 千經萬論在於啟發慈悲 Membangkitkan Welas Asih : Aspek Utama dalam Praktik Ajaran Buddha
Saudara se-Dharma, setiap hari kita berkata, rutinitas kehidupan kita setiap hari selalu sama. Kita melakukan hal yang sama setiap hari. Dan ajaran Buddha yang kita bahas kurang lebih pun sama, yaitu tentang kondisi di luar dan di dalam diri, tentang cara kita melihat kondisi luar dan cara mendengar suara hati nurani. Kondisi diluar lingkungan kita yang baik ataupun buruk juga bergantung pada cara pandang kita. Bila lingkungan luar kita baik dan menyenangkan, kita harus menjaga hati agar tidak terlarut di dalamnya.
Sebaliknya, bila lingkungan luar buruk, kita pun harus mengendalikan pikiran agar tidak terpengaruh oleh keburukannya. Karena itu dalam menghadapi kondisi luar, kita harus melakukan penyesuaian dalam batin. Ini merupakan keterampilan yang diajarkan Buddha pada kita, keterampilan untuk membuat tubuh dan pikiran memperoleh kedamaian dan ketenteraman. Oleh karena itu, kita harus selalu bersyukur atas lingkungan sekitar tempat kita tinggal. Kita harus mensyukuri jodoh baik dengan semua orang sehingga kita dapat bersatu hati, memiliki cita-cita yang sama, dan menjadi ladang pelatihan yang sama. Kita harus mensyukuri semua ini.
Kita terutama harus bersyukur karena sama-sama menjadi bagian dari keluarga besar di Tiga Permata, yaitu Buddha, Dharma dan Sangha. Berkat adanya Buddha yang lebih 2.000 tahun lalu telah memilih jalan pelatihan diri ini dan membuka pintu menuju pencerahan agung, maka kita kini dapat memahami banyak sekali kebenaran sejati dan dapat memilah kondisi lingkungan luar serta menyelami batin. Karena alasan inilah kita harus senantiasa mengucap syukur pada Buddha. Buddha mengajarkan pada kita cara mengikis noda batin, dan mengubah ketidaktahuan jadi kebijaksanaan. Umat awam selalu diliputi ketidaktahuan. Setelah memiliki rasa syukur pada Buddha, maka kita harus mendekati ajaran-Nya, dan kemudian mempelajarinya dengan sungguh-sungguh. Buddha mengajarkan bahwa yang terpenting adalah kita harus membangun ikrar dengan sepenuh hati. Ada banyak cara membangun ikrar, pertama-tama kita harus berpaling dari kemelekatan pada hal-hal duniawi agar dapat membangkitkan tekad melatih diri atau yang di sebut Bodhicitta. Jika Bodhicitta kita telah terbangkitkan, maka ajaran Buddha pun akan senantiasa dekat dengan kita.
Enam Paramita meliputi :
Dana, sila, kesabaran, semangat, konsentrasi, kebijaksanaan; disebut juga Enam Kesempurnaan.
Kesabaran berarti mampu bertahan dalam kondisi yang amat sulit sekalipun. Dengan demikian, barulah hati dapat mencapai kemurnian, dan kita dapat berjalan di jalan pelatihan diri dengan keteguhan dan kegigihan.
Kita semua harus senantiasa menjaga pikiran kita serta melatih kesabaran dan keuletan. Dengan demikian, barulah kita dapat terus maju dalam jalan Bodhisattva yang lapang ini. Harap semua lebih bersungguh sungguh.
Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh – 千經萬論在於啟發慈悲 Membangkitkan Welas Asih : Aspek Utama dalam Praktik Ajaran Buddha (044)
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA :
Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva