Sanubari Teduh –  Mempertahankan Niat Baik dan Memupuk Jodoh Baik – (076)

 

Saudara se-Dharma sekalian,  setiap hari kita terus membahas tentang praktik pertobatan. Bertobat bukan sebatas pada kehidupan sekarang. Jika kita menganggap, “ Untuk apa bertobat?” “ Setelah dipikir-pikir, dalam kehidupan ini saya tak pernah melakukan kesalahan apapun terhadap orang lain.” Saya tak pernah berbuat salah, tak pernah melakukan kekeliruan,”  Untuk apa bertobat?” Saya selalu mengatakan bahwa kehidupan mencakup masa lalu, masa sekarang, dan akan datang. Meskipun pada kehidupan sekarang kita merasa tak pernah melakukan hal yang merugikan orang, tetapi kita tidak dapat memastikan bahwa di kehidupan lalu kita tidak pernah bersalah. Kita juga tak dapat memastikan bahwa dalam kehidupan ini segala yang kita ucapkan tidak pernah menyakiti orang lain, segala yang kita perbuat tidak pernah merugikan orang lain. Kita sungguh tak dapat memastikannya, karena adakalanya secara tak sengaja perbuatan dan ucapan kita  mungkin telah menyakiti orang lain. Hanya saja kita menggangap itu wajar, wajar untuk bertikai dan berargumen saat kita rasa perlu. Kita menganggap semua itu tidaklah salah. Karena merasa benar kita bersikap lantang. Inilah pemikiran awam yang menakutkan. Janganlah bersikap demikian.

 

Kita harus selalu memahami bahwa setiap perkataan yang keluar, tiada yang menciptakan karma, tiada yang bukan pelanggaran. Karena itu, kita harus selalu waspada. Karena itu, didalam sutra dikatakan; Terlebih lagi dalam kehidupan lampau mereka telah memupuk karma buruk yang tak terhingga banyaknya. Dan karma buruk ini akan terus mengikuti sang pelaku bagai bayangan mengikuti bentuk. Maka jika tidak bertobat, karma buruk ini akan semakin dalam. Kini kita harus memahami bahwa jika tidak mau bertobat maka perbuatan buruk kita di masa lalu serta akumulasi karma buruk di masa kini mungkin saja menjadi semakin bertumpuk. Karena itu syair Pertobatan menyebutkan, “Jika tidak bertobat, karma buruk akan semakin dalam.” Karena itu, sikap menutupi kesalahan tidak diizinkan oleh Buddha. Buddha tidak mengizinkan kita menutup-nutupi kesalahan. Saat menyadari kesalahan. Harus segera bertobat. Sekalipun tidak menyadari, juga harus bertobat. Jika selalu memiliki hati yang bertobat, diri kita akan menjadi seperti air. Saat  terdapat kotoran,  air dapat segera membersihkannya. Jadi pertobatan bagaikan air jernih, yang membersihkan noda batin. Tidaklah mudah bagi kita untuk selalu terbebas dari kekotoran. Karena itu, harus senantiasa dibersihkan.

 

Saat berbuat kesalahan yang merisaukan orang, sedikit pun merasa bertobat hanya menuntut untuk dimengerti orang lain, ini disebut menyembunyikan keburukan. Semakin banyak keburukan, noda batinpun semakin tebal, dan karma buruk akan semakin dalam. Hanya dengan meningkatkan kewaspadaan diri dan menyucikan batin dengan air Dharma-lah noda batin dapat di bersihkan.

 

Dengan mengakui kesalahana masa lalu, berarti menyucikan batin. Jadi, yang menyebabkan manusia terus tenggelam dalam lautan penderitaan sesungguhnya adalah sikap menutupi kesalahan. Kita harus menyesali kesalahan masa lalu, Kesalahan apapun yang dilakukan masa laluharus kita akui dengan berani secara terbuka.  “Saya salah”  “ Saya pernah melakukan ini” “Apakah Anda terluka atas ucapan saya?”  “ Jika ya terimalah permohonan maaf saya” “Saya minta maaf” Jika dapat melakukan ini, belengu di hati kita dan mereka akan terurai. Harap semua selalu bersungguh-sungguh hati.

 

Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh –  Mempertahankan Niat Baik dan Memupuk Jodoh Baik – (076)

https://youtu.be/4KEojZfxsRY

 

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva