Sanubari Teduh  – Menanam Benih Berkah akan Menuai Berkah

 

Saudara se-Dharma sekalian, setiap hari saya memiliki perasaan bahwa hidup sungguh tidak kekal. Adakalanya saat sedang membaca Sutra,  saya akan berkata pada diri sendiri, “ Hidup bagaikan embun yang jatuh di rerumputan atau lilin di tengah angin,” Hidup sungguh tidak kekal. Dalam kehidupan ini, apakah yang sebenarnya telah kita kumpulkan, dan apa yang dapat kita bawa saat meninggal ? Jika tidak ada. Pada saat meninggal kita akan sangat kesepian. Dalam teks pertobatan tertulis, terombang-ambing menanti pengampunan yang tak kunjung tiba,”Sendirian menanggung penderitaan tanpa ada yang menggantikan.”

 

Setiap orang harus memahami dengan jelas, apa yang telah kita lakukan sepanjang hidup. Jika kita melakukan perbuatan salah, maka butir-butir benih karma buruk akan tertanam di dalam kesadaran ke 8 kita. Kesadaran ke-8 ini akan berlanjut dari kelahiran ke kelahiran.

 

Diantara delapan kesadaran, kesadaran mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan pikiran disebut enam kesadaran pertama. Kesadaran ketujuh disebut Manasvijnana atau kesadaran pikiran ternoda, merupakan sumber dari keakuan. Kesadaran kedelapan disebut Alayavijnana atau kesadaran gudang merupakan tempat tersimpannya benih karma.

 

Semua benda milik kita dalam hidup ini, juga semua harta benda seperti permata yang mengiashi tubuh, sewaktu kita meninggal akan ditinggalkan di dunia ini. Saat menemui Raja Yama, tak peduli berapa tinggi jabatan seseorang, seberapa termasyur ia, atau berapa banyak pengawal yang melindunginya. Saat ajal tiba ia tak dapat membawa apa-apa. Meski hanya uang satu dolar sekalipun. Apakah yang ia miliki? Saat meninggal kita tidak membawa apa-apa selain kesadaran kita dan setumpuk benih dari perbuatan kita. Saat menghadap Raja Yama. Semua kebaikan dan keburukan kita akan tampak jelas di sana. Saat kita menjalani hidup sekarang ini, kita merasa yang sudah terjadi telah berlalu, tidak ada pengaruh yang ditinggalkan. Ada. Kita telah, melakukan dan mengatakannya.  Segala yang kita perbuat atau katakan, meski sudah berlalu dan kita tidak melihat dampaknya, namun benih karma tersebut tetap tersimpan. Walaupun perbuatan kita itu tidak di lihat orang lain  hingga tiada orang yang mengetahuinya. Namun benih perbuatan tersebut tetap tertanam dalam kesadaran kita.

 

Akibat noda dan kegelapan batin, manusia menciptakan karma buruk. Jika racun ketamakan, kebencian dan kebodohan dalam batin dapat dilenyapkan serta mengubah noda batin menjadi Bodhi, maka akan dapat menghentikan terciptanya karma buruk.

 

Jika dapat menerima dengan sukacita, saat rintangan karma muncul maka karma itu akan terkikis dan berakhir. Jika berusaha melarikan diri darinya. Maka akan menciptakan karma buruk baru sehingga timbunan karma ini menjadi bagai gunung dan membawa penderitaan yang tak berkesudahan.

 

“Langit akan membantu orang yang membantu dirinya sendiri,” Orang yang rela membantu dirinya sendiri paasti akan menemukan jalan keluar. Hanya dengan berusaha menanami ladang berkah sendiri, barulah dapat menghimpun karma baik.

 

Jadi kita hendaknya dapat memahami bahwa kehidupan ini tidaklah kekal. Saat kesadaran meninggalkan tubuh setelah kita meninggal, siapa yang dapat menemani kita ? Selama hidup di alam manusia ini, kita mungkin memiliki banyak hal. Suatu waktu saat kematian tiba  dan kesadaran kita meninggalkan tubuh, meski  disekujur tubuh ada banyak perhiasan, yang terbawa pergi hanyalah kesadaran yang menyimpan benih karma kita. Pada saat itu, perbuatan baik atau buruk akan dihadapkan pada Raja Yama. Karena itu kita perlu memerhatikan pola kehidupan kita saat ini dan merenungkan bagaimana kualitas kehidupan kita. Harap semua selalu bersungguh-sungguh.

 

Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh  – Menanam Benih Berkah akan Menuai Berkah (074) https://youtu.be/3LY1tlCULfY

 

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva