Sanubari Teduh – Menyempurnakan Jasa dan Kebajikan

 

Saudara se-Dharma sekalian, pagi-pagi buta seperti ini,  disaat yang hening seperti ini, terus terdengar burung-burung berkicau. Mendengar suara kicauan mereka, membuat saya bertanya dalam hati apakah burung-burung itu berdoa dan melakukan kebaktian pagi. Suara kicauan burung terdengar begitu alami dan murni. Kealamian dan kemurnian ini  bersumber dari ketulusan hati mereka. Saat kita melakukan kebaktian pagi setiap hari, saya percaya bahwa hati setiap orang juga sangat tulus dan murni, dan ketulusan ini berasal dari lubuk hati. Dengan ketulusan dari lubuk hati, sesungguhnya apa yang kita harapkan dan doakan ? saya rasa setiap orang memiliki harapan yang berbeda-beda.

 

Walaupun setiap orang memiliki keinginan dan menjalani arah kehidupan yang berbeda,  kita sebagai praktisi Buddhis, orang yang berlatih dijalan Buddha. Karena itu, arah tujuan kita seharusnya sama. Yang kita cari adalah jalan Bodhi. Untuk itu kita harus bertekad. Dengan demikian, barulah kita dapat berjalan dalam tekad dan jalan yang sama. Jadi, kita menjunjung Buddha, menghormati Dharma dan mempraktikannya. Inilah yang kita cari, karena ajaran Buddha membuat kita mampu memupuk pahala dan kebijaksanaan yang tak terhingga. Pahala yang tak terhingga berasal dari kerendahan hati dan prilaku penuh tata krama. Inilah karakter seorang praktisi spiritual. Inilah yang disebut jasa kebajikan. Jasa kebajikan ini timbul dari praktik Enam Paramita, Empat pikiran tanpa batas dan 37 Faktor Pendukung Pencapaian Pencerahan. Berkat berbagai jasa kebajikan dan kebijaksanaan inilah Tubuh Tathagata terelisasi.

 

Kita Perlu mengumpulkan Enam Paramita, Empat pikiran tanpa batas dan 37 Faktor Pendukung Pencapaian Pencerahan. Semua ini harus di praktikkan dalam keseharian, ketika kita menghadapi orang dan masalah. Akumulasi jasa kebajikan ini akan membantu realisasi tubuh Dharma. Jadi, akumulasi pahala dan kebijaksanaan ini akan membawa realisasi tubuh Buddha.

 

Ketika berbicara mengenai pahala, sering dianggap bahwa pahala di dapat ketika berdana. “ Anda telah berbuat banyak, pahala anda sungguh tak terhingga,” Sebenarnya pahala yang sesungguhnya tergatung pada kondisi batin kita, apakah kita dapat merendahnkan hati. Kesombongan orang timbul ketika mereka “memiliki” Ketika memiliki kedudukan, mereka menjadi sombong. Ketika memiliki banyak harta dan kedudukan,    kesombongan mereka terus tumbuh. Ini sungguh menakutkan. Dalam mempelajari ajaran Buddha, kita harus berlatih merendahkan hati. Semakin berkedudukan, terkenal dan kaya, kita seharusnya semakin mengecilkan ego. Inilah yang di maksud dengan rendah hati. Jadi dikatakan bahwa dapat berendah hati adalah jasa. Dapat menghadapi orang dan masalah, jika kita menjunjung kerendahan hati dan tata krama, maka dengan demikian, orang-orang akan menyukai kita. Mereka akan mengasihi dan menghormati kita. Inilah yang disebut “ kebajikan ”.

 

Didalam diri memiliki kerendahan hati di sebut “ jasa”,  diluar menampilkan tata krama di sebut “Kebajikan” . Dengan melatih kedua-duanya barulah jasa kebajikan menjadi semurna.

 

Memahami dan mengetahui dengan jelas segala kebenaran semesta dan kehidupan tanpa sedikit kekeliruan, inilah yang disebut “pengetahuan menyeluruh”.

 

Menyadari ketidakkekalan dan perubahan dari segala fenomena, pikiran senantiasa berada dalam kondisi murni dan damai,  inilah yang disebut memahami hakikat ”Kekekalan, kebahagiaan, aku dan kesucian”.

 

Para praktisi Buddhis sekalian, kita harus selalu sadar akan ketidakkekalan. Dalam setiap waktu, pada setiap hal maupun benda, kita harus senantiasa waspada. Di dalam harus ada kerendahan hati, diluar harus menunjukkan tata krama. Dalam menghadapi orang dan masalah, kita harus menggunakan kebijaksanaan dalam memupuk manfaat pelatihan diri kita dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, kebajikan akan diperoleh. Harap semuanya lebih bersungguh-sungguh.

 

 

Demikianlah diintisarikan dari   Sanubari Teduh – Menyempurnakan Jasa dan Kebajikan – 062 https://youtu.be/gu2pVfcmMxw

 

 

 

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA :
Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

 

 

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva