Sanubari Teduh – Mewujudkan Tanah Suci di Bumi

 

Saudara se-Dharma sekalian, pada pagi yang tenang ini, suasana lingkungan seperti ini membuat kita merasa nyaman dan damai. Akan tetapi kedamai hati baru benar-benar dapat dicapai ketika tidak noda batin dalam diri kita. Berapa lama jangka waktu kehidupan manusia ? Berapa banyak karma yang kita miliki ? Lantas, berapa banyak waktu yang kita punya untuk merasakan kedamaian ? Semua ini membutuhkan waktu. Manfaatkanlah waktu yang ada dalam kehidupan kita untuk melakukan sesuatu dengan perencanaan yang sunguh-sungguh. Jika tidak demikian, mka kita akan menghabiskan waktu dalam kegelapan batin yang menakutkan. Jika kita dapat merencanakan hidup dengan baik, maka dalam masa hidup ini,  kita akan memiliki lebih  banyak waktu untuk mencapai kedamaian hati.

 

Kita sering berbicara tentang  hukum sebab dan akibat. Pikiran kita sejak lama  telah memiliki banyak kekotoran dan menciptakan banyak karma. Baik karma baik maupun karma buruk.  Jika memiliki lebih banyak karma buruk, maka hidup seseorang akan lebih banyak menderita. Jika seseorang memiliki sedikit benih karma baik atau  benih berkah, maka saat benih karma buruk yang tertanam dalam batinnya selesai berbuah, giliran karma baiknya yang akn berbuah seiring munculnya jalinan jodoh baik.

 

Saya sering berkata bahwa melatih diri sama seperti menggarap sawah,  kita harus mengerjakannya dengan tekun. Karena itu, kita membahas tentang semangat. Semangat berarti kita harus sangat tekun menyingkirkan rumput liar dalam batin kita agar tidak ada satupun benih buruk tersebut bersemayam di dalam batin kita. Jika ada benih buruk dalam batin yang tidak berbuah dalam kehidupan ini, mungkin akan muncul dikehidupan mendatang. Intinya kita harus bersungguh-sungguh memanfaatkan kondisi yang mendukung dan jalinan jodoh baik untuk segera bertobat dengan sungguh-sungguh.  Hari ini kita menggunakan    pikiran bajik yang mendukung ini untuk memohon belas kasihan dan bertobat.

 

Setelah memahami kebenaran hukum karma, kita harus menjaga pikiran dengan waspada. Karena itu kita harus memanfaatkan  kondisi yang mendukung praktik kita dan harus bertobat dengan tulus.

 

Sebersit niat disebut benih. Jika setiap orang memiliki hati Bodhisattva, maka dengan cinta kasih, welas asih dan kebijaksanaannya akan mampu mengubah dunia yang keruh menjadi Tanah Suci.

Jadi, kondisi enam alam kehidupan,  baik alam surga, neraka, setan kelaparan, maupun alam binatang, dapat ditemukan di alam manusia. Dengan mempraktikkan sepuluh kebajikan, Anda akan terlahir di alam surga atau di alam manusia dengan kebahagiaan lebih banyak dari penderitaan. Lihatlah di dunia ini banyak juga orang yang sangat bahagia. Jika kita berkata . “ Hidup ini menderita” Mereka akan berkata “Siapa bilang? ”  “ Saya merasa hidup ini menyenangkan.” Pemikiran inilah yang kita khawatirkan. Berkah di surga saja dapat habis, apalagi berkah di alam manusia. Berkah di alam manusia juga dapat habis pada saatnya. Kehidupan ini tidaklah kekal.

 

Kekayaan materi diimbangi oleh kekayaan spritual, mengerti pentingnya bersumbangsih dengan rasa syukur, membuka hati dan membantu orang lain. Inilah kehidupan yang paling kaya.

Dapat terlahir di alam surga atau menjadi manusia yang memiliki berkah,  kita harus memanfaatkan kehidupan ini,  Alam surga tidaklah kekal, Apalagi alam manusia. Di dunia yang tidak kekal ini, kita harus memanfaatkan sebaik mungkin kondisi baik yang mendukung ini untuk mengembangkan kebajikan. Baik di alam manusia, alam surga,  maupun alam lainnya, kita harus mengenggam jodoh baik yang ada.  Untuk itu dalam kehidupan sehari-hari kita harus selalu bersungguh-sungguh hati.

 

Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh – Mewujudkan Tanah Suci di Bumi (088) https://youtu.be/vOuWsVo_orI

 

 

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva