Sanubari Teduh – 12 Mata Rantai Sebab Akibat – Bagian 2 dari 2 (319)

Saudara se-Dharma Sekalian, kita harus memercayai Ajaran Buddha. Terlebih lagi, ajaran tentang kelahiran dan kematian, Empat Kebenaran Mulia dan 12 Mata Rantai Sebab Akibat. Darimana kita lahir dan kemana kita pergi setelah meninggal dunia ? Saat terlahir ke dunia, kondisi seperti apa yang kita hadapi ? Ini semua harus kita ketahui dengan jelas. Kita sudah mengulas tentang 12 Mata Rantai Sebab Akibat. 12 Musabab itulah yang membuat kita mengalami kelahiran kembali.

12 Mata Rantai Sebab Akibat :
1. Ketidaktahuan
2. Dorongan Karma
3. Kesadaran
4. Nama dan Rupa
5. Enam Indra
6. Kontak
7. Sensasi
8. Keinginan
9. Kemelekatan
10. Eksistensi
11. Kelahiran
12. Usia tua dan Kematian

Yang pertama dari 12 Sebab Musabab ini adalah kegelapan batin atau ketidaktahuan, yaitu tertutupnya hakikat sejati oleh noda batin masa lalu sehingga kehilangan kecemerlangan, maka di sebut kegelapan batin. Ketidaktahuan ini memicu segala perbuatan kita di kehidupan masa lalu yang membuat kita berjodoh dengan orang-orang tertentu di masa sekarang ini. Saya sering berkata bahwa segala sesuatu tidak dapat dibawah serta, hanya karma yang terus mengikuti. Kita tidak dapat memilih berjodoh dengan orang tua mana. Setelah meninggal, kita akan terlahir kembali. Semua itu akibat perbuatan kita di masa lalu. Ketidaktahuan membuat kita tidak tahu kemana akan terlahir di kehidupan mendatang.

Yang kedua dari 12 Mata Rantai Sebab Akibat adalah dorongan karma, yaitu segala karma baik dan karma buruk masa lalu yang tercipta lewat tubuh dan ucapan. Segala perbuatan kita lewat tubuh dan ucapan, baik perbuatan baik maupun buruk menentukan jalinan jodoh kita dengan orang tua di masa mendatang. Semua itu karena benih benih masa lalu yang kita simpan dalam “Kesadaran”. “Kesadaran” ini akan mengikuti kita seumur hidup. Kita membawa kesadaran ini hingga kehidupan mendatang. Dengan membawa ketidaktahuan, kita terlahir di kehidupan selanjutnya tanpa bisa memilih untuk berjodoh dengan orang tua mana.

Yang ketiga dari 12 Mata Rantai Sebab Akibat adalah kesadaran. Akibat belenggu noda batin dan karma masa lalu, kesadaran ini masuk ke rahim ibu, lalu dalam sekejap, dengan keinginan sebagai benih, terbentuklah embrio; inilah kesadaran. Dalam waktu yang amat singkat, kesadaran mengikuti kita terlahir ke kehidupan mendatang. Dalam waktu singkat itu, kesadaran memasukin Rahim dengan berlandaskan pada keinginan yang penuh kemelekatan. Keinginan yang penuh kemelekatan ini merupakan benih yang kita tanam pada kehidupan sebelumnya. Karena benih yang ditanam itulah, kita berjodoh dengan orang tua di masa sekarang ini. Saat terjadi perpaduan orang tua, disanalah janin mulai terbentuk dan kesadaran kita terhubung padanya. Saat berada di rahim kita disebut sebagai kesadaran.

Yang keempat dari 12 Mata Rantai Sebab Akibat adalah “Nama dan rupa “, nama dan rupa ini belum terbentuk sempurna. Kita terlahir karena kesadaran karma. Kesadaran karma ini tidaklah terlihat. Ketidaktahuan juga tidak terlihat. Dorongan karma juga tidak terlihat, tetapi ia dapat mendorong kita melakukan sesuatu. Kesadaran juga tidak terlihat oleh kita. Segala perbuatan kita di masa lalu tersimpan di dalam kesadaran. Saat embrio terbentuk, maka kesadaran mendorong terbentuknya nama dan rupa. Nama dan rupa di sini belumlah berwujud. “Nama”di sini berarti batin. Pada Tahap ini kesadaran membentuk batin yang di sebut “nama dan rupa” Batin di sini hanyalah sebuah nama. Nama adalah batin yang tidak berwujud, sedangkan rupa adalah tubuh yang berwujud. Fase sejak embrio terbentuk hingga janin menginjak minggu kelima, dimana empat anggota gerak mulai terbentuk disebut fase timbulnya nama dan rupa.

Yang kelima dari 12 Mata Rantai Sebab Akibat adalah Enam indra. Saat memasuki usia 7 hingga 8 minggu, indra pada janin mulai terlihat jelas. Enam indra kita pun mulau terbentuk. Masa ini disebut “ enam indra “. Enam indra terbentuk perlahan. Mata, telinga, hidung, lidah, dan tubuh juga telah terbentuk. Pada masa ini, bimbingan di dalam rahim sangat penting. Jika masa dalam kandungan sang ibu selalu memiliki suasana hati yang baik dan penuh cinta kasih, maka bayi di dalam kandungan juga dapat merasakannya. Sebelum terlahir ke dunia, janin sudah mulai mendengar, merasakan, dan menerima bimbingan. Mereka sudah mulai bersentuhan dengan kondisi luar setelah enam indra terbentuk.

Yang keenam dari 12 Mata Rantai Sebab Akibat adalah Kontak, fase sejak manusia lahir hingga berusia 3 atau 4 tahun, dimana enam indra nya selalu bersentuhan dengan enam objek, tetapi masih belum memahami berbagai hal di dunia.

Yang ketujuh dari 12 Mata Rantai Sebab Akibat adalah “Sensasi”yaitu fase sejak manusia berusia 5 – 6 tahun sampai 12 – 13 tahun, manusia mulai menyadari sensasi perasaan dan membedakan yang baik dan tidak baik saat enam indra bersentuhan dengan enam objek.

Yang kedelapan dari 12 Mata Rantai Sebab Akibat adalah “Keinginan” yaitu fase sejak manusia berusia 14-15 tahun sampai 18-19 tahun yang penuh dengan timbulnya berbagai ketamakan dan nafsu keinginan masa remaja.
Yang kesembilan dari 12 Mata Rantai Sebab Akibat adalah “Kemelekatan “ yaitu fase dimana manusia terus mengejar keluar akibat berkembangnya ketamakan dan nafsu keinginan.

Yang kesepuluh dari 12 Mata Rantai Sebab Akibat adalah “Eksistensi”, yaitu kondisi dimana manusia memupuk banyak benih kelahiran kembali akibat segala perbuatan baik dan buruk yang dilakukan akibat kemelekatan. Eksis berarti ada. Demi mencapai tujuan, manusia melakukan hal yang baik dan buruk. Perbuatan baik dan buruk akan menjadi benih dan benih-benih itu akan terus terakumulasi. Semakin banyak kita berbuat baik, maka benih kebaikan akan semakin banyak terakumulasi. Inilah yang disebut “eksis”. Nafsu yang kuat juga dapat mendorong kita menciptakan karma buruk semakin lama semakin bertambah. Benih di dalam kesadaran kedelapan bermula dari sensasi yang mendorong keinginan dan kemelekatan. Demikianlah benih karma terus terakumulasi.

Yang kesebelas dari 12 Mata Rantai Sebab Akibat adalah Kelahiran, yaitu kelahiran kembali di enam alam melalui empat jenis kelahiran yang dialami makhluk hidup akibat akumulasi benih perbuatan di dalam kesadaran kedelapan dari kehidupan ke kehidupan.

Yang keduabelas dari 12 Mata Rantai Sebab Akibat adalah Usia tua dan Kematian, yaitu fase terurainya Lima Agregat pembentuk kehidupan yang terdiri atas rupa, perasaan, persepsi, dorongan karma, dan kesadaran.

Singkat kata, dari 12 Mata Rantai Sebab Akibat, mulai dari kesadaran, nama, rupa, enam indra, kontak, sensasi, keinginan, kemelekatan, hingga eksistensi dapat dikatakan terjadi dalam kehidupan sekarang. Segala perbuatan akibat kontak dalam hidup ini akan tersimpan di dalam kesadaran. Akibat adanya ketidaktahuan di dalam kesadaran, kita kembali menciptakan karma buruk sehingga benihnya menjadi ada dan kembali tersimpan di dalam kesadaran. Lalu kita semakin tua hingga akhirnya meninggal dunia. Setelah meninggal dunia, kesadaran berlanjut mengikuti karma. Inilah di sebut 12 Mata Rantai Sebab Akibat.

Saudara sekalian waktu berlalu dengan sangat cepat. Kita tahu bahwa kelahiran kembali tidak terlepas dari 12 Mata Rantai Sebab Akibat. Karena itu, kita harus bersungguh hati. Semua ini di mulai dari kegelapan batin. Kegelapan batin menimbulkan tiga aspek halus. Kontak dengan kondisi luar mengakibatkan timbulnya enam aspek kasar. Disana kita terus menciptakan karma buruk hingga akhirnya menua dan meninggal. Setelah itu, apakah kita akan kembali terlahir sebagai manusia ? Tidak Tahu. Namun kita akan tetap terlahir. Intinya, kita harus bersungguh hati dan cermat untuk merenungkan 12 Mata Rantai Sebab Akibat. Harap semuanya lebih bersungguh hati.

Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh – 12 Mata Rantai Sebab Akibat – Bagian 2 dari 2 (319) https://youtu.be/xELlz1kHsPU
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA :
Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva

Sanubari Teduh – 12 Mata Rantai Sebab Akibat – Bagian 2 (319)