Sanubari Teduh – Batin Yang Damai dan Tanpa Noda (272)

 

Saudara sekalian, mempelajari ajaran Buddha dimulai dari mendengar. Telingga sesungguhnya sangat sensitif. Semua yang baik dan buruk di dengar oleh telinga. Lihatlah, betapa banyak kerisauan dalam hidup ini . Bukankah kerisauan ini datang dari segala yang kita dengar dan membuat batin kita bergejolak ? Bagaimana suara yang kita dengar diluar, batin kitapun terpengaruh oleh suara luar atau kabar tersebut. Kadang kabar burung membuat kita keliru. Inilah kita, makhluk awam yang berdaya tangkap rendah. Ini akibat kegelapan batin. Kegelapan batin menutup indra pendengaran kita. Jadi yang kita dengar adalah suara pengganggu. Berhubung setiap orang adalah makhluk awam. Maka suara yang dilontarkan setiap orang juga dapat mengacaukan batin orang lain.

 

Jadi dalam mempelajari ajaran Buddha, kita harus mendengar Dharma. Dengan memiliki Dharma. Barulah kita dapat melenyapkan kegelapan batin. Setelah kegelapan batin dilenyapkan hakikat sejati kita akan muncul. Hakikat sejati yang murni ini adalah  Tubuh Dharma. Karena setiap orang pada dasarnya adalah bajik. Bajik berarti memiliki cinta kasih tanpa ego dan niat baik tanpa noda atau kemelekatan. Inilah yang disebut tubuh Dharma yaitu hakikat sejati setiap orang. Hakikat sejati setiap orang ini mengandung semangat welas asih Bodhisattva.

 

Hati-Nya jernih dan tenang, selalu dalam keadaan Samadhi. Kehidupan Nya tentram bersahaja, terlepas dari kondisi dan nafsu, tiada lagi terjerumus dalam pemikiran keliru
( Sutra Makna Tanpa Batas )

 

Bagaimana pun pergolakan diluar batin Bodhisattva tetap tentram dan bersahaja, tanpa pengaruh kondisi dan nafsu. Batin Bodhisattva ini sangat hening kehidupan Bodhisattva pun sangat bersahaja. Kehidupan Bodhisattva di dunia tidak lepas dari aktivitas manusia pada umumnya, tetapi kehidupan mereka sangat bersahaja. Mereka tidak gemar berfoya-foya juga tidak terpengaruh kondisi dan nafsu. Mereka juga tidak terjebak dalam permasalahan duniawi atau pun pengejaran nafsu keinginan. Sama Sekali tidak. Dengan demikian mereka bisa terbebas dari pandangan dan pemikiran keliru. Inilah adalah kondisi yang indah. Jika kita dapat membangkitkan hakekat sejati kita maka dengan sendirinya kondisi batin kita akan selalu penuh cinta kasih dan welas asih. Kondisi batin kita akan selalu berada dalam Samadhi. Hidup kita pun akan tentram bersahaja tanpa pamrih dan nafsu. Kondisi batin ini sangat murni dan sederhana. Begitu indah. Ini karena Bodhisattva bebas dari pemikiran keliru. Meski begitu banyak masalah dan gangguan diluar. Semua itu tidak mempengaruhi batin kita.

 

Tiga Kebijaksanaan :

1.   Mendengar, mendengar ajaran baik membangkitkan kebijaksanaan

2.   Merenung, sepenuh hati merenung dan berinstrospeksi secara mendalam

3.   Mempraktikkan, menjalankan praktik nyata dengan giat

 

Kita harus mendengar dengan sungguh-sungguh, setelah mendengar kita harus sungguh-sungguh merenung. Jadi mendengar Dharma dapat membangkitkan kebijaksanaan, tetapi apakah kita juga merenungkannya ? Saat bertemu suatu kondisi dapatkah kita mempraktikkan Dharma ini untuk terbebas dari masalah dan kerisauan ? Meski kita hidup di tengah dunia yang penuh gangguan dan tidak lepas dari masalah tetapi apakah pikiran dan perbuatan kita dapat lepas dari pengaruh kondisi ini ? Ini bergantung pada praktik latihan kita.  Jika tidak terpengaruh oleh segala kondisi itu, maka kita bagaikan bunga teratai yang tak tercemar meski tumbuh di lumpur. Jika mampu mewujudkan ini, inilah yang disebut ketrampilan dalam pelatihan juga di sebut kebijaksanaan dari praktik latihan. Semua orang hendaknya selalu bersungguh hati.

 

Demikianlah diintisarikan dari video Sanubari Teduh – Batin Yang Damai dan Tanpa Noda (272) https://youtu.be/zlPg5zbrFsQ

 

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva