Sanubari Teduh – Berpegang pada Jalan Mulia Beruas Delapan (476)

Video Youtube : https://youtu.be/pdb1Aj40M30

Saudara se-Dharma sekalian, waktu tak pernah berhenti dan terus bergulir. Jadi, kita semua harus bersungguh hati. Berhubung sudah bertekad mempelajari ajaran Buddha dan telah memasuki pintu Buddha, kita harus menghormati Tiga Permata. Ini karena para bhiksu atau Sramana sangat giat dan bersungguh hati untuk melatih diri. Mereka giat melatih diri untuk melenyapakan ketamakan, kebencian dan kebodohan di dalam batin. Jadi, mereka patut di hormati. Jika, terhadap praktisi ini kita tidak menaruh rasa hormat, ini tidaklah benar. Kita akan melakukan pelanggaran berat ataupun ringan yang pernah kita bahas. Demikian pula, berhubung kita ini juga melatih diri, kita harus “giat menghentikan“. “Giat” berarti giat melatih sila, samadhi dan kebijaksanaan; menghentikan berarti menghentikan ketamakan, kebencian dan kebodohan. Inilah kewajiban kita.

Sepuluh sila harus kita jalankan dan kita jaga. Inilah kewajiban yang harus kita jalankan. Jadi, dalam batin kita harus di kembangkan ketulusan, kebenaran, keyakinan, kesungguhan. Ini bukan hanya berlaku bagi insan Tzu Chi. Saya berpesan, ke dalam, kita harus mengembangkan ketulusan, kebenaran, keyakinan, kesungguhan. Ke luar kita harus mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita, keseimbangan batin. Sepertinya saya hanya mengatakan ini bagi insan Tzu Chi. Sesungguhnya para praktisi seperti kita terlebih harus mengembangkan ketulusan, kebenaran, keyakinan, kesungguhan; mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita, keseimbangan batin. Ini adalah kewajiban kita.

Jadi, kita harus menaati sila. Kita harus menjaga sila dan aturan. Kita harus berdisplin dan bertata krama di dalam tindakan kita, barulah kita bisa menyebarkan ajaran Buddha, mewariskan silsilah Dharma, serta membimbing para umat perumah tangga. Ini juga kewajiban anggota Sangha. Yang terpenting melatih diri dalam Sangha ataupun dalam rumah tangga, kita harus melatih Delapan Ruas Jalan Mulia . Pikiran tidak boleh menyimpang. Jika pikiran menyimpang, tindakan kita juga menyimpang. Agar tindakan dan perbuatan kita benar, pikiran kita harus tulus dan lurus. Jadi, pikiran harus tulus dan benar, dan penuh dengan kesungguhan. Dengan begitu tindakan kita tidak akan menyimpang.

Pikiran dan pandangan kita harus benar. Kita harus memiliki pikiran benar. Masalah di dunia sangat kompleks. Masalah antar manusia sangat banyak, termasuk segala hal di dunia ini yang kita lihat, dengar, atau kita alami dalam pikiran. Berkenaan dengan orang, masalah dan hal pemahaman kita harus benar. Kita harus sungguh-sungguh merenungkan. Jika kita hanya mendengar, lalu langsung mengira suatu itu benar; jika hanya melihat, lalu menganggap itu kenyataan, kita akan mudah terdistrosi oleh mata, telinga dan kondisi luar di sekitar kita. Kita akan mudah menyimpang. Jadi, kita harus memiliki pikiran benar, untuk menganalisis. “Orang itu berkata demikian, apa sebab maksud dan tujuannya ?’ Kita dapat melihat kondisi masa kini dan masa lalu perbuatannya di masa lalu, apakah ucapanya sesuai saat ini ? Ucapannya saat ini, bisakah dipertahankan hingga masa depan ? kita sering mendengar orang berikrar. Sesungguhnya berikrar sangat mudah. Orang zaman dahulu berkata’ “ Mudah untuk bertekad, sulit mempertahankannya . “ Jadi dalam banyak hal selain melihat penampakan luar orang, kita harus melihat tindakannya, selain mendengar ucapannya. Kita harus sungguh-sungguh mengamatinya.

Tujuan Pelatihan diri :
Berlatih Jalan Mulia Beruas Delapan;

Tubuh dan batin tidak menyimpang,
Menjaga pandangan dan pikiran benar;

Tekun dalam upaya dan tidak malas;

Ke dalam mengembangkan ketulusan,
Kebenaraan, keyakinan, dan kesungguhan;

Berpegang pada sila dan aturan.

Jalan Mulia Beruas Delapan :

  1. Pandangan Benar
  2. Ucapan Benar
  3. Pikiran Benar
  4. Perbuatan Benar
  5. Perhatian Benar
  6. Usaha Benar
  7. Penghidupan Benar
  8. Konsentrasi Benar

Delapan faktor ini jika disatukan, menjadi jalan yang lapang dan agung. Jika kita dapat melatih diri dan memasuki Jalan Mulia Beruas Delapan ini, pandangan dan pemahaman kita pasti benar. Begitupula ucapan kita. Ucapan kita selalu berisi nasihat agar orang tidak berjalan menyimpang. Begitupula pikiran kita. Praktik ajaran Buddha tak lain bertujuan untuk membersihkan noda batin. Saya sering berkata batin bagaikan cermin. Batin ini merefleksikan kondisi luar. Jika kita tak rajin membersihkannya, kondisi luar tak dapat terefleksi dengan benar. Jadi, kita harus senantiasa rajin membersihkannya. Kita tak boleh membiarkannya tertutup debu. Berhubung kita memerlukan cara untuk membersihkan kotoran batin kita kita juga harus mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama, yaitu berusaha membersihkan kekotoran batin. Jadi pemikiran ini sangatlah penting. Jika pikiran kita benar, pandangan dan pemahaman kita akan benar. Ucapan kita juga tidak akan menyimpang. Jadi, pikiran benar sangatlah penting. Kita juga harus memiliki penghidupan benar. Pekerjaan kita haruslah patut.

Berikutnya adalah perhatian benar dan usaha benar, jangan biarkan pikiran kita kerap bergejolak karena sedikit kondisi luar. Saat ada sebersit niat menyimpang, segala hal kedepannya menjadi salah. Jadi, niat kita harus senantiasa di jaga dalam perhatian benar.

Berikutnya adalah penghidupan benar. Terlahir dan hidup di dunia ini, kita harus memanfaatkan kesempatan, karena tubuh adalah sarana untuk melatih diri. Kita memiliki kehidupan dan tubuh yang sehat. Kita harus sungguh-sungguh melatih diri.

Berikutnya adalah konsentrasi. Konsentrasi berarti tidak mudah goyah. Kita harus memiliki keteguhan pikiran. Keteguhan pikiran ini bukan hanya merujuk pada praktik meditasi duduk. Di dalam kehidupan sehari-hari kita tak boleh terpengaruh lingkungan. Setelah berpikir dengan benar, kita mulai membangkitkan tekad. Sebersit tekad harus dipertahankan. Sebuah tekad harus kita pertahankan selamanya kita harus tetap teguh. Inilah konsentrasi benar. Inilah jalan Mulia Beruas Delapan.

Jadi, saudara sekalian dalam mempelajari ajaran Buddha, orang yan sepertinya melatih diri, tetapi sesungguhnya sama sekali tidak tentu sangat banyak. Karena itu kita harus memiliki pikiran benar untuk sungguh-sungguh merenungkannya, baru bisa memilah mana ajaran yang benar, mana cara melatih diri yang benar. Karena itu kita harus memiliki pikiran benar. Berlatih Jalan Mulia beruas Delapan berarti tubuh dan batin tidak boleh menyimpang. Pandangan dan pikiran harus benar. Kita juga harus berusaha dan tidak malas. Ke dalam kita mengembangkan ketulusan, kebenaran, keyakinan, kesungguhan. Kita harus menjaga sila dan aturan. Dengan demikian, kita tidak akan menyimpang. Jadi, harap semua selalu bersungguh hati.

Demikianlah dikutip dari video Sanubari Teduh – Berpegang pada Jalan Mulia Beruas Delapan (476) https://youtu.be/pdb1Aj40M30

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva