Sanubari Teduh – Cara Mengikis Karma Buruk (513)

Video Youtube : https://youtu.be/jdLjpCEY_w0

Saudara se-Dharma sekalian, dalam berbagai kehidupan, siapa yang tak luput dari kesalahan ? Kesalahan ini kebanyakan tercipta akibat tidaktahuan sejak masa lampau, entah sejak berapa lama. Tak ada orang yang bebas dari kesalahan. Jika kita bebas dari kesalahan, kita tak perlu  terlahir kembali di enam alam. Jika bebas dari kesalahan, kita tidak perlu terlahir di alam manusia dan mengalami berbagai penderitaan batin akibat ketiaktahuan. Semua ini adalah akibat jalinan jodoh yang kita buat dan karma yang kita perbuat di kehidupan lampau.

Kita sering mendengar orang berkata “Saya sangat menderita” “Harapan saya tidak tercapai”, “Saya tidak mendapat yang saya inginkan” Kita sering mendengar orang mengatakan demikian. Di dunia dari 10, ada 8 sd 9 yang tak sesuai harapan. Begitulah menurut orang-orang. Sesuatu yang tak sesuai harapan membawa penderitaan. Intinya, rintangan yang membuat sesuatu tak sesuai harapan berasal dari karma dan jalinan jodoh buruk yang terus kita ciptakan dan pupuk seejak kehidupan lampau, hanya saja saat ini kita tidak mengetahuinya.

Kita jelas-jelas tahu kita telah berbuat salah, lalu menyesal. Penyesalan ini harus diungkapkan, bukan hanya disimpan di dalam hati. menyimpan penyesalanan berarti menghukum diri sendiri. Jadi, kita harus berani  menghadapi kenyataan. Kita harus mengaku salah. Kita harus bertobat. Kita harus mengutarakan pertobatan ini dan mengakui kesalahan yang telah kita perbuat dan terhadap siapa kita telah bersalah. Jika dapat bertobat secara terbuka. Kita adalah orang yang berani. Dengan demikian, kita telah menyucikan kesalahan kita. Kerisauan batin kita telah dibersihkan. Inilah cara untuk mengikis karma buruk.

Dari kehidupan ke kehidupan, siapakah yang bebas dari kesalahan. Semua makhluk menciptakan sebab buruk tanpa sadar. Berani bertobat adalah pemurnian kesalahan dan merupakan cara untuk mengikis karma buruk.

Kita dapat membantu orang untuk melakukan sesuatu dan bersumbangsih tanpa pamrih. Meski keringat bercucuran, kita tidak merasa menderita. Melainkan bahagia karena masih memiliki kekuatan dan memiliki banyak Bodhisattva pendamping. Kita ingin membantu orang lain. Ini bukanlah penderitaan, melainkan berkah. Kita mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan: mengubah penderitaan menjadi berkah. Jadi, segalanya bergantung pada pikiran kita. Jadi, dalam mempelajari ajaran Buddha, harap kalian mentransformasi pikiran kita dari buruk menjadi baik.

Kita harus sungguh-sungguh menjaga pikiran ini. Saat kondisi batin berubah, kondisi buruk juga akan berubah. Neraka akan menjadi Tanah Suci. Kita harus ingat dan yakin akan hal ini. Sebelum membahas tentang neraka, bukankah saya sempat membahas bahwa kita harus meyakini hukum karma?  Benar. Berbagai sebab dan kondisi telah terpupuk dari kehidupan ke kehidupan. Apa yang telah kita lakukan ? Jadi, dalam lingkaran kehidupan ini, siapa yang bebas dari kesalahan ? Jangan berkata diri sendiri tidak punya kesalahan kita harus berkata. “Ada, jika tidak, bagaimana mungkin dalam kehidupan ini saya menghadapi banyak hal yang tak sesuai harapan ? “ “Bagaimana saya bisa bertemu dengan orang seperti itu?” “Bagaimana bisa banyak hal yang tak menyenangkan ? “Semua ini adalah akibat dari sebab yang kita tanam di kehidupan lampau. Kita telah menanam benih keburukan ini tanpa sadar. Jadi, kini kita harus berani bertobat. Bertobat berarti membersihkan kesalahan kita dan merupakan cara mengikis karma buruk. Kita harus yakin akan terhadap cara ini. Jadi, kita harus lebih bersungguh hati.

Demikianlah dikutip  dari video Sanubari Teduh – Cara Mengikis Karma Buruk (513) https://youtu.be/jdLjpCEY_w0

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF 
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv

 

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva