Sanubari Teduh – Cinta Kasih Memberi Kebahagiaan (490)

Video Youtube : https://youtu.be/oitYj9MW4fU

Kearifan kuno mengatakan bahwa berbakti adalah akar dari kebajikan; cinta kasih berarti memberi kebahagiaan bagi orang lain; keharmonisan atau keramahan membuat kita dapat mendekatkan diri pada orang banyak; kemurahan dan kelapangan hati dapat membina kesabaran dan mencegah pertikaian.

Saudara se-Dharma sekalian, dasar dari menjadi seorang manusia dimulai dari keluarga atau orang tua masing-masing. Pendidikan dalam keluarga atau tata krama orang tua dan anak seharusnya berisi kebajikan. Berbakti adalah dasar dari segala kebajikan. Pendidikan keluarga tak lepas dari kebajikan. Sesungguhnya kebajikan ini bergantung pada apakah dalam keluarga orang tua penuh kasih dan anak berbakti. Jika ya, pendidikan keluarga ini pasti baik. Sering dikatakan bahwa orang tua adalah contoh bagi anak.

Pendidikan yang di terima anak di rumah ialah berbakti. Jika anak dapat berbakti pada orang tua, mereka akan dapat mengasihi saudara. Jika, dapat mengasihi saudara, kelak saat bersekolah, mereka akan dapat menghormati orang yang lebih tua, yakni para guru. Mereka juga dapat mengasihi teman-teman. Kelak, saat terjun ke masyarakat, mereka akan memandang semua orang tua sebagai orang tua sendiri atau kerabat sendiri, memandang orang yang sepantaran sebagai saudara sendiri, dan memandang orang yang lebih muda sebagai anak sendiri. Semua ini harus dimulai dari pendidikan keluarga.

Berbekal pendidikan keluarga dan pendidikan formal, seseorang dapat terjun ke masyarakat. Jadi, pepatah zaman dahulu berkata bahwa segala kebajikan diawali dari berbakti. Artinya keluarga kecil adalah penentu bagi masyarakat. Jadi, kita harus mementingkanpendidikan keluarga.

Berikutnya, bersumbangsih dengan cinta kasih mendatangkan berkah. Saat sudah tumbuh dewasa, kita mulai terjun ke masyaakat. Untuk menjadikan masyarakat bagai keluarga, kita perlu mengembangkan cinta kasih. Jadi, cinta kasih ini berarti rela bersumbangsih. Jika, dapat senantiasa rela bersumbangsih. Kita dapat memberi kebahagiaan pada orang lain. Jadi, cinta kasih bisa memberi kebahagiaan. Ini bergantung pada pikiran kita. Jika batin kita lapang dan terbuka, inilah cinta kasih. Dengan batin yang lapang, kita rela bersumbangsih dan membantu orang lain.

Jadi, membantu orang lain berarti kita menciptakan berkah di dunia dan memberi kebahagiaan bagi orang-orang. Kemudian, kita juga membutuhkan keharmonisan. Di tengah masyarakat. Jika semua orang sangat harmonis atau dapat mengembangkan keharmonisan, kita akan dapat mendekatkan diri pada semua orang. Kita akan dapat mudah bergaul dengan banyak orang. Orang-orang juga dapat menyambut kita. Ini karena kita berhasil menjadi orang. Kita ramah terhadap orang lain. Karena itu, kemanapun kita pergi, selalu diterima orang lain. Jadi, kita harus memupuk keharmonisan. Jika keluarga harmonis, segala hal akan berkembang. Jika manusia harmonis, segala sesuatu akan tercapai. Jadi, keharmonisan ini sangat penting di miliki dalam hubungan antar manusia di masyarakat. Kita harus belajar untuk harmonis dan bersikap ramah. Jadi, keharmonisan sangatlah penting.

Berikutnya kemurahan hati. Kemurahan hati sama dengan cinta kasih. Memiliki kemurahan hati berarti kita dapat mengalah dalam hubungan antarsesama. Dalam aksara tionghoa “ Kemurahan hati ” atas huruf “ dua ” dan “ manusia ”. Dalam hubungan antar manusia, kita harus dapat mengalah. Mengalah berarti berlapang dada. Hati kita harus lapang dan bisa bertoleransi. Dengan kesabaran ini, tiada pertikaian. Jika batin kita sangat lapang. Masalah apakah di dunia yang tak dapat kita hadapi dengan sabar ? Jika kita dapat bersabar. Tanpa merasa sedang bersabar, kesabaran ini menjadi sesuatu yang alami.

Dalam berbagai masalah di dunia, kita tidak merasa sedang menahan diri. Kita harus bersabar tanpa merasa bersabar. Bersabar tanpa merasa bersabar dan menahan diri bedanya sangat jauh. Menahan diri berarti kita hanya mengalah sebentar. Namun level mengalah kita sangat sempit. Kita dengan akan merasa “Saya cukup bersabar sampai saat ini” “Saya tidak ingin mengalah lagi” Jadi, menahan diri adalah bumerang. Saat ia berbalik, kekuatannya sangat besar, dan bisa membuat luka yang lebih besar.

Dalam melatih diri, kita harus punya kesabaran. Setelah bersabar, ketrampilan kita meningkat dan merasa semua yang berlalu bukan apa-apa. Semuanya sangat mudah, seperti orang dewasa yang punya tenaga besar mengangkat seember air. Ember akan terangkat dengan begitu mudahnya. Sebaliknya anak kecil, dengan tenaga kecil bahkan mungkin tidak bisa menggerakkan ember itu sama sekali. Intinya, manusia harus melapangkan hati agar dapat bersabar dan mengalah. Dengan hati yang lapang ini, tiada pertikaian dengan orang lain.

Saudara sekalian, mempelajari ajaran Buddha berarti melatih pikiran. Jika di dalam pikiran ada kebajikan, rasa baki, cinta kasih, keharmonisan dan kemurahan hati, hal apalagi di dunia ini yang akan menyulitkan kita. Jadi kita harus sungguh-sungguh belajar. Kita harus terjun ke tengah masyarakat. Kita harus mengutamakan kebajikan, memberi kebahagiaan dengan cinta kasih, bergaul dengan harmonis, dan mengurai pertikaian dengan kemurahan hati. Inilah yang harus kita pelajari.

Ditengah masyarakat, utamakan kebajikan. Bawalah kebahagiaan dengan cinta kasih; bawalah keharmonisan dalam pergaulan, urailah pertikaian dengan kemurahan hati. Mempelajari ajaran Buddha tak lain adalah mempelajari pikiran.

Saudara sekalian, kita harus sungguh-sungguh mengunakan tubuh kita dan jalinan jodoh yang kita miliki untuk saling memicu dan saling mendukung di dalam ladang pelatihan ini. Kita harus memupuk kebiasaan baik dan jangan melakukan kesalahan. Kita harus selalu meningkatkan kewaspadaan, di mulai dari diri sendiri, sekeliling kita, hingga yang lebih luas, bahkan masyarakat. Kita harus memupuk kebiasaan baik. Jika terhadap orang lain, kita memiliki rasa tidak puas, kita harus segera mengingatkan diri dan bertobat. Saat pikiran bertobat timbul, niat jahat akan lenyap, kebiasaan baik akan terpupuk. Dengan begitu, dalam kehidupan ini, dan kehidupan – kehidupan selanjutnya, ketrampilan ini akan terus mengikuti kita dari kehidupan ke kehidupan, kita selalu menjalin jodoh baik di mayarakat. Sebelum mencapai kebuddhaan, kita harus terlebih dahulu menjalin jodoh baik. Jadi, cinta kasih dan kemurahan hati adalah akar dari kebajikan. Jadi, harap semua senantiasa selalu bersungguh hati.

Demikianlah dikutip dari video Sanubari Teduh – Cinta Kasih Memberi Kebahagiaan (490) https://youtu.be/oitYj9MW4fU

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva