Sanubari Teduh – Cita Rasa Dharma Menumbuhkan Keluhuran (460)

Video Youtube : https://youtu.be/b67veDw0Z7M

Saudara se-Dharma sekalian, dalam mempelajari ajaran Buddha, kita harus mendengar, merenungkan dan mempraktikkan Dharma. Jika kita dapat senantiasa mendengar ajaran Buddha, hati kita dengan sendirinya akan terjaga keheningannya. Ini karena kita memahami kebenaran. Setelah kita memahami kebenaran, segala masalah didunia tidak akan menggangu kita. Ini karena kita memahami segala Dharma. Ini di dapat dari mendengar Dharma.

Mendengar Dharma dengan sukacita, Dharma meresap ke dalam hati, cita rasa Dharma menumbuhkan keluhuran dan mengembangkan jiwa kebijaksanaan.

Karena itu saat mendengar Dharma, kita harus bersungguh hati. Jika kita tidak bersungguh hati, maka meski setiap hari kita duduk disini dan saya berbicara sungguh-sungguh di sini, tanpa kesungguhan hati kita semua , kita hanya sebatas mendengar saja. Dalam mendengar, indra telingga makhluk awam cenderung banyak mendengar hal-hal duniawi. Setelah mendengarnya, orang-orang malah menambah noda batin. Orang-orang membangkitkan kecurigaan atau pikiran yang tidak benar. Sambil mendengar, mereka sambil menambah kerisauan. Jika demikian, mungkinkah hati tenang ? jadi kita harus mendengar Dharma dengan tekad untuk melatih diri.

Jika tekad melatih diri teguh, suara manakah yang bukan suara Dharma ? Sesungguhnya, jika kita memiliki tekad melatih diri yang teguh , segala sesuatu di dunia ini mengandung suara Dharma dan membuat kita bersuka cita. Jadi, suara Dharma meresap ke dalam hati. Saat kita melihat segala sesuatu di alam , seperti angin yang meniup pepohonan saat matahari belum terbit, yang ada hanya cahaya lampu. Angin sepoi-sepoi berembus dan pohon-pohon bergoyang tertiup angin. Bayangan pohon terpantul pada dinding. Meski langit masih gelap, tetapi suara angin dan bayangan pohon tetap dapat membuat kita merasakan keluhuran alam dan keindahan dari segala sesuatu. Rasa syukur pun bangkit. Kita bersyukur bahwa hidup di bumi ini, kita merasakan perbedaan siang dan malam. Pada siang hari, kita dapat melihat berbagai hal dengan jelas dengan jarak pandang yang jauh. Kita bisa melihat banyak benda dan merasakan suasana yang lapang. Namun, di malam hari seperti saat matahari belum terbit, langit sangat gelap. Namun, di kondisi gelap ini, terasa sebuah kondisi yang hening dan sangat tenang. Kita merasa alam sangat luas dan penuh dengan energi kehidupan.

Jadi, dengan adanya cita rasa Dharma, batin kita akan terbebas dari kerisauan. Kita merakan sukacita Dharma dan kebahagian Dhyana. Jadi, cita Dharma ini akan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kita. Bukankah kita berharap jiwa kebijaksanaan kita bertumbuh ? waktu dan hari terus berlalu. Usia juga terus bertambah. Sesungguhnya kehidupan kita juga semakin menua. Hanya jiwa kebijaksanaan yang jika dibangkitkan akan senantiasa baru, terus bertumbuh dan tak akan menua. Ia tidak akan layu. Selamanya selalu segar dan baru. Mengenai kebijaksanaan, banyak hal di dunia ini yang belum kita pahami atau kita ketahui. Masih banyak hal yang belum kita tahu. Jadi, jiwa kebijaksanaan akan terus bertumbuh. Ini karena kita telah menenangkan batin.

Setelah bertekad untuk berjalan di jalan Buddha, kita tentu harus mendengar ajaran Buddha dengan hati yang hening. Dengan demikian kebijaksanaan kita akan terus bertumbuh. Kita harus mendengar Dharma dengan penuh sukacita. Jika batin kita tenang dan hening, maka segala sesuatu di dunia atau segala permasalahan juga dapat kita lihat dengan jernih. Apalagi yang kita risaukan ? Dapatkah kerisauan menggangu batin kita ?

Jadi, sebelumnya kita sudah membahas tentang Sepuluh Kekuatan Buddha. Ini adalah sepuluh jenis kebijaksanaan yang membawa kekuatan dan pengetahuan yang jernih. Kekuatan ini tidak ternoda sedikitpun. Setelah membahas sepuluh kekuatan, kini kita akan membahas Lima Pengetahuan.

Semoga berkat pahala dari pertobatan indra pikiran, pikiran ini dapat merealisasi sepuluh kekuatan dan mencapai lima pengetahuan.

Lima Pengetahuan :

  1. Bahasa
  2. Ketrampilan dan seni
  3. Pengobatan
  4. Logika
  5. Pengetahuan Batin

Dalam melakukan apapun, kita harus memahami dengan jelas apakah itu seharusnya dilakukan ataukah tidak patut dilakukan. Jika tidak mengenal diri sendiri bagaimana mengenal orang lain ? Kita tidak boleh tidak memahami diri sendiri. Ada ungkapan berbunyi, “ Jernih tanpa noda luar dalam “ Batin kita sendiri harus sangat jernih. Berhubung telah memasuki praktek agama, kita harus menyucikan batin kita. Jika, batin tidak jernih, bagaimana kita menghadapi kondisi luar? Jika batin tidak disucikan, bagaimana kita menyucikan orang lain ? Jika kita tidak membimbing diri sendiri, bagaimana membimbing orang lain ? Jadi kita harus bisa “Jernih tanpa noda luar dalam” Untuk itulah kita mendalami agama. Agama bertujuan agar kita kembali pada hakekat sejati. Jadi setiap agama seharusnya mengajarkan kepada kita untuk membawa manfaat bagi sesama. Untuk memiliki cinta kasih kepada sesama, tentu kita harus terlebih dahulu mengasihi diri sendiri. Artinya, kita harus menyayangi batin kita. Jangan biarkan batin kita kacau. Jangan biarkan tindakan kita salah. Inilah tujuan mempelajari agama Buddha. Jadi, sepuluh kekuatan dan lima pengetahuan harus kita pahami dengan jelas . Untuk itu, harap semua selalu bersungguh hati.

Demikianlah dikutip dari video Sanubari Teduh – Cita Rasa Dharma Menumbuhkan Keluhuran (460) https://youtu.be/b67veDw0Z7M

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva