Sanubari Teduh – Delapan Belas Keistimewaan – Bagian 1/4 (298)
Saudara se-Dharma sekalian, praktisi berharap melenyapkan kesesatan dan mencapai kesadaran. Jadi, inilah perbedaan orang awam dan sadar. Orang yang sadar tidak tersesat, tidak terjerumus dalam pandangan salah. Orang baik tidak bersekutu dengan yang jahat sehingga pikiran buruk tidak menodai hatinya. Ini karena ketamakan tidak merasuki batin. Manusia berbuat jahat karena batinnya penuh ketamakan dan nafsu. Orang yang luhur tidak akan diliputi ketakutan. Kualitas luhur kita, jika dapat mendekati tingkatan “Yang Sadar” maka tidak akan ada lagi ketakutan.
Tujuan melatih diri adalah mencapai kualitas tertinggi yang bebas dari ketakutan. Kita tidak dapat mencapai kualitas tertinggi akibat kebencian dan kebodohan. Jika tidak terjebak dalam kebencian dan kebodohan, secara alami kita akan mendekat pada kualitas tertinggi. Jadi, orang bijak tidak terjebak oleh nafsu keinginan. Nafsu keinginan membuat kita tersesat, membuat kita dekat dengan kejahatan, dan membuat kita kehilangan kualitas luhur. Semua ini karena tidak adanya kebijaksanaan. Jika kita dapat mencapai kebijaksanaan, dengan sendirinya segala nafsu tak akan muncul. Ini berarti kemurnian.
Buddha menyaksikan bahwa berbagai kekeliruan telah menyebabkan penderitaan di dunia. Akibat terakumulasinya berbagai faktor, maka terjadilah penderitaan. Sejak saat itu, kebenaran ini mulai diwariskan. Di dalam sutra dikatakan bahwa jika kita dapat memahami 12 Aplikasi (Pembabaran Empat Kebenaran Mulia sebanyak tiga kali), maka kita akan menyempurnakan 18 Keistimewaan. Apa yang dimaksud 18 Keistimewaan?
18 Keistimewaan adalah pengetahuan sempurna dan batin para Buddha yang menempatkan kualitas luhur, tanpa ketakutan di luar. Segala pahala kebijaksanaan unggul ini tidak di miliki makhluk awam. Buddha telah mencapai kualitas luhur tertinggi. Meskipun Buddha terus mengajarkan praktik Bodhisattva, tetapi sesungguhnya Bodhisattva masih memiliki noda batin halus sehingga belum setara dengan Buddha.
Intinya 18 Keistimewaan ini juga belum dicapai sepenuhnya oleh Bodhisattva. Karena Bodhisattva masih memiliki noda batin yang belum diputus, apalagi praktisi Dua Kereta, yakni Sravakha dan Pratyekabuddha, tentu lebih jauh di bawah Buddha. Terlebih lagi makhluk awam, tidak perlu dibahas. Keluhuran di dalam diri Buddha telah sempurna dan penuh. Karena itu beliau mampu menampakkan kualitas sempurna di luar. Jadi inilah Keistimewaan Buddha yang berbeda dari Bodhisattva dan makhluk-makhluk di bawah-Nya. Karena itu di sebut 18 Keistimewaan. Sesungguhnya, apa saja Keistimewaan tersebut ?
18 Keistimewaan :
Yang pertama dari 18 Keistimewaan :
Sejak berkalpa-kalpa yang lampau Buddha selalu mengembangkan Sila, Samadhi, kebijaksanaan, cinta kasih dan welas asih lewat tubuh-Nya. Segala pahala ini telah sempurna sehingga segala noda batin dapat diakhiri. Ini disebut Tubuh tanpa cela.
Yang Kedua dari 18 Keistimewaan :
Buddha telah menyempurnakan kebijaksanaan dan kefasihan. Segala Dharma yang di babarkan selalu sesuai dengan daya tankap semua makhluk sehingga mereka mampu mencapai pencerahan. Ini di sebut Ucapan tanpa cela
Yang Ketiga dari 18 Keistimewaan :
Buddha telah mengembangkan Samadhi yang dalam, batin-Nya tidak kacau dan tak melekat pada apapun sehingga mencapai kedamaian tertinggi. Ini disebut Pikiran tanpa cela.
Yang Keempat dari 18 Keistimewaan:
Buddha membimbing semua makhluk dengan setara, tidak membedakan atau memilih-milih. Ini di sebut pikiran tanpa diskriminasi.
Yang Kelima dari 18 Keistimewaan:
Dalam segala aktivitas berjalan, berdiam, duduk ataupun berbaring, Buddha tidak lepas dari Samadhi yang dalam, ini disebut pikiran tidak lepas dari Samadhi.
Yang Keenam dari 18 Keistimewaan :
Terhadap segala Dharma, Buddha mampu mengetahui dan melepas. Tiada satu pun yang tak mampu diketahui dan di lepas ini disebut Mahatahu dan mampu melepas.
Yang Ketujuh dari 18 Keistimewaan :
Buddha telah menyempurnakan segala kebajikan, selalu ingin menyelamatkan semua makhluk tanpa merasa jemu. Ini di sebut kehendak tidak kurang.
Mempelajari ajaran Buddha berarti meneladani segala kualitas Buddha, baik tubuh, ucapan, pikiran maupun ketenangan dan keteguhan batin-Nya. Sekacau apapun kondisi di luar. BatIn-Nya tetap sangat teguh. Sekeras apapun watak semua makhluk, cinta kasih-Nya tetap tidak berkurang. Inilah tekad dan ikrar-Nya. Kita harus ingat bahwa setelah tujuh faktor ini, masih ada sebelas lainnya. Harap semua lebih bersungguh hati.
Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh – Delapan Belas Keistimewaan – Bagian 1/4 (298) https://youtu.be/icZYsWOEiPo
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva