Sanubari Teduh – Delapan Kekeruhan (199)
Video Youtube : https://youtu.be/C7ooPzlx1cs
Saudara se-Dharma sekalian, kondisi sekeliling kita, begitu hening dan jernih, tetapi kondisi batin manusia entah apakah memiliki tekad yang luhur. Kita sering membahas “tekad yang luas dan luhur, teguh tak tergoyahkan dalam masa miliaran kalpa”. Ini kondisi batin abadi yang ingin di capai oleh setiap praktisi Buddhis. Kekalan, kebahagiaan, Aku dan kesucian Buddha adalah kondisi yang ingin kita capai. Lewat setiap hal yang kita ditemui, kita bisa memasuki kekekalan, kebahagiaan, Aku dan kesucian atau yang disebut kondisi yang hening dan jernih. Untuk itu setiap praktisi Buddhis harus memiliki tekad yang luas dan luhur serta teguh tak tergoyahkan.
Jadi, hati kita harus senantiasa murni dan jernih. Hati makhluk awam masih belum benar-benar bebas dari kegelapan batin sehingga tidak dapat memahami kebenaran yang murni dan abadi. Karena itu, dengan cara menapaki jalan Bodhisattva yang lurus dan lapang. Dengan hati yang tidak tercemar, kita harus terjun ke tengah umat manusia. Ditengah keduniawian ini, hati kita jangan terpengaruh oleh pandangan makhluk awam. Meski hidup di tengah keduniawian, hati kita harus bebas dari kekeruhan. Bagaimana agar kita bisa terbebas dari kondisi makhluk awam yang tidak bersih dan penuh kekeruhan ? Kita harus bersungguh-sungguh melatih diri.
Adakalanya menciptakan segala karma buruk akibat Delapan Kekeruhan.
Delapan Kekeruhan :
- Tidak Menghormati Buddha
- Tidak Menghormati Dharma
- Tidak Menghormati Sangha
- Tidak berbakti Orang Tua
- Tidak Menghormati Guru
- Tidak membantu fakir miskin
- Tidak Merawat Orang Sakit
- Tidak iba terhadap penderitaan hewan
Delapan kekeruhan adalah delapan jenis noda batin. Noda ini adalah kotoran yang mencemari pikiran kita. Apa yang dimaksud kekotoran batin? Kita semua tahu bahwa manusia sering kali terbuai oleh nafsu keinginan sehingga menyebabkan kegelapan batin membelenggu kita. Karena pikiran kita terbuai oleh berbagai jenis nafsu keinginan, maka timbullah noda batin. Jadi kekeruhan timbul karena batin kita telah tercemar oleh berbagai kotoran.
Delapan kekeruhan ini hanyalah delapan bagian besar dari berbagai jenis kekotoran batin, yang kita sebut kekeruhan. Sesungguhnya Delapan Kekeruhan ini bisa dibagi lagi menjadi banyak jenis. Manusia memiliki 84.000 noda batin. Namun secara garis besar, kita membaginya menjadi 8 jenis, ada orang yang bukan hanya tak menghormati Tiga Permata, tetapi enggan melafalkan dan membabarkan ajaran, bahkan memiliki pikiran yang buruk. Artinya, hati mereka tidak memiliki keyakinan. Karena tidak memiliki keyakinan, maka mereka enggan memberi hormat. Jadi, dari tubuh, ucapan dan pikiran, selain tidak menunjukan keyakinan dan tidak mau memberi hormat, mereka juga berpikiran buruk. Ini karena tubuh, ucapan dan pikiran mereka telah tercemar. Tanpa hati yang murni dan jernih, maka tubuh, ucapan dan pikiran kita akan tercemar oleh tiga jenis kekeruhan.
Kekeruhan yang Keempat adalah tidak berbakti pada orang tua. Kita harus tahu darimana tubuh kita berasal. Kita terlahir ke dunia dengan membawa benih karma dan jalinan jodoh dengan orang tua. Setelah sperma dan telur orangtua berpadu. Kita dikandung dalam rahim ibu, hingga akhirnya terlahir ke dunia ini. Orang yang hidup sesuai kebenaran akan tahu berbakti kepada orang tua. Orang tua berkorban untuk anak-anaknya tanpa keluh kesah dan penyesalan. Sebagai anak yang mematuhi kebenaran, kita harus tahu membalas budi orangtua.
Kekeruhan yang kelima adalah tidak menghormati guru. Kita harus tahu bahwa orang tua melahirkan dan membesarkan kita. Setelah tumbuh besar, kita berkeluarga dan meniti karier. Untuk bisa mencari nafkah, kita mulai bersekolah sejak kecil. Guru mendidik kita bagaimana memilih jalan hidup yang benar. Mereka menunjukkan jalan yang benar kepada kita.
Jika terdapat kekeruhan dalam batin sehingga tidak mau menghormati guru, kita tidak akan dapat menyerap ajaran. Jika demikian, keberhasilan sulit tercapai.
Yang keenam adalah tidak menolong fakir miskin. Inilah kekeruhan batin keenam. Mengapa manusia tak mau menolong fakir miskin? Karena hati mereka dipenuhi ketamakan, maka mereka kurang memiliki cinta kasih. Mereka selalu menimbun harta, sebanyak apapun tak pernah cukup. Karena selalu merasa kurang, maka dalam hati mereka juga kurang cinta kasih. Mereka miskin secara spiritual. Dengan adanya ketamakan batin mereka akan miskin. Oleh karena itu, mereka tidak rela membantu fakir miskin.
Jika batin penuh ketamakan dan kurang cinta kasih, maka kita tak akan dapat menolong fakir miskin. Dapat membersihkan kekeruahn batin dan bertekad membantu orang yang kekurangan, inilah yang disebut hidup sesuai kebenaran.
Yang ketujuh adalah tidak mau merwat orang sakit. Kita tahu kehidupan penuh penderitaan. Penderitaan terberat adalah penyakit. Alangkah baiknya jika terhadap orang sakit kita dapat menumbuhkan belas kasih, memberi perhatian dan bantuan.
Yang kedelapan adalah tidak iba terhadap penderitan hewan, Bayangkan binatang sangat menderita, dalam ajaran Buddha adalah satu dari tiga alam rendah. Karena itu manusia harus berbelas kasih pada hewan tanpa pandang bulu. Buddha berkata makhluk kecilpun memiliki hakikat kebuddhaan. Dapat sungguh-sungguh menghormati semua kehidupan inilah cinta kasih yang harus dikembangkan praktisi Buddhis.
Kekeruhan yang kita bahas ini berkaitan dengan ladang Budi Luhur, ladangn penghormatan dan ladang welas asih. Ladangan Penghormatan adalah Tiga Permata. Ladang Budi luhur adalah orang tua dan guru. Tiga kekeruhan terakhir adalah berkaitan dengan ladang welas asih, yakni fakir miskin, orang sakit dan semua makhluk.
Yang perlu kita lakukan adalah menjadi Bodhisattva dunia yang mengarap ladang berkah sepenuh hati. Untuk itu, harap semua orang dapat sepenuh hati menggarap ladang batin masing-masing. Kita semua harus selalu bersungguh hati.
Demikianlah diintisarikan dari Video Sanubari Teduh – Delapan Kekeruhan (199) https://youtu.be/C7ooPzlx1cs
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva