Sanubari Teduh – Delapan Penderitaan Bagian 1 (200)
Video Youtube : https://youtu.be/vPAImKCDGnE
Saudara se-Dharma sekalian, setiap hari matahari terbit dan terbenam. Hari-hari terus berlalu begitu saja. Akan tetapi saat matahari terbit, orang-orang yang bangun pagi dapat merasakan suasana pagi yang hening dan segar. Jika kita mengerti untuk memanfaatkan waktu dan bisa bangun pagi, maka kita dapat menikmati kondisi indah itu. Jadi kita harus menggengam waktu yang ada. Demikian dengan manusia pada umumnya. Kita harus memanfaatkan nyawa kita. Tak peduli seberapa panjang usia kita, tak peduli sepanjang usia kita dari lahir hingga meninggal kita mengalami kebahagiaan atau penderitaan, kita harus memahami dengan sepenuh hati bagaimana cara untuk bahagia dan apa sumber penderitaan. Di dalam kehidupan kita ini, kita harus memahami ini dengan jelas. Dalam melewati kesehariaan, ada orang yang sangat sembrono dan tidak tahu cara memanfaatkan waktu. Waktu mereka berlalu begitu saja. Hidup pun menjadi sia-sia. Hanya karma yang mengikuti kita dari waktu ke waktu. Begitulah makhluk awam melewati hari-hari.
Jika kita ingin melatih diri, maka kita harus melewati hari dengan jelas, tidak membiarkan hari berlalu sia-sia selama kehidupan berlangsung. Jadi, seumur hidup ini, begitu banyak penderitaan yang dianggap makhluk awam sebagai kebahagiaan. Mereka tidak menyadari penderitaan itu. Praktisi ajaran Buddha harus meyelami dimana letak sumber penderitaan manusia. Apakah yang benar-benar membawa kebahagiaan? Mari kita renungkan jenis-jenis penderitaan. Setiap orang tidak terhindar dari penderitaan. Secara garis besar ada 8 jenis penderitaan.
Delapan Penderitaan :
- Lahir
- Tua
- Sakit
- Mati
- Berpisah dengan yang di kasihi
- Berkumpul dengan yang di benci
- Keinginan Tidak terwujud
- Penderitaan akibat Lima Agregat
Yang pertama dari Delapan Penderitaan adalah Derita Kelahiran. Saat berada di dalam rahi, janin bagai tinggal di penjara yang tidak bersih. Saat lahir, bagian luar tubuhnya mengalami sakit bagai di sayat-sayat. Inilah Derita kelahiran.
Yang kedua dari Delapan penderitaan adalah derita usia tua, terdiri atas :
- Pertumbuhan
Manusia bertumbuh dari kecil hingga dewasa, kemudian beranjak tua; tenaga melemah, gerakan tidak lagi leluasa. - Pelapukan
Saat penuaan terjadi; kebugaran menurun, ajal semakin dekat, tubuhpun semakin lapuk.
Yang ketiga dari Delapan Penderitaan adalah derita penyakit, meliputi penyakit fisik dan batin
Yang keempat dari Delapan Penderitaan adalah derita kematian, disebabkan oleh dua hal :
- Berakhirnya Usia secara alami:
Kematian yang disebabkan oleh penyakit - Berakhirnya usia disebabkan oleh faktor luar:
Kematian yang disebabkan oleh faktor luar yang buruk atau bencana.
Banyak penderitaan di dunia ini, ada derita kelahiran, usia tua, penyakit dan tentu saja kematian, Apakah kematian adalah penderitaan ? Sesungguhnya perjuangan melawan penyakit diantara hidup dan mati, itulah yang paling menderita. Itu karena manusia suli melepaskan.
Jika dari sekarang kita mulai belajar untuk merelakan dan melepas, maka saat ajal tiba. Batin kita akan mampu melepas dan kita hanya seperti tertidur. Jika setiap hari kita melakukan hal-hal yang membuat hati kita tenang, maka saat ajal menjemput, kita dapat tidur dengan tenang. Saat kesadaran terpisah dari tubuh fisik, ia akan sangat bebas. Yang ditakutkan adalah kita tidak mampu melepas. Jika demikian maka saat kesadaran terpisah dari tubuh, kita akan sangat menderita. Intinya, kita harus belajar tentang kelahiran dan kematian. Kita harus belajar agar saat dilahirkan, kita tidak membawa benih yang tidak murni. Kematian juga harus dipelajari . Kita harus belajar cara menjalani hidup ini, cara menghadapi orang dan masalah. Dan cara memelihara kebiasaan baik, agar saat ajal tiba, kita tidak lagi melekat dan tidak terbelenggu noda batin sehingga dapat mengucapkan selamat tinggal dengan tersenyum kepada semua orang dan berjanji untuk kembali ke alam manusia sebagai praktisi jalan Bodhisattva di dalam keluarga Bodhisattva. Jika dapat melakukan ini maka batin kita akan damai. Kita dapat datang dan pergi dengan bebas. Untuk itu, kita harus menggengam kehidupan ini untuk mempelajari cara menghadapi manusia, hal dan segala sesuatu. Prinsip kebenaran ini paling penting. Saudara sekalian, semoga kita dapat selalu bersungguh hati.
Demikianlah diintisarikan dari Video Sanubari Teduh – Delapan Penderitaan Bagian 1 (200) https://youtu.be/vPAImKCDGnE
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva