Sanubari Teduh – Delapan Penderitaan Bagian 2/8 (201)

 

Video Youtube : https://youtu.be/o-w9juhusFU

 

Saudara se-Dharma sekalian,   setiap hari kita berada ditempat yang sama. Kita sering berkata tentang ketidakkekalan. Suara yang masuk ke dalam hati juga tidak kekal. Bagaimana agar Dharma dapat selalu ada dalam hati?. Tentu saja kita harus dapat menyerapnya ke dalam hati dan sungguh-sungguh memahaminya. Dengan menyerap Dharma ke dalam hati, barulah hati kita bisa sangat jernih dan murni. Kita harus mendalami semua ajaran Buddha. Dengan memiliki semangat ini, baru kita bisa memperoleh manfaatnya. Setelah menyerap Dharma ke dalam hati, baru kita bisa mewujudkannya lewat tindakan nyata. Setelah dipraktikkan lewat tindakan,  barulah Dharma itu bisa kita pahami secara mendalam dan menjadi bagian dari diri kita. Jika tidak, meski sudah banyak mendengar, semuanya akan berlalu begitu saja. Jadi, saya harap setiap orang memiliki semangat untuk mendalami Dharma. Selain mendalaminya, kita juga harus melakukan tindakan nyata untuk merasakannya secara langsung sehingga Dharma bisa meresap ke dalam hati kita.

 

“ Dengan bersemangat untuk mendalami Dharma dan mempraktikannya secara nyata, barulah Dharma bisa kita pahami dan menjadi bagian dari diri kita “

 

Kita sering mengulas tentang pikiran. Mengenai pikiran, pikiran yang keliru juga bermula dari sebersit niat . Pikiran yang keliru atau pikiran yang tercemar, sama-sama bersumber dari sebersit niat. Ini karena setiap orang dan segala hal yang kita temui telah mencemari pikiran kita. Mengenai penderitaan, penderitaan terdiri dari delapan jenis. Empat jenis penderitaan pertama adalah lahir, tua, sakit dan mati. Kita semua sudah mengetahui tentang ini. Semua itu adalah bagian dari hukum alam.

 

Delapan Penderitaan :

  1. Lahir
  2. Tua
  3. Sakit
  4. Mati
  5. Berpisah dengan yang di kasihi
  6. Berkumpul dengan yang di benci
  7. Keinginan Tidak terwujud
  8. Penderitaan akibat Lima Agregat

 

Kita lahir dengan membawa karma dari kehidupan lampau. Dengan adanya jalinan jodoh dengan orang tua maka dari perpaduan sperma dan telur orang tua, kita terlahir ke dunia. Penderitaan dimulai dari sejak kita lahir. Karena itu, saat baru terlahir kedunia, suara pertama yang dikeluarkan adalah tangisan. Ini menandakan penderitaan. Setelah terlahir ke dunia kondisi tubuh kita juga mengalami perubahan hingga perlahan-lahan kita tumbuh dewasa. Selama proses pertumbuhan, sesungguhnya batin dan fisik kita saling memengaruhi. Ini yang disebut kekuatan karma. Inilah tubuh karma kita. Bagi orang yang melatih diri pada kehidupan lampau, mereka akan membawa tabiat baik hingga ke kehidupan ini. Lihatlah ada orang yang bertemperamen baik. Orang selalu berkata “ Dia memiliki pelatihan diri yang baik”  ya, karena dia membawa tabiat baik dari kehidupan lampau. Mereka senantiasa bersyukur terhadap setiap orang dan hal. Benih rasa syukur yang tersimpan dalam kesadaran kedeapan ini mereka bahwa dari kehidupan lampau. Karena itu pada kehidupan ini, mereka sangat bersyukur terhadap orang tua mereka. Tentu saja mereka juga memiliki jalinan jodoh yang baik dengan orang tua.

 

“ Mempelajari ajaran Buddha bukan sebatas pada kehidupan ini saja. Untuk mengetahui benih apa yang ditanam pada kehidupan lampau, lihatlah buah yang kita tuai pada kehidupan ini. Untuk mengetahui buah yang akan kita tuai di kehidupan mendatang, lihatlah perbuatan kita pada masa kini. Karena itu, semasa hidup diantara kelahiran dan kematian, kita harus sangat hati-hati “

 

Derita penyakit fisik :

Penyakit fisik timbul akibat ketidak selarasan empat unsur

  1. Ketidakselarasan unsur tanah mengakibatkan tubuh menjadi berat
  2. Ketidakselarasan unsur air mengakibatkan kegemukan dan pembengkakan
  3. Ketidakselarasan unsur api mengakibatkan suhu tubuh naik

 

  1. Ketidakselarasan unsur angin mengakibatkan kekakuan pada tubuh

 

 

Penderitaan akibat penyakit batin adalah saat pikiran seseorang dipenuhi noda batin adalah saat pikiran seseorang dipenuhi noda batin, kerisauan dan kesedihan.

 

Kepribadian yang baik terbentuk dari pelatihan diri dari kehidupan ke kehidupan. Pada kehidupan ini, kita harus lebih membina diri dan mengembangkan kebijaksanaan. Semoga dengan pelatihan diri di kehidupan ini. Kita bisa menumbuhkan kebijaksanaan sehingga pada kehidupan mendatang, kita bisa menjadi penyelamat bagi orang-orang. Inilah yang disebut melatih diri.

 

Kepribadian diri terbentuk dari pelatihan diri dalam banyak kehidupan. Pada kehidupan ini kita harus lebih tekun melatih diri dan lebih menumbuhkan kebijaksanaan agar di kehidupan mendatang bisa menjadi penyelamat bagi orang lain. Inilah yang disebut melatih diri.

 

Saudara sekalian, pelatihan diri bergantung pada sebersit niat. Dharma haruslah meresap ke dalam batin kita. Setelah Dharma meresap ke dalam hati, kita harus mempraktekannya lewat tindakan. Kita harus gigih dan bersemangat untuk mendalami Dharma. Setelah menyerap Dharma ke dalam hati, kita harus mempraktikkannya. Dengan demikian, barulah benih dapat di tanam dalam hati kita. Karena itu, melatih diri berarti mengarap ladang berkah sendiri. Saya harap setiap orang bisa selalu bersungguh hati.

 

Demikianlah diintisarikan dari Video Sanubari Teduh – Delapan Penderitaan Bagian 2/8 (201)  https://youtu.be/o-w9juhusFU

 

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva