Sanubari Teduh – Delapan Penderitaan Bagian 4/8 (203)

 

Video Youtube :  https://youtu.be/1JwIyxzdpyw

 

Penderitaan keempat dari Delapan Penderitaan adalah kematian.
Faktor Alami : Meninggal karena menderita penyakit atau berusia lanjut.
Faktor Luar : Meninggal karena bertemu kondisi buruk, bencana air, api dan sebagainya.

 

Saudara se-Dharma sekalian,   kehidupan manusia sungguh tidak kekal dan penuh dengan penderitaan. Segala sesuatu pada akhirnya akan kembali pada kekosongan. Dimulai dari lahir, tua, sakit, akhirnya kita akan mati. Derita kematian sangat berat. Penderitaan ini bukan hanya pada saat empat unsur tubuh kita akan terurai, tetapi juga pada saat batin kita merasakan ketakutan dan tidak rela. Batin kita penuh pergumulan karena tidak rela melepas. Ini sungguh membawa derita. Dalam keseharian kita harus mengetahui dan memahami hukum alam bahwa ada kelahiran pasti ada kematian. Ini yang berlaku pada tubuh manusia. Segala sesuatu yang timbul di alam semesta, pasti akan lenyap. Segala yang terbentuk pasti akan rusak. Semua ini adalah hukum alam dan prinsip kebenaran yang sudah pasti. Setelah memahami ini dengan jelas, maka kita jangan perhitungan saat menghadapi kematian, kerusakan, kehancuran ataupun kelenyapan. Kita harus melapangkan hati dan bersungguh hati menjalani hidup ini.

 

Saat suatu benda terbentuk, kita harus memanfaatkannya dan menghargainya dengan baik agar benda tersebut bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Contohnya sebikah pisau. Di tangan dokter, pisau bedah sangat berguna untuk menyelamatkan nyawa pasien. Di tangan juru masak, pisau sangat berguna untuk memasak makanan yang lezat. Sebilah pisau yang sama, jika berada di tangan orang yang berpikiran menyimpang, maka ia dapat melukai orang. Pada saat baru terbentuk, pisau itu sangat tajam. Setelah terbentuk, seiring waktu berlalu, pisau itu menjadi tumpul , juga akan rusak suatu hari nanti. Namun selama masa diantara pembentukan dan kerusakan, bagaimanakah cara kita menggunakannya? Semua benda materi mengalami fase pembentukan, keberlangsungan, kerusakan dan kehancuran. Tubuh manusia juga mengalami proses lahir, tumbuh besar, tua, sakit dan mati. Yang terpenting dari semua proses itu adalah semasa hidup diantara kelahiran dan kematian. Tak peduli berapa lama masa hidup ini, kita harus bersungguh hati untuk memanfaatkan tubuh kita pada kehidupan ini dengan sebaik mungkin. Ada ungkapan “ Tubuh adalah sarana untuk melatih diri” Dengan adanya tubuh ini, barulah kita memiliki ladang pelatihan. Ladang pelatihan yang di maksud adalah ladang pelatihan batin yang bisa membuat kita memahami segala kondisi di dunia ini. Melalui ajaran Buddha yang dibabarkan, kita bisa mereflksikan prinsip kebenaran dengan segala kondisi luar. Kita harus memiliki kebenaran di dalam hati dan mempraktikkannya di dalam keseharian. Jadi kita harus menggunakan tubuh kita untuk melihat kondisi luar, lalu menyesuaikannya dengan ajaran Buddha agar kita memiliki kesempatan untuk melatih diri. Berhubung telah memiliki tubuh ini, kita harus memanfaatkannya dengan baik. Jika kita bisa memanfaatkan tubuh ini dengan baik dan hidup sesuai dengan hukum alam, maka kematian tidaklah menakutkan karena tiada yang membuat kita terbelenggu. Kita pasti bisa menerima tenang dan damai.

 

Jadi, dalam kehidupan ini, kita harus berusaha melihat kondisi dengan jelas baik kondisi luar maupun kondisi batin kita. Setelah mengenal ajaran Buddha  dengan jelas, kita harus sungguh-sungguh menerimanya. Lewat kondisi luar yang dihadapi, kita dapat membuktikan kebenaran ajaran ini. Jadi, kita harus sangat menghargai ajaran Buddha. Kita harus mempraktikkannya dalam keseharian kita. Jadi, harap semua selau bersungguh hati.

 

Demikianlah diintisarikan dari Video Sanubari Teduh – Delapan Penderitaan Bagian 4/8 (203)  https://youtu.be/1JwIyxzdpyw

 

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva