Sanubari Teduh –   Delapan Sila  (375)

Video Youtube :  https://youtu.be/GBWZjXIKwJ0

Saudara se-Dharma sekalian mengalami kelahiran di lima alam bagaikan terperosok ke dalam lumpur. Belengu keinginan dan ketidaktahuan membawa kesesatan. Dalam kehidupan ini, kita sibuk di tengah lautan kelahiran kembali.

Jika kita tidak mendisplinkan diri dengan sila, maka akan mudah terjerumus dan tersesat. Jadi, begitu terjerumus dalam kelahiran kembali di lima alam,  maka butuh waktu lama untuk terbebas darinya. Ini bagaikan terpeosok dalam lumpur.

Saudara sekalian, kita sudah mendengar tentang kebenaran, tetapi masih tetap terbelenggu.  Ini karena tidak memiliki kebijaksanaan. Meski kita pandai, tetapi tidak memiliki kebijaksanaan. Tanpa kebijaksanaan, kebodohan akan lebih berat. Meski banyak orang menasehati, orang itu tidsk kunjung sadar. Dia tidak menjaga sila dan tidak mendengar Dharma. Belenggu ketamakan terus mengikat dirinya. Kebodohan terus menyiksa diri sendiri. Dengan begini kita tak bebas dari kelahiran kembali atau lumpur, belenggu dan kebodohan. Ini karena dalam keseharian kita tidak menjaga sila.

Menciptakan karma melanggar delapan Sila Upavasatha, melanggar lima atau tujuh kelompok sila, melakukan pelanggaran berat ataupun ringan dari sila Upasaka. Penggalan ini  sesungguhnya ditujuhkan bagi perumah tangga, tetapi lima kelompok sila ditujuukan bagi para kaum monastik. Kini kita membahas sila bagi perumah tangga, yaitu Delapan Sila. Umat perumah tangga, ada yang menjalankan delapan Sila. Apa yang di maksud delpan sila ?

Delapan Sila :

  1. Tidak membunuh
  2. Tidak mengambil yang tidak diberikan
  3. Tidak melakukan hubungan seksual
  4. Tidak berucap yang tidak benar
  5. Tidak mengkonsumsi zat yang memabukkan
  6. Tidak memakai kosmetik, wewangian dan tidak menikmati musik atau tarian.
  7. Tidak tidur di tempat yang mewah
  8. Tidak makan di luar waktu yang di tentukan.

Semuanya ini tidak di langgar. Inilah yang disebut delpan sila. Delapan sila ini termasuk Lima Sila, yaitu tidak membunuh, tidak mencuri. mengambil yang tidak diberikan berarti mencuri.  Tidak melakukan hubungan seksual berarti melakukan perbuatan asusila. Tidak bertutur kata tidak benar berarti tidak berdusta. Kelima adalah tidak minum zat memabukkan, termasuk segala jenis minuman keras atau alkohol yang di buat dari bahan apapun, termasuk dari buah-buahan, beras dan lainnya. Segala minuman beralkohol dilarang. Inilah yang disebut Lima sila.

Sila keenam adalah tidak memakai kosmetik dan wewangian. Aartinya adalah tidak bersolek. Umat perumah tangga diminta tidak bersolek, terutam pada hari-hari menjalankan delpan sila. Di hari tersebut,   umat juga harus bervegetair dengan ketat. Dalam sebulan ada enam hari Upavasatha. Di hari itu umat tidak boleh bersolek, memakai wewangian, perhiasan dan sebagainya. Pada enam hari Upavasatha setiap bulannya, umat tidak diperkenakan bersolek. Ini sesungguhnya ditujukan bagi batin kita. Batin kita harus memiliki ketulusan.

Enam hari Upavasatha atau Posadha berarti menumbuhkan kesuciam mengembangkan kebajikan dan menjalankan kehidupan suci. Enam hari Upavasatha biasa jatuh pada tanggal 8, 14, 15, 23, 9 dan 30 penanggalan Imlek, juga bisa pada tanggalm 28 dan 29 pada bulan-bulan tertentu yang tidak memiliki tanggal 30. Pada enam hari ini, umat diharapkan menjaga kemurnian tubuh dan batin dengan menjalankan Delapan sila. Ini di sebut enam hari Upavasatha.

Yang ketujuh adalah tidak tidak tidur di tempat  mewah. Tempat tidur juga tidak perlu mewah dan besar, tinggi, luas, atau dihiasi banyak ornamen.  Bayangkan, begitu banyak orang yang menderita. Banyak orang yang tidak memiliki tempat tinggal. Orang yang kehilangan tempat tinggal juga banyak. Jadi, kita harus mengembangkan welas asih kita. Kita juga harus membangkitkan kebijaksanaan agar tidak tenggelam dalam kehidupan sesat yang hanya mengejar kenikmatan dan kesenangan atau hanya memikirkan diri sendiri sehingga mengamburkan banyak uang. Tiga sila ini di tambah lima sila harus di pegang teguh pada enam hari Upavasatha setiap bulannya. Tidak makan di luar waktu yang ditentukan.

Praktisi Buddhis tidak boleh meninggalkan sila demi mengembangkan batin kita. Dengan memiliki tubuh dan batin yang murni, barulah kita benar-benar terbebas dari kelahiran kembali di lima alam dan tidak akan terjerumus ke dalam lumpur atau terjerat oleh belenggu. Dengan begitu, kebodohan batin kita tidak akan terus terpupuk dari hari ke hari hingga semakin lama semakin tebal. Jadi, harap semua selalu bersungguh hati.

Demikianlah dikutip  dari video Sanubari Teduh –   Delapan Sila Upavasatha (375) https://youtu.be/GBWZjXIKwJ0

 

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva