Sanubari Teduh – Dharma Menumbuhkan Jiwa Kebijaksanaan (471)
Video Youtube : https://youtu.be/tD4AH2Mtioo
Saudara se-Dharma sekalian, saya terus mengingatkan bahwa kita harus menghormati ajaran Buddha. Kita terlebih harus menghormati Sutra. Ajaran Buddha tidak boleh luput dari kehidupan sehari-hari kita. Dharma ada di dalam hati. Jadi, Dharma yang berwujud adalah kitab. Lewat proses kanosisasi, kitab dilestarikan dalam bentuk gulungan. Lalu manusia menyalinnya ke dalam bentuk buku agar lebih banyak di baca oleh banyak orang. Jadi, kita harus menghormatinya. Isi dari kitab suci adalah ajaran. Jadi, kita harus sangat menghormatinya.
Semua Sutra adalah tubuh Dharma menakjubkan, ibu yang menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Juga merupakan tubuh Dharma dari Para Buddha. Oleh karena itu perlakukanlah Sutra bagai Buddha.
Melihat kitab Sutra bagai melihat Buddha. Dimana ada Sutra, disana ada tubuh Dharma dari Buddha. Jika kita bersungguh hati, setiap kata-kata di dalamnya adalah Dharma. Jadi, kita harus sangat menghormatinya. Terlebih lagi, Sutra mengandung makna yang mendalam kita harus benar-benar menghormatinya dan menerapkannya.
Praktisi Buddhis ingin menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Kita harus belajar dari Sutra untuk bisa menumbuhuhukan kebijaksanaan. Jadi, Sutra merupakan ibu, dari jiwa kebijaksanaan kita, juga merupakan tubuh Dharma dari Para Buddha. Jadi, sesuai prinsip ini, bagaimanpun kita harus menghormatinya seakan Buddha berada di hadapan kita.
Dalam menjelaskan isi Sutra, kita tak boleh lepas dari keseharian. Sutra adalah jalan; jalan harus di praktekkan. Kita hendaknya membimbing orang ke arah jalan yang benar. Sutra memiliki makna yang sangat dalam. Kita lalu membabarkannya dengan rumit dan orang yang mendengar merasa luar biasa. Kata-kata di dalam Sutra sangat indah, tetapi bagaimana orang mengerti dan memahami meski kata-katanya dalam, tetapi kebenarannya sangat dekat dan dapat kita praktikkan ? Inilah yang penting dalam membabarkan Sutra. Ajaran Buddha bertujuan untuk mengajarkan interaksi antar sesama yang penuh rasa syukur, rasa hormat, dan cinta kasih. Jika ada kesalahan, kita harus menjelaskan satu per satu mana yang tidak benar dan bagaimana seharusnya.
Buddha membabarkan tentang kebijaksanaan. Kebijaksanaan untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta kemampuan untuk memandang setara terhadap semua makhluk di dunia. Kita harus memandang setara.
Sebelumnya kita pernah mmbahas bahwa makhluk hidup hanya wujud dan alamnya saja yang berbeda-beda. Sesama manusia saja, ada yang lahir berbeda. Sama-sama manusia, tetapi rupanya berbeda-beda. Singkat kata, makhluk hidup apapun harus kita hormati. Ini yang disebut kebijaksanaan setara. Kebijaksanaan mencakup kemampuan membedakan dan kemampuan memandang setara.
Jadi, kita harus menghormati Dharma, barulah bisa membangkitkan kebijaksanaan, dan memiliki cinta kasih yang setara. Semua ini berasal dari Sutra. Membabarkan Dharma juga harus sepenuh hati. Kita harus membahas kondisi dan masalah manusia zaman sekarang, lalu bagaimana mengatasinya sesuai cara di dalam Sutra. Ini sangat penting. Kita mungkin menyelewengkan maksud Buddha. Menyeleweng berarti menyimpang.
Kita membabarkan maksud Buddha secara menyimpang atau tidak benar. Yang bukan Dharma dikatakan sebagai Dharma. Sesuatu yang bukan Dharma malah terus disebut sebagai Dharma. “ Tidak mengabaikan hukum karma” dan “Tidak takut hukum karma” ini tidak benar. Singkat kata, kita harus benar-benar paham. Jangan mengatakan yang bukan Dharma sebagai Dharma dan sebaliknya. Dharma yang benar adalah seperti “Ini, tetapi malah kita membantahnya. Ini juga tidak benar. Ada orang yang berkata, kamu hanya mmbina berkah, tidak membina kebijaksanaan” Sesungguhnya berkah dan kebijaksanaan harus di bina bersamaan. Jika kita berkata ingin melepas segalanya agar batin kita murni, bahkan melepas niat untuk menciptakan berkah. Ini juga tidak benar. Kita harus membangkitkan cinta kasih kita dan menciptakan berkah bagi masyarakat. Kita harus membina berkah dan kebijaksanaan secara bersamaan. Inilah makna dari membaca Sutra dan mendengar Dharma dengan sesungguhnya.
Tujuan Buddha datang ke dunia tak lain ialah membimbing kita untuk mengembangkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Jadi Dharma adalah tuntunan. Kita harus menuntun orang menujuh jalan yang benar.
Singkat kata, terhadap Sutra, kita harus memiliki pikiran benar, perhatian benar, pengetahuan benar, dan pandangan benar. Kita juga harus bersikap penuh rasa hormat terhadap Sutra. Dengan begitu baru kita bisa memahaminya.
Saudara sekalian, dalam mempelajari ajaran Buddha, kita harus menghormati Dharma. Dharma adalah ibu bagi jiwa kebijaksanaan kita. Jadi, kita harus bersikap bagaikan bertemu tubuh Dharma para Buddha seraya menghormati Dharma dalam kitab suci. Jadi, kita harus benar-benar bersungguh hati.
Demikianlah dikutip dari video Sanubari Teduh – Dharma Menumbuhkan Jiwa Kebijaksanaan (471) https://youtu.be/tD4AH2Mtioo
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva