Sanubari Teduh – Dua Belas Pintu Masuk – Bagian 01/3 (242)
Video Youtube : https://youtu.be/Hdl-r4yz2mE
Saudara se-Dharma sekalian, kehidupan sehari-hari kita tidak luput dari Dharma. Ajaran yang Buddha babarkan kepada kita juga tidak terlepas dari keseharian kita. Sebelumnya kita telah mengulas Sebelas Kecenderungan Umum. Jika bersungguh hati kita akan menyadari bahwa saat kita berinteraksi dengan orang atau menangani suatu masalah, sering timbul pikiran yang membeda-bedakan. Karena ada pikirn yang membeda-bedakan, maka timbullah rasa senang dan tidak senang. Saat noda batin bergejolak, ia akan mempengaruhi kehidupan kita.
Setiap tindakan kita dan lain-lain hendaknya selalu sesuai dengan Dharma. Asalkan bersungguh hati, maka setiap tindakan dan ucapan kita akan mengandung Dharma. Apa Dharma yang akan kita gunakan dalam berinteraksi dengan orang lain dan menangani masalah ? Semua itu bergantung pada pikiran kita. Sekarang kita akan membahas tentang Dua Belas Pintu Masuk. Sebelumnya kita membahas Sebelas Kecenderungan Umum yang tidak terlepas dari kehidupan kita. Dua Belas Pintu Masuk ini jauh lebih dekat dengan kehidupan kita. Jadi, harap setiap orang lebih bersungguh hati.
Apa yang dimaksud dengan Dua Belas Pintu Masuk? Masuk disini berarti bersinggungan, bersentuhan, atau mengalami kontak. Jadi, bersinggungan berarti sudah masuk. Masuk kemana ? apa yang bersentuhan dan masuk ? Enam Indra dan Enam objeklah yang saling bersentuhan dan bersinggungan.
Enam Indra :
Mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, pikiran
Enam Objek :
Rupa, suara, aroma, rasa, sentuhan, objek pikiran
Saat enam indra bersentuhan dengan enam objek, indra akan menyerap objek dan objek akan memasuki indra sehingga muncullah berbagai pembedaan dan nafsu keinginan. Inilah yang disebut Dua Belas Pintu Masuk.
Setiap hari dan setiap saat enam indra setiap orang tak henti-hentinya membangkitkan fungsi enam kesadaran yaitu, kesadaran penglihatan, kesadaran pendengaran, kesadaran penciuman, kesadaran pengecapan, kesadaran perabaan dan kesadaran pikiran.
Merasa gembira dan bangga saat mendengar pujian; merasa marah sangat mendengar kritikan. Ini bermula dari sikap membeda-bedakan dalam diri. Kondisi di luar sudah ada apa adanya. Indra dan objek pada mulanya tidak bersentuhan. Begitu keduanya bersentuhan, timbullah perasaan cinta dan benci. Yang membangkitkan banyak noda batin yang mendorong kita menciptakan banyak karma buruk.
Buddha berkata bahwa semua makhluk hidup dalam ketersesatan. Mengapa bisa tersesat ? karena terbuai oleh rupa dan segala kondisi luar. Banyak orang yang terbuai oleh kondisi luar dan rupa. Rupa adalah segala sesuatu yang terlihat oleh mata.
Buddha menggunakan berbagai perumpamaan untuk membantu kita menganalisis agar kita memahami bagaimana pikiran kita terbuai oleh kondisi luar dan bagaimana kita menciptakan karma buruk. Segala tindakan kita akan menciptakan karma yang akan terus membelenggu kita. Jadi, bagaimana kita membuka hati di tengah kondisi ini ? Buddha memberitahu kita bahwa saat mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, pikiran, bersentuhan dengan rupa, suara, aroma, rasa, sentuhan, objek pikiran maka akan timbul perasan dan persepsi, dorongan pikiran, kesadaran. Empat faktor penyusun batin ini adalah bagian dari pikiran. Kita sering menyebut indra mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan pikiran. Sesungguhnya pikiran meliputi perasaan, persepsi, dorongan pikiran, dan kesadaran. Semuanya berjumlah empat. Empat faktor tadi termasuk dalam pikiran. Di dalam kehidupan sehari-hari, saat kita bersentuhan dengan kondisi luar, maka rupa, perasaan, persepsi, dorongan pikiran dan kesadaran akan bergabung menjadi satu dan saling bersinggungan. Ini semua tak terlepas dari kehidupan kita sehari-hari. Inilah yang disebut Dharma. Dengan penuh cinta kasih dan welas asih, Buddha menjelas kepada kita bahwa dalam kehidupan sehari-hari, kondisi luar, masa lalu, masa kini, masa depan dan apapun karma yang telah kita pupuk, semuanya terletak di sini.
Dharma sangatlah sederhana. Ia adalah satu berbanding satu. Saat satu indra dan objek bersentuhan, didalamnya terkandung Dharma. Saat indra mata, telinga, hidung, lidah dan tubuh bersentuhan dengan objek rupa, suara, aroma, rasa dan sentuhan. Maka Pikiran akan menjadi penghubung yang menganalisis hingga melahirkan berbagai fenomena.
Waktu terus berlalu tanpa henti kondisi luar juga sangat banyak. Namun jika kita sungguh-sungguh mendalaminya, maka kebijaksanaan kita akan berkembang. Sebaliknya jika kita tidak berhati-hati, maka karma buruk kita akan bertambah. Ini hanya bergantung kepada pikiran. Karena itu, kita harus selalu menjaga pikiran dengan baik. Saya berharap kita lebih bersungguh hati.
Demikianlah dikutip dari Sanubari Teduh – Dua Belas Pintu Masuk – Bagian 01/3 (242) https://youtu.be/Hdl-r4yz2mE
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva