Sanubari Teduh – Dua Belas Pintu Masuk – Bagian 02 (243)

 Video Youtube :   https://youtu.be/hdtZLJvx2pc

Saudara Se-Dharma, saat kita duduk sekarang, apakah mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan pikiran kita telah berfungsi ?  Saya tidak tahu apakah kalian merasa jika kita  menutup kedua mata, dengan apakah indra mata kita bersentuhan ? Dengan kegelapan. Saat mata tertutup, maka kondisi luar tidak tampak. Namun, meski kita tidak melihat benda di luar dan terasa sangat gelap, bukankah gelap juga termasuk kondisi ? Seharusnya ya. Karena di dalam batin dan pikiran kita pasti ada gambaran. Gambaran ini bisa diam, bisa pula bergerak. Ini juga berkaitan dengan kondisi kita.

Jadi saudara sekalian, saat enam indra kita bersentuhan langsung dengan enam objek, maka akan membangkitkan sebuah pikiran. Jadi, pikiran kita berada di antara enam objek dan enam indra. Ia bagaikan perantara. Jadi kita bersinggungan. Bersinggungan dengan apa ? Segala suara yang di dengar telinga, benda yang dilihat mata, aroma yang di hirup hidung, atau makanan pahit dan manish yang di kecap lidah. Ini semua tak lepas dari persinggungan dua hal.  Di tengah keduanya ada pikiran. Pikiran adalah fenomena. Jadi fenomena dan objek bersatu.

Enam Indra :
Mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, pikiran

Enam Objek :
Rupa, suara, aroma, rasa, sentuhan, objek pikiran

Saat enam indera bersentuhan dengan enam objek, fungsi pikiran pun bekerja, seluruh sistim ini disebut Dua Belas Pintu Masuk. Indra mata memiliki kesadaran penglihatan. Indra telinga memiliki kesadaran pendengaran. Sesungguhnya semua kesadaran ini berpulang pada pikiran. Karena setelah segala hal diserap, kita menyimpannya di perasaan, persepsi, dorongan pikiran dan kesadaran. Jadi kita bertindak sesuai empat hal ini.

Makhluk awam terbelenggu noda batin, tetapi hakikat murni sesungguhnya tidak bertambah ataupun berkurang. Kemurnian ini disebut tubuh Dharma dalam hati. sedangkan makhluk awam yang memilikinya disebut Buddha yang terbelenggu.

Tinggalkan segala pikiran buruk, fokuskan pikiran untuk selalu berlindung dengan tulus pada Tiga Permata yang hakiki di dalam kesadaran akar yang murni. Dengan demikian kita akan selalu berdiam di atas singgasana teratai  hati. Di dalam kehidupan sehari-hari saat mata melihat, telingga mendengar atau hidung menghirup aroma, jika kita memiliki pikiran yang baik, maka aroma yang tidak sedap juga terasa harum. Bagaimana kita mengubah bau menjadi harum ? ini tentu tergantung pada pikiran. Ini adalah Dharma yaitu cara untuk mengatasi kondisi.

Baik atau buruknya kondisi luar bergantung pada bagaimana pikiran mengubah penderitaan. Inilah Dharma Hati Boddhisattva.

Di dalam hati kita hendaknya terus membangun keyakinan yang benar, menghadapi orang dan masalah dengan sungguh hati, dan melakukan segala sesuatu dengan jujur. Jika dapat melakukan segala sesuatu dengan jujur, bukankah ini merupakan wujud ketulusan hati ? Jadi, keyakinan, kesungguhan, ketulusan dan kebenaran adalah yang kita cari dalam hidup ini. Dalam mempelajari ajaran Buddha dan melatih diri, kita tidak boleh lepas dari Delapan Ruas Jalan Mulia. Kebenaran ini adalah tujuan dari praktisi Buddhis. Ia adalah jalan yang harus kita tapaki. Jadi, di dalam keseharian, baik dengan objek maupun kondisi, enam indra kita terus terlibat kontak. Apakah kita telah menjaga pikiran dengan baik ? Apakah pikiran kita telah sesuai dengan keyakinan, kesungguhan, ketulusan, kebenaran ? Praktisi Buddhis hendaknya berlatih dengan jujur dan selalu membina pikiran yang tulus. Dengan demikian, barulah kita bisa mendapat sukacita. Inilah yang disebut sumbangsih tanpa pamrih.

Saudara sekalian, lakukanlah segala hal dengan sepenuh hati. Jadi, jangan terlalu banyak berprasangka, tetapi bersungguh hatilah selalu.

Demikianlah dikutip  dari Sanubari Teduh – Dua Belas Pintu Masuk – Bagian 02 (243) https://youtu.be/hdtZLJvx2pc

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva