Sanubari Teduh – Dua Belas Pintu Masuk – Bagian 03 (244)
Video Youtube : https://youtu.be/onn9ocFvDmw
Saudara se-Dharma, Dharma bagaikan air. Air bagaikan Dharma. Seluruh kekotoran di dunia memerlukan air untuk dapat membersihkannya. Dengan begitu kotoran baru akan hilang. Batin makhluk awam juga demikian. Kumpulan Sutra dan Sastra, semuanya mengulas tentang pikiran. Dalam kehidupan, pikiran menentukan cara kita dalam menghadapi orang, masalah, dan segala sesuatu. Bagaimana kita melakukan sesuatu, menghadapi orang, dan meningkatkan kualitas kita, semua di tentukan oleh pikiran. Karena itu ada istilah tubuh Dharma dalam pikiran. Pikiran juga merupakan tubuh dari Dharma. Kita sering membahas tubuh Dharma yang murni. Tubuh Dharma adalah hakikat Buddha. Sesungguhnya, hakikat Buddha pada makhluk awam tak berkurang. Jadi, setiap makhluk awam masih memiliki tubuh Dharma ini. Namun, tubuh Dharma makhluk awam telah tercemar, maka disebut makhluk awam. Akan tetapi hakikat setiap makhluk adalah tubuh Dharma. Di mana a tubuh Dharma makhluk awam ? Di dalam Hakikat pikiran. Tubuh Dharma dalam hakikat pikiran ini telah tertutupi oleh noda batin.
Makhluk awam terbelenggu noda batin, hakekat murni mereka tertutupi, tetapi hakikat kebuddhaan ini tidak pernah hilang. Karena itu makhluk awam disebut Buddha yang masih terbelenggu.
Didalam Sutra Samadhi Bunga Teratai dikatakan bahwa setiap orang memiliki hakekat kebuddhaan. Jadi, kita memiliki Buddha, Dharma dan Sangha yang hakiki didalam diri kita. Oleh karena itu, saat mengambil perlindungan, dimana seharusnya kita berlindung ? yang paling penting adalah berlindung didalam Tiga Permata di dalam diri kita.
Setiap orang memiliki kesadaran akar dan tubuh Dharma dalam hati. Hanya saja kita terus mencari keluar. Jika dapat berinstropeksi diri dan melihat ke dalam diri, sungguh-sungguh berlindung pada kesadaran akar dan Dharma dalam hati. Kita akan selalu berdiam di singgasana Dharma Teratai Hati.
Saat indra dan objek bersentuhan, kita akan bereaksi lewat tindakan dan ucapan sesuai kebiasaan kita. Inilah yang disebut tabiat. Tabiat ini dapat diperbaiki. Tujuan melatih diri adalah untuk memperbaiki tabiat, membina diri dan karakter
Dharma rupa merujuk pada segala hal yang berwujud, Dharma hati merujuk pada pikiran yang penuh kegelapan batin. Ia adalah fungsi mental yang menghasilkan pemikiran dan emosi lewat kerja otak.
Kita pernah melihat orang yang pembinaannya baik. Saat orang memakinya, dia tetap tersenyum. Dia tidak akan bereaksi berlebihan atau membalas. Tidak akan. Orang seperti ini telah melatih kelembutan dala m emosinya. Dia tidak akan bertindak reaktif mengikuti emosi sesaat. Inilah yang disebut tabiat. Kita hendaknya menggunakan Dharma hati kita dengan baik. Kita harus merenungkan secara mendalam Buddha dalam diri kita. Noda batin akar dalam diri kita terus mengikuti dari kehidupan lampau. Noda batin turunan kita juga terus muncul seiring kondisi luar.
Dalam melatih diri, jangan sampai kita terbawa olehnya. Kita harus kembali pada hakikat sejati. Kita harus menyelami Buddha yang terbelenggu dalam diri dan berusaha untuk melepaskan belenggu tersebut selapis demi selapis. Dengan demikian, kita akan dapat menggunakan hakikat yang murni ini. Secara alami setiap hari yang kita lalui akan menjadi hari yang penuh kehangatan dan jalinan jodoh yangb kita jalin adalah jalinan jodoh yang baik.
Jadi, saudara sekalian setelah membahas kembali Sebelas Kecenderungan umum, penjelasan selama ini tak lain berharap agar semua orang bersungguh hati. Kita harus memahami dua Dharma. Yang satu adalah Dharma Rupa, yang lainnya adalah Dharma hati. Dharma rupa juga mencakup hal-hal yang bisa di dengar. Ia juga mencakup hal-hal yang bisa dilihat. Sebaliknya Dharma hati tak bisa di dengar ataupun dilihat. Namun, semuanya ada di pikiran kita dan mengendalikan mental kita. Jadi, kita harus mengembangkan mental kita agar mengarah kepada kebajikan. Hindari kejahatan, perbanyak kebajikan. Dalam hubungan antarsesama, senantiasaslah bersungguh hati. Dengan demikian, inilah metode pelatihan tertinggi kita. Jadi, harap semua selalu bersungguh hati.
Demikianlah dikutip dari Sanubari Teduh – Dua Belas Pintu Masuk – Bagian 03 (244) https://youtu.be/onn9ocFvDmw
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva