Sanubari Teduh – Empat Jenis Pengamatan – Bagian 12/12 (346)

Video Youtube : https://youtu.be/4Kqp1 SSDxnY

Empat Jenis Pengamatan :

1.   Mengamati sebab dan kondisi

2.   Mengamati buah dan akibat

3.   Mengamati tubuh diri sendiri

4.   Mengamati tubuh Tathagata

Saudara se Dharma sekalian, yang berwujud dan tak berwujud, tiada yang bukan wujud. Sesungguhnyqa, berwujud atau tidak ? Di dalam Sutra Makna Tanpa Batas tertulis :

Tubuh-Nya tanpa wujud sekaligus berwujud. Dia berwujud seperti makhluk hidup yang dapat membuat semua makhluk bersukacita, dengan tulus menyatakan penghormatan.

(Sutra Makna Tanpa Batas)

Penggalan ini tentu juga tengah memuji tubuh Buddha atau tubuh Tathagata. Sebelum membahas penggalan ini, kita telah membahas pengamatan terhadap sebab dan kondisi, terhadap buah dan akibat, terhadap tubuh sendiri. Kini kita akan membahas pengamatan terhadap tubuh Tathagata.

Mengenai tubuh Tathagata ini sesungguhnya bagaimanakah wujud dan cirinya ? ia tak  berkondisi, hening dan cemerlang, terlepas dari empat ungkapan  dan segala kenegatifan, sempurna dalam berbagai kebajikan, jernih dan abadi. Inilah wujud dan ciri Buddha, bersifat alami, murni dan tak ternoda. Jadi, tiada lagi berbagai gangguan noda batin. Segala kenegatifan pun telah diakhiri. Kualitas kebajikan Buddha sudah sempurna. Inilah wujud keluhuran Buddha.

Jadi, mengenai wujud keluhuran Buddha ini,  ungkapan “bukan ada” , “bukan tidak ada”, “ada sekaligus tidak ada”, bukan bukan ada dan bukan bukan tidak ada”, semuanya tak mampu mengambarkannya. Seperti yang seing kita katakan, “Membuka hati hingga seluas alam semesta” Jika ditanya seberapa lapang hati Buddha, jawabannya sangat lapang. Hingga selapang apa ? Hingga tak dapat merangkul alaam semesta. Seberapa besarkah kapasitas hati Buddha ? Sasngat besar, dapat melingkupi seluruh atom di alam semesta. Jika ditanya seberapa luas lingkup hati Buddha, maka di mana terdapat debu atau atom, disanapun terlingkupi hati Buddha. Jadi, hati Buddha tak dapat diukur, terlebih lagi tak dapat digambarkan kapasitas atau luasnya.

Sebelumnya kita telah membahas bahwa kita harus kembali dari tataran awam menuju tataran yang sama dengan Buddha. Untuk kembali pada tataran Buddha, kita harus menggunakan sepuluh Paramita, 37 Faktor Pendukung Pencapaian Pencerahan. Dengan cara-cara ini, barulah kita dapat menemukan jalan. Inilah yang sebelumnya kita bahas. Kini, jika kita ingin membahas  ciri dan wujud Buddha. Di dalam penggalan Sutra Makna Tanpa Batas kembali diuraikan lebih jelas. “Tubuh-Nya tanpa wujud sekaligus berwujud.” Di sini dikatakan “tanpa wujud”. Meski demikian, tetapi juga memiliki tubuh yang berwujud. Hakikat kebuddhaan tidaklah berwujud, tetapi untuk berada di alam manusia, Buddha terlahir di alam manusia lebih dari 2,500 tahun lalu, di Kapilavastu, tepatnya di wilayah nepal saat ini.

Buddha muncul di dunia. Sesungguhnya, hakikat-Nyatak bertambah dan tak berkurang. Semua makhluk memiliki hakikat kebuddhaan ini. Karena hakikat kebuddhaan yang telah memancar, maka kita selalu mengingat wujud-Nya. Keteladanan-Nya selamanya menjadi acuan bagi kita dan tujuan dari pembelajaran kita. Dengan demikian, wujud ini sesungguhnya ada pada semua makhluk. Kita semua terlahir ke dunia ini dan memiliki wujud yang sama dengan ketka Buddha lahir ke dunia. Buddha dan kita sama-sama memiliki tubuh dan rupa. Sebagai makhluk hidup, secara umum kita di sebut manusia. Namun, setiap individu juga berbeda.  Masing-masing memiliki wajah berbeda-beda. Namun semuanya sama-sama manusia. Sama-sama manusia tetapi tabiat kita juga berbeda-beda.

Saudara sekalian, Kita harus menjaga pikiran ini. Jika pikiran ini tidak dijaga dengan baik, maka kita tidak tahu kapan kita baru bisa membangkitkan cinta kasih yang murni. Jadi, saudara sekalian, cinta kasih yang murni ini pada dasarnya ada di hati kita. Ini sama dengan hati Buddha. Jadi, harap semua senantiasa bersungguh hati.

Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh – Empat Jenis Pengamatan – Bagian 12/12 (346) https://youtu.be/4Kqp1SSDxnY

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA :
Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva