Sanubari Teduh – Empat Jenis Pengamatan – Bagian 4 (338)
Empat Jenis Pengamatan :
1. Mengamati sebab dan kondisi
2. Mengamati buah dan akibat
3. Mengamati tubuh diri sendiri
4. Mengamati tubuh Tathagata
Saudara se-Dharma sekalian, kita semua harus meyakini hukum sebab akibat. Sebagaimana benih yang ditanam, demikianlah buah yang akan dituai. Inilah kebenaran yang di babarkan Buddha. Jadi, kita semua harus meyakininya. Bagaimana agar kita selamanya dapat mengingat hukum sebab akibat dan tidak melupakannya dalam keseharian ? Kita harus sering berada dekat dengan guru dan teman-teman yang baik. Orang-orang yang berada di dekat kita merupakan guru kita. Kita harus meneladani segala sisi baik mereka.
Ditengah masyarakat, mereka menggunakan berbagai cara untuk memberi kita pelajaran. Yang baik kita teladani, sedangkan yang tidak baik menjadi peringatan. Jadi, semua orang adalah guru kita. Kita harus bersahabat dengan mereka semua. Tindakan mereka, prilaku mereka, semuanya adalah bahan pelajaran bagi kita. Karena itu, kita hendaknya berkata, “Terima kasih, kamu adalah teman baik bagi saya” Jadi, jika kita dapat selalu menganggap orang lain sebagai mitra bajik, maka kita akan dapat memilih dengan baik. Hal yang baik kita teladani, hal yang tidak baik menjadi bahan instrospeksi. Dengan demikian, ditengah masyarakat, siapakah yang bukan teman kita ? Dengan memiliki keyakinan yang benar terhadap ajaran para Buddha dan Bodhisattva, maka kita akan selalu berada dalam kedamaian.
Pertama adalah mengamati sebab dan kondisi. Mengetahui bahwa kesalahan bermula dari pikiran yang tidak jernih, penuh kegelapan batin, serta tak memiliki kekuatan pengamatan yang benar; tak menyadari kesalahan dan menjauhi teman bajik serta para Buddha dan Bodhisattva; mengikuti jalan Mara dan menapaki jalan sesat serta berbahaya.
Ajaran yang Buddha babarkan bagaikan jalan yang lapang dan lurus yang dapat kita tapaki dengan aman serta membawa pada tumbuhnya jiwa kebijaksanaan. Namun jika kita menyimpang sedikit saja, mengikuti jalan Mara, meyakini guru sesat, dan menjauhi praktek yang benar, maka kita akan terjerumus ke jalan Mara. Dengan begitu, kita akan berada dalam bahaya. Lalu apa jadinya ? di dalam teks dikatakan, Bagai ikan mengigit mata kail, tidak mengetahui bahayanya; bagai ulat membuat kepompong, membelenggu diri sendiri; bagai serangga yang mendekati api, akan membakar diri sendiri; demikianlah tak dapat membebaskan diri akibat sebab dan kondisi ini.
Senantiasa mempertahankan pikiran baik, memiliki pemahaman yang benar akan hukum sebab akibat, senantiasa berada dekat dengan teman-teman yang bajik, maka tidak akan mudah tersesat.
Empat usaha benar :
1. Menghentikan keburukan yang sudah timbul
2. Mencegah keburukan yang belum timbul
3. Mengembangkan kebajikan yang sudah timbul
4. Membangkitkan kebajikan yang belum timbul
Jadi, saudara sekalian, dalam menyelami sebab, kondisi, buah, akibat, pikiran jernih dan pengamatan yang benar, kita semua harus lebih bersungguh hati.
Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh – Empat Jenis Pengamatan – Bagian 4 (338) https://youtu.be/emYipyo5OwI
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA :
Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva