Sanubari Teduh – Empat Ketamakan – Bagian 4 (113)

 

Video Youtube : https://youtu.be/gQyKSd5elX0

 

Adakalanya menciptakan segala karma buruk akibat Empat Ketamakan.

Empat Ketamakan :

  1. Ketamakan akan Makanan
  2. Ketamakan akan Pakaian
  3. Ketamakan akan Tempat Tidur
  4. Ketamakan akan Obat-obatan

 

Saudara se-Dharma sekalian,  dalam sebuah lingkungan yang tenang, pikiran bagaikan cermin. Ketika sebuah  cermin sepenuhnya ditutupi, ia tidak dapat merefleksikan apapun. Jika ada debu pada cermin ini, maka terlepas dari konfisi lingkungan kita berada, refleksi dalam cermin pikiran kita akan berkabut dan tidak jelas. Ia tidak akan mereleksikan gambaran yang sesungguhnya. Untuk menampilkan keindahan pemandangan, kita perlu membersikan cermin dalam diri. Dengan begitu, barulah dunia tampak sebagaimana adanya. Demikianlah cara mempraktekkan ajaran Buddha. Cermin pikiran seharusnya merefleksikan segala kondisi luar, namun ketika kondisi itu berlalu,   demikian pulanya seharusnya bayangan pada cermin. Akan tetapi , cermin pikiran makhluk awam ditutupin oleh debu. Kondisi diluar tetaplah sama, namun cermin pikiran kita merefleksinya dengan kabur dan tidak jelas. Bukankah makhluk awam demikian ?

 

Kita telah mendengar banyak sutra dan ajaran, namun apakah kita telah  menyelaminya di dalam batin ? Sudahkan kita memahaminya  ? Jika hanya merasa sepertinya paham  dan hanya mengira-gira, maka                           di dalam batin kita, Dharma ini masih tidak jelas dan kabur. Jika demikian, apa bedanya kita dengan orang yang belum sadar ?  Jadi melatih diri adalah berusaha membersihkan cermin batin kita. Jika cermin batin kita ini tidak rajin di bersihkan maka ia bukan hanya ternoda, melainkan debu yang menempel akan semakin banyak.

 

Dalam mempelajari ajran Buddha, kita harus menatisipasi debu dari luar dan senantiasa tekun   membersihkan debu yang sudah ada pada cermin batin kita. Inilah yang perlu kita usahakan.

 

Melatih diri berarti harus membersihkan batin. Jika batin semakin bersih, maka segala kondisi luar  semakin dapat terlihat dan terlefleksi dengan jelas.

 

Sulit terlahir sebagai manusia, sulit pula bertemu ajaran Buddha. Karena kelahiran sebagai manusia ini harus sungguh-sungguh dihargai dengan giat melatih diri. Jika tidak, maka begitu menyimpang sedikit, mungkin akan kehilangan tubuh manusia ini dan sulit untuk memperolehnya kembali.

 

Jadi, kita tidak perlu tamak akan pakaian mewah. Tidak perlu. Pakaian Sederhana yang terbuat dari katun yang dikenakan dengan rapi dan bersih sudah cukup. Sungguh-sungguhlah melatih diri. Berpakaian hanyalah cara untuk menutupi tubuh kita dan menjaga kesopanan. Inilah tujuan berpakaian. Sama halnya tubuh manusia kita tidak diperoleh dengan mudah. Berhubung kita sudah terlahir sebagai manusia, kita hjarus menjaga kebersihan tubuh ini. Kita harus menjaga kebersihan diri agar tidak ternoda oleh pengaruh negatif. Ketika tubuh kotor kita harus mandi. Jika pikiran kita menyimpang atau jika perbuatan kita salah, terlebih lagi melanggar sila, maka ini juga akan merusak dan mencemari tubuh. Perbuatan salah dilakukan oleh tubuh. Karena itu, tubuh ini dapat menambah pencemaran  pada diri kita. Jika perbuatan kita menyimpang, maka tubuh kita akan ternoda. Ketika tubuh kita ternoda, noda ini tidak di cuci dengan air. Noda ini dapat masukke dalam kesadaran ke 8 kita, bagai benih yang tidak baik yang ditanam di lahan. Jadi, mulai dari cara berpakaian di tubuh. Kita harus menjaga pikiran kita. Jadi, mengenai pakaian banyak orang tamak pada pakaian lembut. Artinya, kita tamak akan kesenangan sesaat. Akibatnya, kenikmatan sesaat ini melenyapkan benih karma baik yang telah tubuh kita tanam di kehidupan lampau yang memungkinkan kita terlahir sebagai manusia. Jadi, berlatih di jalan Buddha, bagaiman penampilan luar kita, kita harus menghargai tubuh kita. Janganlah memanfaatkanya dengan keliru. Harap semua selalu senantiasa bersungguh-sungguh.

 

Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh – Empat Ketamakan – Bagian 4 (113) https://youtu.be/gQyKSd5elX0

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva