Sanubari Teduh – Empat Ketidakgentaran Bodhisattva ( Bagian 2/3 ) (285)

Saudara se-Dharma sekalian, dalam mempelajari ajaran Buddha, kita harus selalu menjaga ketenangan batin. Jika batin tenang, maka segala Dharma akan terpapar jelas. Bukankah kita sering mengutip kalimat “Pintu Dharma tanpa batas semua terpapar di hadapan “? Pintu Dharma tanpa batas terpapar di kondisi batin kita yang hening. Batin bagaikan sebuah cermin. Jika batin ini bersih dan jernih, maka pantulanya sangat jelas dan terang. Karena itu, setiap hari saya berharap kita semua dapat membersihkan cermin batin kita. Batin kita harus dijaga kemurniannya  agak baik atau buruknya suatu kondisi luar dapat kita lihat dengan jelas. Jika mampu membedakan benar dan salah, maka kebijaksanaan kita akan semakin cemerlang.

 Yang paling merisaukan adalah jika kita tak dapat membedakan benar dan salah. Kita semua telah bertekad untuk melatih diri, Kita bukan hanya berlatih demi diri sendiri, tetapi juga memberi manfaat bagi makhluk lain. Inilah Bodhisattva. Dalam mempelajari ajaran Buddha, untuk mencapai kebuddhaan, kita harus menapaki Jalan Bodhisattva. Berhubung telah bertekad menjadi Boddhisattva, kita harus membimbing semua makhluk, kita harus memiliki Empat Ketidakgentaran.  Empat Ketidakgentaran berarti kita harus memiliki kepercayaan diri. Sebelumnya kita telah membahas empat keyakinan. Jika kita benar-benar memiliki empat keyakinan, yaitu keyakinan terhadap hakikat diri yang murni dan setara dengan Buddha serta keyakinan terhadap Buddha, Dharma dan Sangha, berarti cermin batin kita senantiasa dibersihkan. Jika cermin batin ini terus dibersihkan dan dapat senantiasa jernih, bagaimana mungkin kita tak dapat percaya diri ? Yang dikhawatirkan hanyalah jika cermin batin kita tidak jernih sehingga benar dan salah tidak terlihat jelas.  Contohnya, saat kita mengatakan sesuatu, ada orang balik bertanya “Benarkah begitu ?” “Sepertinya berbeda dari yang saya dengar”. Kita lalu mulai bimbang dan tak percaya diri. Kita mulai ragu dan bingung. Selama kita memahami kebenaran dengan jelas,  kita akan dapat merasa yakin dan tidak akan gentar. Ketidakgentaran ini juga ada empat jenis.

 Empat Ketidakgentaran Bodhisattva :

1.    Menjunjung dan mengingat segala Dharma

2.    Bersuka cita dalam pengetahuan Dharma dan memahami watak semua makhluk

3.    Mampu menjawab semua pertanyaan dengan sempurna

4.    Mampu menghilangkan keraguan

Kita telah membahas yang pertama, yaitu menjunjung semua Dharma dan memegang segala kebajikan. Dharma mencakup Dharma nonduniawi. Inilah ajaran Buddha kepada kita, yaitu cara melepas kemelekatan batin ditengah masyarakat. Tanpa kemelekatan, kita akan bebas dari ketakutan dan akan bebas dari pemikiran keliru. Inilah yang Buddha ajarkan kepada kita.  Jika kita memiliki kemelekatan, kita akan penuh ketakutan. Dengan demikian, pikiran kita juga penuh dengan kekeliruan. Jadi, kita harus menjaga pikiran kita ini dan senantiasa berusaha menenangkannya.

 Terhadap ajaran Buddha, keyakinan kita harus teguh tak tergoyahkan. Jadi terhadap Dharma nonduniawi ini, kita harus sangat yakin. Namun dalam pelatihan diri, kita tidak hanya berlatih demi diri sendiri. Kita harus memiliki semangat nonduniawi. Artinya, kita tidak bertikai dengan orang lain. Dengan semangat ini apa yang perlu kita pertikaikan ? Kita dapat membedakan benar dan salah sangat jelas. Segala sesuatu di dunia bersifat tidak kekal. Untuk apa kita bertikai dengan orang lain ?  Jika kita tidak bertikai dengan orang lain batin kita tentu akan tenang dan damai. Tanpa Pertikaian, kedamaian antar sesama akan tercipta. Orang lain juga merasakan kedamain batin. Kita sendiripun begitu. Tanpa Pertikaian dunia juga akan damai. Jika tidak ada pertikaian di dunia, apalagi yang membuat batin tidak tenang ? Tentu, Kehidupan di dunia tak lepas dari manusia dan hal. Jadi, jika tidak bertikai mengenai hal duniawi, kita juga akan tenang. Jika kita dapat berpikiran terbuka, apalagi yang perlu dipertikaikan ? Tidak ada. Begitu banyak masalah, pertikaian, dan kesesatan di dunia ini karena kita tak memahami kebenaran dengan jelas. Batin kita tidak jernih. Jadi Dharma nonduniawi mengarahkan kita  untuk melihat dengan jelas segala sesuatu yang berkaitan dengan orang dan hal di dunia.

 Melatih diri bukan hanya demi pencapaian pribadi, melainkan terjun ke tengah masyarakat dengan semangat nonduniawi, membabarkan Dharma untuk membimbing bersama, menolong semua makhluk, selaras dalam tubuh, ucapan dan pikiran. Dengan demikian barulah bisa benar-benar. Membabarkan kebenaran tanpa rasa gentar.

 Yang kedua dari empat ketidakgentaran: Bersuka cita dalam pengetahuan Dharma dan memahami watak semua makhluk sehingga dapat membabarkan Dharma tanpa gentar. Artinya, kita harus berusaha memahami semua Dharma. Membabarkan Dharma juga penuh kesulitan. Kesulitan bukan hanya kekurangan materi atau kemiskinan. Adapula bencana alam dan ulah manusia. Inilah penderitaan yang dibabarkan Buddha. Buddha membababrkan Dharma Melihat seluruh wujud penderitaan di dunia, Beliau menjabarkan bagi semua makhluk mengapa makhluk hidup begitu menderita. Beliau menjelaskan hukum sebab akibat. Beliau menjabarkannya dengan banyak cara. Beliau menjabarkan sebab-sebab apa  yang membuat interaksi antar manusia menjadi semakin rumit. Dari kebenaran tentang penderitaan, Beliau menjabarkan berbagai Dharma. Inilah Empat Kebenaran Mulia. Tentu, ini berkaitan dengan penderitaan dan jalan menujuh akhir penderitaan. Dengan demikian, ditengah banyaknya penderitaan, bagaimana agar kita mendapat kebahagiaan ? Buddha mengajarkan kepada kita bahwa kita harus bersuka cita dalam pengetahuan Dharma. Apa yang membuat kita bersuka cita ? Kita harus menyelami watak semua makhluk. Kita harus memahami pilihan semua makhluk yang didasari watak masing-masing. Semua orang memiliki keinginan. Apakah semua keinginan orang pasti tercapai ? Ternyata, tidak semua hal didunia berjalan sesuai keinginan. Dia akan melihat banyak orang yang lebih menderita daripada dirinya. Jika kita menggunakan kebijaksanaan untuk membandingkan diri dengan orang lain, maka kita akan dapat berpuas diri.

Dunia Penuh dengan penderitaan. Jika dapat membabarkan Dharma yang sesuai dengan penderitaan yang di hadapi semua makhluk sehingga penderitaan berubah menjadi kebahagiaan, maka inilah yang disebut bersuka cita dalam pengetahuan Dharma dan memahami watak semua makhluk sehingga dapat membabarkan Dharma tanpa gentar.

 Ketiga adalah mampu menjawab dengan sempurna. Kita bukan hanya terus bercerita satu arah dan tidak peduli orang paham atau tidak,  yang penting kita sudah berbicara. Pembabaran Dharma harus bermanfaat. Saat kita berbicara dengan orang lain, jika dia ada pertanyaan, kita harus bisa menjawab dengan baik  agar hatinya bisa benar-benar paham dan terbuka serta dapat menerima Dharma ini. Dengan begitu, barulah Dharma yang didengarnya dapat berkesan mendalam baginya. Bukan hanya berkesan, tetapi dapat dipraktekkan dalam keseharian. Kita dapat membimbing orang-orang untuk mengetahui dan menyelami Dharma serta mempraktekkannya dalam kehidupan sehingga memperoleh pengalaman.

 Dharma yang di babarkan harus sesuai dan bermanfaat bagi si pendengar. Saat menjawab pertanyaan, juga harus terampil. Sehingga dapat membimbing pendengar untuk menyelami Dharma. Inilah yang disebut  menjawab dengan sempurna.

 Berikutnya adalah “Mematahkan keraguan, membabarkan Dharma tanpa gentar”. Artinya, kita bukan hanya memahami orang dan masalah, melainkan juga segala sesuatu. Kita harus mampu menentukan  apakah sesuatu itu berguna atau tidak. Apakah sesuatu itu bermanfaat atau berbahaya bagi orang lain. Kita harus memahami semua ini. Segala sesuatu di dunia mengandung prinsip masing-masing. Prinsip-prinsip di balik segala sesuatu ini sesungguhnya sulit untuk kita pahami seluruhnya. Karena itu kita harus mempelajari berbagai Dharma yang tak terhingga. Segala bidang memiliki prinsip yang berlainan. Jadi, kita harus menjunjung segala Dharma dan mempertahankan segala kebajikan. Kita harus terus belajar tanpa kenal lelah. Kita harus terus memperdalam pemahaman. Bodhisattva terus belajar sambil membimbing semua makhluk. Kita harus terus mempelajari semua Dharma dan terus membimbing semua makhluk. Saudara sekalian, senatiasalah bersungguh hati. Dharma di dunia ini tak habis di pelajari.

 Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh – Empat Ketidakgentaran Bodhisattva ( Bagian 2/3 ) (285) https://youtu.be/VVvBgrdluI8

 GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva