Sanubari Teduh Enam Belas Pandangan – Bagian 02/13 (246)
Video Youtube : https://youtu.be/C6hYo8tn4YQ
Saudara se-Dharma sekalian, hari demi hari terus berlalu. Dengan sangat cermat, Buddha menjabarkan setiap ajaran-Nya dengan harapan kita bisa mendalaminya dengan sepenuh hati. Kebenaran tidak terlepas dari kehidupan masyarakat. Ia juga tak terlepas dari keseharian saat kita berinteraksi dengan sesama dan menangani suatu masalah. Mungkin kalian berpikir perkataan saya tidak jauh berbeda. Tindakan kita setiap hari tidak jauh berbeda. Waktu istirahat dan pekerjaan kita juga sama. Apapun profesi dan tanggung jawab kita, tindakan kita selalu tidak jauh berbeda. Begitulah rutinitas kita sehari-hari. Orang yang lebih polos selalu pergi dan pulang kerja tepat waktu dan melakukan pekerjaan sesuai jadwal. Mereka bekerja dengan giat. Ini disebut menunaikan kewajiban. Namun, mereka tidak memiliki semangat misi. Saat seseorang memiliki semangat misi, selain menunaikan kewajiban, dia juga terus maju untuk lebih mendalami bidangnya guna melakukan pengembangan. Mereka berusaha meningkatkan kinerja demi membawa manfaat bagi bidang mereka, membawa manfaat bagi masyarakat, dan membawa manfaat bagi umat manusia. Mereka bekerja untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Inilah yang disebut semangat misi.
Orang yang menunaikan tanggungjawab selalu bekerja dengan sungguh-sungguh. Orang yang memiliki semangat misi tidak hanya menunaikan tanggung-jawab tetapi terus maju untuk menunaikan tugasnya.
Menjaga Pikiran tetap terfokus dan tidak tercemar adalah kewajiban setiap praktisi. Menyelamatkan diri sendiri dan orang lain adalah misi setiap praktisi. Selamatkanlah diri sendiri terlebih dahulu, baru kita bisa menyelamatkan orang lain. Setelah terlepas dari kegelapan batin dan pandangan sesat, barulah kita bisa menyelamatkan makhluk lain.
Tujuan kita mendalami ajaran Buddha adalah demi membuka kegelapan batin dan menyadari pandangan sesat. Setelah menyadari pandangan sesat, kita harus berusaha untuk berubah.
Kegelapan batin akar dan turunan bisa diumpamakan sebagai akar dan cabang pohon. Meski cabang-cabang pohon itu sudah dibuang, tetapi jika akarnya masih ada, maka pertumbuhannya masih terus berlanjut. Tujuan dari pelatihan diri adalah untuk memotong kegelapan batin turunan dan melenyapkan noda batin akar hingga tuntas.
Untuk melenyapkan noda batin hingga tuntas. Kita harus memulainya dari kegelapan batin turunan. Saat marah, kita harus mengendalikan diri dan mengingatkan diri untuk mengatakan hal-hal yang seperlunya saja. Ini yang disebut tabiat. Bagaimana cara melenyapkan tabiat buruk ? Harus dimulai dari mengendalikan emosi. Saudara sekalian, untuk meneladani Buddha, kita harus memiliki semangat pelatihan diri. Kita harus membangun tekad dan ikrar untuk memasuki jalan yang luas dan lapang. Jika kita tidak melatih diri, maka jalan ini akan sulit untuk ditapaki. Bukankah ada sebuah ungkapan berbunyi, “Guru membimbing masuk, tetapi platihan diri bergantung pada masing-masing murid” Demikianpula Buddha telah membimbing kita masuk dan membuka jalan ini untuk kita tapaki. Beliau juga memberi penjelasan kepada kita agar kita mengetahui buah dari jalan yang kita pilih. Di dunia ini ada enam alam kehidupan. Enam alam kehidupan meliputi alam surga, manusia, neraka, setan kelaparan, binatang, dan asura. Inilah enam alam kehidupan. Enam alam kehidupan ini ada di dalam pikiran. Kondisi batin bisa menentukan alam kehidupan kita. Lihatlah, dengan penuh kebijaksanaan Buddha menjelaskan kebenaran dari jalan ini kepada kita. Kita hendaknya bersyukur dan membalas budi luhur Buddha. Karena itu, kita harus menjalankan misi dengan baik. Sdelain memberi manfaat bagi diri sendiri untuk melampaui tataran makhluk awam agar terbebas dari kegelapan batin dan pandangan sesat, kita juga harus membimbing dan memberi manfaat bagi semua makhluk. Ini di sebut membalas budi luhur Buddha. Buddha datang ke dunia demi meringankan penderitaan semua makhluk. Karena itu kita harus memikul misi Buddha. Kita harus menganggap semua makhluk bagaikan satu keluarga.
Sebelumnya kita sudah membahas yang pertama dari enam belas pandangan.
Enam Belas Pandangan :
1. Pandangan tentang aku
2. Pandangan tentang makhluk hidup
3. Pandangan tentang jiwa
4. Pandangan tentang yang bernyawa
5. Pandangan tentang yang dilahirkan
6. Pandangan tentang yang dikembangkan
7. Pandangan tentang ras manusia
8. Pandangan tentang manusia
9. Pandangan tentang pelaku
10. Pandangan tentang yang membuat melakukan
11. Pandangan tentang pemulai
12. Pandangan tentang yang membuat memulai
13. Pandangan tentang penerima
14. Pandangan tentang yang membuat menerima
15. Pandangan tentang yang tahu
16. Pandangan tentang yang melihat
Pandangan tentang makhluk hidup adalah pandangan kedua, yang muncul dari perpaduan lima agregat yang meliputi rupa, perasaan, persepsi, dorongan pikiran dan kesadaran. Ini semua tak terlepas dari kehidupan sehari-hari. Perpaduan dari lima agregat ini membuat kita menjadi keras kepala dan terjerat kemelekatan.
Saat bersentuhan dengan kondisi luar, jika kita bisa mengendalikan perasaan, maka kegelapan batin turunan kita tidak akan terus berkembang. Asalkan tidak menyimpan rasa benci, keinginan untuk membalas dendam dan menambah kegelapan batin, akar kegelapan batin akan bisa dilenyapkan.
Kegelapan batin akar adalah pandangan sesat yang menimbulkan sikap membeda-bedakan yang akan melahirkan perasaan yakni perasaan senang, perasaan tidak senang, perasaan cinta, perasaan benci dan lain-lain. Jika semua perasaan ini terbangkitkan, maka akan membuat kita menderita. Jika kegelapan batin akar terus bertambah besar, maka kita akan sulit mengendalikannya. Kita harus melatih diri dengan baik, saat indra kita bersentuhan dengan objek luar kita harus mengendalikan diri dengan penuh kesabaran dan menganalisis perasaan dengan baik. Janganlah terus menciptakan kegelapan batin. Kita hendaknya bersabar dan berusaha melenyapkan kegelapan batin. Jika tidak, maka kehidupan kita akan sama seperti sebelumnya.
Sebagai seorang praktisi, kita harus menggangap pelatihan diri sebagai misi kita, ini berlaku untuk semua hal. Selain menunaikan kewajiban, kita juga harus menjalankan misi. Artinya kita harus tekun dan bersemangat, setiap hari dan setiap saat, kita harus menjaga pikiran dengan baik. Saat pikiran mulai berkeliaran, kita harus segera menariknya kembali. Selain mencari tahu mengapa ia berkeliaran, kita juga harus mengendalikannya. Dengan begitu, baru kita bisa terselamatkan
Inilah yang disebut pandangan makhluk hidup, ia juga berasal dari pandangan keakuan yang tak terlepas dari lima Agregat. Jadi kita harus menjaga pikiran dengan baik. Asalkan sumbernya terjaga dengan baik, maka kita tidak akan berbuat keliru. Jadi, harap kita semua lebih bersungguh hati.
Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh – Enam Belas Pandangan – Bagian 02/13 (246) https://yo utu.be/C6hYo8tn4YQ
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva