Sanubari Teduh Enam Belas Pandangan – Bagian 03/13 (247)

 Video Youtube :     https://youtu.be/ko6nLb1INZg

Saudara se-Dharma sekalian, dunia sangat besar dan makhluk hidup sangat banyak. Sesungguhnya di dunia yang besar dengan makhluk hidup yang berjumlah banyak, panjang atau singkatnya usia kehidupan, mulia atau rendahnya status sosial, semua itu sangat beragam dan kompleks. Apa sesungguhnya tujuan dan manfaat kehidupan manusia di dunia ? Kita hanya tahu lahir, tua, sakit, dan mati. Saat lahir, orang yang melahirkan  bersukacita. Namun, orang yang dilahirkan malah menderita. Siapa yang tidak menangis saat dilahirkan ? Pada saat dilahirkan, kita sangat menderita dan sakit. Jadi, kita sering mendengar tentang penderitaan. Kesengsaraan ditambah rasa sakit, jadilah penderitaan. Saat manusia datang ke dunia, yang pertama dirasakan adalah rasa sakit. Berikutnya berbagai penderitaan mengikuti. Akan tetapi manusia cenderung terbalik. Jika seseorang tidak memiliki anak, dia akan terus memohon agar bisa memiliki anak untuk meneruskan keturunan. Namun, apa manfaat untuk  meneruskan keturunan ? Ini hanya sejenis kemelekatan pada wujud. Begitulah kehidupan.

Makhluk hidup menjerumuskan diri ketiga alam sengsara,
Sulit untuk lahir sebagai manusia,
Sulit untuk lahir di negri tengah,
Sulit untuk memiliki enam indra yang sempurna,
Sulit untuk lahir di negara yang memiliki Dharma,
Sulit untuk berada dekat dengan para Bodhisattva,
Sulit untuk bertemu dan meyakini Sutra Buddha,
Sulit untuk menjelaskan Dharma dengan saksama
( Sutra Enam Paramita )

Jadi Buddha berkata, “Makhluk hidup menjeruskan diri ke tiga alam sengsara.” Makhluk hidup yang diulas di sini adalah mayoritas manusia, yang pikirannya bergejolak, tidak memiliki niat baik, dan tidak membangun ikrar luhur. Karena itu,  manusia mudah jatuh ke tiga alam sengsara. Namun terlahir sebagai manusia, juga memiliki banyak kesulitan. Untuk terlahir sebagai manusia saja sudah sulit, terlebih setelah terlahir sebagai manusia,

Jadi Buddha memberitahu kita bahwa, terlahir sebagai manusia, kita hendaknya menghargai dan menghormati tubuh ini. Jangan kita hanya membiarkan tubuh ini menua, sakit hingga mati. Ini sungguh disayangkan karena sulit untuk terlahir sebagai manusia. Jadi, kita harus selalu bersungguh hati.

Di dalam Enam Belas Pandangan, ketiga adalah pandangan tentang jiwa atau usia.

Enam Belas Pandangan :
1. Pandangan tentang aku
2. Pandangan tentang makhluk hidup
3. Pandangan tentang jiwa atau usia
4. Pandangan tentang yang bernyawa
5. Pandangan tentang yang dilahirkan
6. Pandangan tentang yang dikembangkan
7. Pandangan tentang ras manusia
8. Pandangan tentang manusia
9. Pandangan tentang pelaku
10. Pandangan tentang yang membuat melakukan
11. Pandangan tentang pemulai
12. Pandangan tentang yang membuat memulai
13. Pandangan tentang penerima
14. Pandangan tentang yang membuat menerima
15. Pandangan tentang yang tahu
16. Pandangan tentang yang melihat

Di dalam Enam Belas Pandangan, ketiga adalah pandangan tentang jiwa atau usia, Pandangan tentang usia ini juga berkaitan dengan lima agregat yang berkaitan dengan indra dan perasaan yang dapat membangkitkan kekeliruan dalam suatu rentang waktu.

Buddha mengingatkan kita bahwa semua orang harus waspada terhadap pandangan jiwa atau usia ini. Jangan Perhitungan atas panjang pendeknya usia. Jangan pula melekat pada kenikmatan. Saat memiliki nyawa. kita harus segera meningkatkan kesadaran.

Jika di kehidupan ini mendapat tubuh manusia yang sehat serta dapat mendengarkan Dharma, kita hendaknya memanfaatkannya dengan baik. Jika tidak pikiran yang bergejolak akan menciptakan benih karma buruk yang mudah membuat kita jatuh di tiga alam rendah, dan menerima penderitaan yang tak terkira.

Manusia selalu melekat pada panjangnya usia, tetapi belum tentu kehidupan selalu berjalan mulus dan bahagia. Meski berusia panjang, jika tubuh dan batin tidak sehat, maka kehidupan juga sangat menderita. Jika tubuh dan batin sehat, hati penuh rasa syukur, serta dapat memanfaatkan kehidupan dengan baik, maka inilah kehidupan yang penuh berkah.

Intinya, begitu banyak kesulitan dalam kehidupan manusia. Kini kita semua sehat, tentram, dan memiliki jalinan jodoh di dalam keyakinan yang sama. Kita semua melatih diri bersama. Bayangkan ini sungguh tidak mudah. Jadi, kita harus selalu menghargai jalinan jodoh ini. Bukan hanya itu, kita juga harus selalu memiliki rasa syukur, rasa hormat dan cinta kasih. Kita harus saling menghormati usia kehidupan kita di dunia, harus kita manfaatkan dengan baik. Jadi, harap semua selalu bersungguh hati.

Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh – Enam Belas Pandangan – Bagian 03/13 (247) https://youtu.be/ko6nLb1INZg

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva