Sanubari Teduh Enam Belas Pandangan – Bagian 06/13 (250)
Video Youtube : https://youtu.be/64M1Cw0XKgg
Saudara se-Dharma sekalian, praktisi Buddhis harus mengukir dalam hati dan senantiasa mengingat Empat Budi Luhur. Kita harus tahu bahwa dalam hidup ini kita dapat memperoleh pendidikan, memiliki kesehatan tubuh dan batin, serta memiliki segala sesuatu, semua itu berkat budi semua makhluk. Hidup di tengah masyarakat, tidak dalam satu hal pun kita tidak bergantung pada budi luhur makhluk hidup. Saya sering mengambil contoh dari sandang, pangan, papan dan transportasi kita, manakah yang tidak datang dari masyarakat? Jadi kita harus selalu mengingat budi luhur semua makhluk.
Berhubung lahir di dunia, hendaknya mengingat budi luhur semua makhluk. Namun bagaimana kita bisa memiliki tubuh ini ? Tentunya dari kedua orang tua kita. Jadi buidi luhur orang tua setinggi langit. Kita harus selalu mengingat budi luhur orang tua. Terlebih lagi kita memiliki tubuh ini serta jiwa raga yang sehat. Hidup di dalam lingkungan yang istimewah ini, selain harus bersyukur, kita juga bisa memahami sumber hidup manusia. Inilah Budi Luhur Tiga Permata yakni Buddha, Dharma dan Sangha. Buddha datang ke dunia dan telah menembus kebenaran alam semesta. Seluruh kebenaran yang Beliau pahami. Telah beliau babarkan kepada dunia agar setiap orang dapat mengetahui hukum sebab akibat, agar setiap orang tahu bahwa sebagaimana benih yang di tanam demikianlah buah yang akan dituai. Beliau membimbing kita kembali ke hakikat murni.
Sejak masa lalu mungkin sejak masa tanpa awal, kita terus mengakumulasi karma hingga saat ini. Apakah kehidupan menderita ? ya. Meski hidup dalam kenikmatan dan memiliki harta yang berlimpah, belum tentu manusia merasa bahagia dan damai. Jadi ada banyak kekurangan dalam hidup. Dari mana sumber kekurangan ini ? Buddha dengan kebijaksanaannya menjelaskan satu persatu kepada kita. Jadi kita harus tahu budi luhur Tiga Permata, termasuk pengajaran dari Buddha dan pewarisan oleh Sangha, kita bisa memahami banyak kebenaran. Kita biasa hidup seperti ini berkat orang tua kita. Masyarakat menyediakan barang yang baik untuk kehidupan kita. Terlebih lagi kita bisa mendengar Dharma. Tentunya untuk itu kita membutuhkan lingkungan yang damai dengan iklim dan kondisi alam yang baik sehingga kita memiliki hari-hari yang damai dan cuaca yang bersahabat. ini yang di sebut budi luhur raja dan negara. Kita harus bersyukur atas semua ini setiap hari.
Empat Budi Besar:
- Budi Luhur Tiga Permata
- Budi Luhur Orang Tua
- Budi Luhur Raja dan Negara
- Budi Luhur Semua Makhluk
Jadi, hidup di dunia, kita menerima pemeliharaan. Karena itu kita harus senantiasa memiliki rasa syukur
Yang ke enam dari Enam belas pandangan adalah Pandangan tentang yang dikembangkan
Enam Belas Pandangan :
1. Pandangan tentang aku
2. Pandangan tentang makhluk hidup
3. Pandangan tentang jiwa atau usia
4. Pandangan tentang yang bernyawa
5. Pandangan tentang yang dilahirkan
6. Pandangan tentang yang dikembangkan
7. Pandangan tentang ras manusia
8. Pandangan tentang manusia
9. Pandangan tentang pelaku
10. Pandangan tentang yang membuat melakukan
11. Pandangan tentang pemulai
12. Pandangan tentang yang membuat memulai
13. Pandangan tentang penerima
14. Pandangan tentang yang membuat menerima
15. Pandangan tentang yang tahu
16. Pandangan tentang yang melihat
Kita hendaknya tahu bahwa hidup di bumi, kita menerima pemeliharaan dan pengasuhan, siapakah orang di dunia ini yang tidak dilahirkan oleh orang tua dan terus berada di masyarakat ? Segala kebutuhan kita bukankah di sokong oleh semua makhluk ? Jadi, kita hendaknya mengucap syukur.
Segala sesuatu di dunia tidak lepas dari Empat Budi Luhur. Setelah Menikmati pemberian semua makhluk, hendaknya kita membantu orang yang kekurangan. Kehidupan seperti ini adalah yang paling bijaksana dan kaya.
Dengan Bersumbangsih tanpa pamrih dan memiliki hati penuh syukur, maka kehidupan baru bisa tenang dan damai. Jika melekat pada pandangan tentang yang dikembangkan dan hidup mengharapkan balasan, maka kita akan sangat menderita.
Kita harus menyadari empat budi Luhur. Kita tentunya harus membalas budi karena dengan empat budi inilah kita berkembang. Kita harus berpikir kitalah yang disokong, jangan malah selalu berpikir kitalah yang menyokong orang lain. Jika kita berpikir bahwa kitalah yang menyokong orang lain, berarti kita memiliki kemelekatan. Jadi kita harus menggangap bahwa kita telah menerima sokongan orang lain. Dengan begitu kita di penuhi rasa syukur. Sudah seharusnya kita bersumbangsih setiap saat. Jadi, Pandangan tentang yang dikembangkan ini adalah kemelekatan dalam keseharian kita, yakni perhitungan dalam rupa, perasaan, persepsi, dorongan pikiran dan kesadaran.
Jadi dalam mengerjakan hal apapun kita harus memiliki rasa syukur. kita harus berpikir bahwa orang lain telah menolong kita, maka kini giliran kita membantu orang lain. manusia sudah seharusnya saling membantu dan saling bersyukur. Jadi, kita harus senantiasa bersungguh hati.
Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh – Enam Belas Pandangan – Bagian 06/13 (250) https://youtu.be/64M1Cw0XKgg
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva