Sanubari Teduh Enam Belas Pandangan – Bagian 13/13 (257)

 

Video Youtube :  https://youtu.be/fQSp0QjPYBA

 

Saudara se-Dharma sekalian, mungkin ada orang yang perasaannya selalu sama setiap hari. Mungkin ada orang yang dalam kesehariannya, baik pada kondisi kini, kondisi masa lampau, maupun kondisi yang akan datang, batinnya tidak dapat berfokus pada saat itu. Inilah batin makhluk awam yang selalu terbelenggu oleh objek luar. Jadi,  Buddha selalu mengingatkan kita semua untuk menjaga pikiran kita dengan baik. Jika tidak kondisi diluar, baik pada masa lalu dan masa sekarang, baik dekat maupun jauh, ditambah kondisi yang akan datang, akan membangkitkan noda batin kita.

Adakalanya menciptakan segala karma buruk akibat sepuluh ikatan;
Adakalanya menciptakan segala karma buruk akibat sebelas kecenderungan umum;

Adakalanya menciptakan segala karma buruk akibat dua belas pintu masuk;
Adakalanya menciptakan segala karma buruk akibat enam belas pandangan.

Sebelumnya kita telah membahas sepuluh ikatan. Adakalanya menciptakan segala karma buruk akibat sepuluh ikatan. Ini mengikat kita sehingga kita tidak bisa membebaskan diri. Terlebih lagi dikatakan  “Adakalanya menciptakan segala karma buruk akibat sebelas kecenderungan umum”, didalam keseharian sebelas kecenderungan  umum selalu mengikuti dan mendorong kita. Ini sangatlah umum baik dimasa lalu, kini, maupun masa depan.

Adakalanya menciptakan segala karma buruk akibat dua belas pintu masuk; baik indra maupun objek, semua dapat mengacaukan pikiran kita. Saat mata melihat objek di luar, gambaran itu akan masuk ke dalam pikiran kita. Jadi, jika kita tidak menjaga pikiran dengan baik. Maka semua ini akan menjadi akar penyebab karma buruk. Baik noda dalam batin maupun kondisi luar, semuanya dapat mengacaukan pikiran kita. Beginilah makhluk awam.

Enam Belas Pandangan :
1. Pandangan tentang aku
2. Pandangan tentang makhluk hidup
3. Pandangan tentang jiwa atau usia
4. Pandangan tentang yang bernyawa
5. Pandangan tentang yang dilahirkan
6. Pandangan tentang yang dikembangkan
7. Pandangan tentang ras manusia
8. Pandangan tentang manusia
9. Pandangan tentang pelaku
10. Pandangan tentang yang membuat melakukan
11. Pandangan tentang pemulai
12. Pandangan tentang yang membuat memulai
13. Pandangan tentang penerima
14. Pandangan tentang yang membuat menerima
15. Pandangan tentang yang tahu
16. Pandangan tentang yang melihat

Sebelumnya, kita juga telah mengulas tentang enam belas pandangan. Mengapa kondisi luar dan pikiran kita selalu membelenggu dan mendorong kita ? ini sangat sederhana, masalahnya terletak pada indra dan objek. Indra dan objek dapat bereaksi. Karena di dalam batin kita ada pengetahuan dan pandangan. Tahu berarti  bisa membedakan banyak hal. Saat indra kita bersentuhan dengan objek luar. Pandangan adalah pemahaman kita. Anda tahu mengenai semua hal ini, anda mau memlih hal yang baik atau yang tidak baik, berkata yang baik atau yang tidak baik, semua bergantung pada pandangan kita. Jadi, jika kita memahami hal ini dengan jelas, tiada yang rumit dalam kehidupan ini.

Segala sesuatu  di dunia bagai bayangan pada permukaan air. Bagaimana agar tidak tersesat dan tercemar ? Kita harus mempelajari ajaran Buddha, dan mencari pencerahan. Jika tidak mencari pencerahan, maka untuk apa mempelajari ajaran Buddha ? kita terus berada dalam kebodohan dan ketidaksadaran. Kita telah mengetahui satu kebenaran bahwa kehidupan seperti ini disebut kehidupan awam. Makhluk awam mudah kembali pada kebodohan. Karena itu, kita harus selalu meningkatkan kewaspadaan. Ajaran yang telah diwariskan oleh orang suci, seperti ajaran yang telah diwariskan oleh Buddha, dari segi waktu telah berjarak jauh dari kita. Namun jika kita bertekad mengikuti Buddha dengan tulus, maka sesungguhnya Buddha berada di dalam hati kita.

Kita harus selalu waspada. Buddha adalah yang sadar. Kesadaran hakiki sesungguhnya ada dalam hati kita. Lalu mengapa kita bisa tersesat ? Meski kita berada di tengah orang banyak, di dalam dunia Saha, ditengah makhluk awam, bukankah kita dapat menjadi bagai bunga teratai yang tumbuh di tengah kolam teratai? Bunga teratai tumbuh di lumpur tapi tidak tercemar.

Setiap orang memiliki hakekat keBuddhaan yang murni, hanya saja hakekat itu tertutupi oleh kegelapan batin. Jika kita senantiasa waspada dan sadar, maka meskipun hidup di dunia yang keruh, kita akan kembali pada hakekat yang murni.

Dalam mempelajari ajaran Buddha, kita harus senantiasa memperingatkan diri sendiri. Kita memiliki hakikat kesadaran yang murni serta tubuh Dharma yang agung. Jadi, harap semua selalu bersungguh hati.

Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh – Enam Belas Pandangan – Bagian 13/13 (257)  https://youtu.be/fQSp0QjPYBA

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva