Sanubari Teduh – Enam Praktek – 10 Bhumi – Bagian 11/11 (184)

 

Video Youtube : https://youtu.be/sdo5hyynIYU

 

Saudara se-Dharma sekalian,   setiap saat kondisi batin kita berubah mengikuti kondisi. Akan tetapi sebagai praktisi pelatihan diri, kita harus mengendalikan sesuai kondisi. Inilah ketrampilan yang harus selalu kita asa. Secara Perlahan-lahan Buddha membimbing semua makhluk yang memiliki 84.000 noda batin dengan 84.000 metode atau pintu Dharma. Perlahan-lahan Buddha membuat kita bertekad dan selangkah demi selangkah berjalan dengan mantap dari kesesatan menuju kesadaraan.  Karena itu di babarkan Sepuluh Bhumi.

 

Sepuluh Bhumi :

  1. Bhumi Sukacita
  2. Bhumi Bebas Kotoran
  3. Bhumi Cahaya Cemerlang
  4. Bhumi Kebijaksanaan Membara
  5. Bhumi Tak Terkalahkan
  6. Bhumi Manifestasi
  7. Bhumi Jangkauan Jauh
  8. Bhumi Tak Tergoyahkan
  9. Bhumi Kebijaksanaan Bajik
  10. Bhumi Awan Dharma

 

Dengan menulusuri Sepuluh Bhumi ini, kita seharusnya dapat memahami berbagai kondisi batin. Dengan melapangkan hati kita dapat memahami segala sesuatu di dunia. Kita paham bagaimana bekerja, bagaimana membangun kualitas sebagai manusia, dan bagaimana menyatu dengan kebenaran. Semua ini dapat kita pahami dalam perjalan batin kita.

 

Kita mulai pembahasan dari Bhumi Sukacita, Mengenai sukacita banyak penderitaan dalam kehidupan, bagaimana kita bisa bersukacita ? Banyak noda batin dalam kehidupan ini, bagaimana kita suka bersukacita ? Sebaliknya, langkah awal belajar ajaran Buddha adalah belajar melapangkan hati. Dengan hati lapang, segala masalah dapat diatasi. Jika begitu apalagi yang harus dirisaukan. ? Asalkan dapat melapangkan hati, maka tiada masalah apapun yang membuat kita tidak sukacita. Terlebih lagi, rasa sukacita terbesar adalah memperoleh Dharma. Dahulu kita tidak mengenal Dharma. Karena itu penuh benturan dan noda batin dalam hubungan antar sesama. Karena pandangan yang berbeda-beda, timbullah berbagai belenggu batin antarsesama, seperti cinta, benci, sayang, dan dendam. Belenggu batin ini pun tak pernah terurai. Jika kita dapat melapangkan hati, maka segala belenggu, cinta, benci, sayang dan dendam tidak akan ada lagi. Dengan begitu kita akan selalu bersuka cita. Ini karena kita telah memperoleh Dharma. Ajaran Buddha telah benar-benar meresap kedalam batin kita.  Dengan demikian maka saat kita melihat kondisi luar, bagaimanapun keadaannya, batin kita tidak akan tercemar olehnya. Batin kita tidak akan terpengaruh. Sebaliknya kita dapat mengubah cara pandang terhadap kondisi itu. Kita dapat mengubah dendam menjadi budi, mengubah kebencian menjadi cinta kasih. Cinta kasih yang kita bahas disini adalah cinta kasih yang murni tanpa noda. Dengan memilikinya bukankah kita akan dapat menghadapi orang dengan sukacita ? Bukankah kita dapat menghadapi  semua masalah dengan sukacita ? Jadi Bhumi pertama mengajarkan bahwa di dalam batin kita harus menumbuhkan rasa sukacita. Kita harus bersukacita setiap hari, setiap waktu, setiap bulan dan setiap tahun. Inilah Bhumi Sukacita, batin kita senantiasa diliputi rasa Sukacita.

 

Jika ajaran Buddha dapat meresap ke dalam batin, maka batin tidak ternoda oleh kondisi luar. Dengan batin yang jernih, kondisi dapat terasa berbeda, dendam dapat dirubah menjadi budi, kebencian dapat diubah menjadi cinta kasih, dan kita akan dapat menghadapi semua orang dan semua masalah dengan sukacita.

 

Terus memikirkan masa lalu yang sudah berlalu dan masa depan yang belum tiba termasuk dalam noda batin. Jika batin senantiasa murni dan penuh sukacita, barulah noda batin ini dapat dilepaskan.

 

Terlahir sebagai manusia dan berkesempatan mengenal Dharma, kita harus mengenggam jalinan jodoh ini untuk terjun ke tengah masyarakat dan menjalin lebih banyak jodoh Dharma dengan berbagai pengalaman penuh sukacita. Ini sama dengan fungsi cahaya, yakni menyalakan pelita batin banyak orang dengan api pelita batin kita sendiri.

 

Meski banyak kesulitan di dunia, tetapi asalkan memiliki tekad yang teguh dan dapat mempertahankan hati Bodhisattva tanpa tergoyahkan. Maka semua orang dapat mengembangkan potensi bajik, dan dengan sendirinya tidak lagi kesulitan.

 

Namyak kesulitan dalam proses melatih diri. Asalkan memiliki keyakinan diri. Semua kesulitan akan dapat diatasi. Setelah kesulitan diatasi, perasaan penuh pencapaian dan sukacita akan dirasakan. Pembuktian dari keberhasilan inilah yang disebut Bhumi Manifestasi.

 

Saat berjalan bertiga dengan dua orang lain, dua orang lain itu pasti dapat menjadi guru kita. Terhadap yang memberi kita pelajaran positif. Kita harus menaruh rasa hormat. Terhadap yang memberi cerminan negatif, kita harus bersyukur dan mengingatkan diri.

 

Saudara sekalian sebelumnya bahwa Bhumi Awan Dharma adalah batin yang bebas rintangan. Kita juga pernah membahas berkah adalah sukacita yang diperoleh saat bersumbangsih. Dari Bhumi Sukacita, Bhumi Bebas Kotoran, Bhumi Cahaya Cemerlang, Kebijaksanaan Membara hingga Bhumi Tak Terkalahkan, inilah berkah yang di dapat dari sukacita dalam bersumbangsih. Jika kita selalu dapat bersukacita, maka tiada kesulitan yang bisa merintangi. Bhumi Manifestasi Jangkauan Jauh, Bhumi tak Tergoyahkan, Bhumi Kebijaksanaan Bajik dan Bhumi Awan Dharma. Intinya adalah pengertian. Pengertian adalah kebijaksanaan. Dari Sana kita memperoleh Pembebasan.  Untuk itu kita harus bersungguh hati. Mengubah cara pandang saat menghadapi Kondisi. Jangan biarkan batin terpengaruh kondisi luar. Jadi semua harus senantiasa selalu bersungguh hati.

 

Demikianlah diintisarikan dari Video Sanubari Teduh – Enam Praktek – 10 Bhumi – Bagian 11/11 (184) https://youtu.be/sdo5hyynIYU

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva