Sanubari Teduh – Enam Praktek – 10 Bhumi – Bagian 2/11 (173)

Video Youtube : https://youtu.be/6aWlx5K5lls

 

Saudara se-Dharma sekalian,  dalam kondisi hening, apakah batin kita mengarah pada kebenaran ? Apakah jalan kita sudah benar? Ini harus senan tiasa kita renungkan. Jadi di dalam sutra sering dikatakan “ Menembus Bodhi dengan sempurna, menyatu dengan Tathagata dan menyadari kebuddhaan, inilah Bhumi sukacita. Kita telah membahas tentang Bhumi Sukacita. Bagaimana agar dapat merasakan sukacita ? Jika bathin kita dapat menyatu dengan hati Buddha, maka dengan sendirinya pikiran kita akan bebas dari noda batin. Tanpa Noda batin, kita akan damai tanpa beban serta dipenuhi sukacita dalam Dharma. Jadi yang terpenting dalam mempelajari ajaran Buddha  adalah mencapai kondisi damai tanpa beban.

 

Sepuluh Bhumi :

  1. Bhumi Sukacita
  2. Bhumi Bebas Kotoran
  3. Bhumi Cahaya Cemerlang
  4. Bhumi Kebijaksanaan Membara
  5. Bhumi Tak Terkalahkan
  6. Bhumi Manifestasi
  7. Bhumi Jangkauan Jauh
  8. Bhumi Tak Tergoyahkan
  9. Bhumi Kebijaksanaan Bajik
  10. Bhumi Awan Dharma

 

Kita akan membahas Bhumi yang kedua, yakni Bhumi Bebas Kotoran. Menyadari kebuddhaan, memahami bahwa meski segala sesuatu berbeda, tetapi dapat melebur dalam kemanunggalan. Jika melihat kemanunggalan, maka bukan bebas kotoran. Saat kemanunggalan ini sudah lenyap, inilah yang di sebut bebas kotoran.

Saat membaca penjelasannya, kita mungkin tidak terlalu paham. Jika tidak paham, kita harus lebih bersungguh hati. Kita harus memahaminya dari kondisi kebuddhaan. Dengan begitu kita akan memahaminya. Jika kita dapat memasuki kondisi kebuddhaan, maka kita akan memahaminya dengan jelas. Kita harus memahami bahwa meski segala sesuatu berbeda, tetapi dapat melebur dalam kemanunggalan. Kita tahu bahwa semua makhluk diliputi noda batin. Berapa banyak noda batin ? 84.000 noda batin. Banyak sekali. Karena itu kita harus menggunakan metode terampil. “ Meski segala sesuatu berbeda, tetapi dapat melebur dalam kemanunggalan “

 

Noda batin semua makhluk berbeda-beda. Karena itu kita harus menggunakan berbagai metode untuk membimbing mereka kembali pada kemanunggalan. Akan tetapi berikutnya  dikatakan “ Jika melihat kemanunggalan maka bukan bebas kotoran “ artinya jika kita dapat melihat kemanunggalan, maka sesungguhnya tiada suatu pun yang harus bebas dari kekotoran. Pada dasarnya semua adalah murni. Dengan demikian, apa yang harus bebas dari kotoran ? Kotoran apa yang harus ditinggalkan ? Jadi, saat  kemanunggalan ini juga lenyap inilah yang disebut bebas kotoran. Jadi terhadap penggalan ini, jika kita berusaha memahaminya dengan lebih sungguh-sungguh, maka kita akan memahami bahwa Buddha datang ke dunia dan mengajarkan banyak metode.

 

Mempelajari ajaran Buddha berarti harus meninggalkan noda batin dan membangkitkan pandangan kesetaraan, berwelas asih terhadap semua makhluk. Tidak membeda bedakan dan berjalan di jalan Bodhisattva.

 

Semua makhluk memiliki bermacam penderitaan. Kegelapan dan noda batinpun beragam. Untuk membimbing dan menyucikan hati manusia dibutuhkan berbagai metode terampil.

 

Jika melekat pada kesetaraan maka kita tidak akan terbebas dari kekotoran. Sesungguhnya setelah meninggalkan kekotoran kita akan mencapai kemurnian. Namun, jika segala sesuatu pada dasarnya murni, maka tiada yang perlu di tinggalkan. Jadi kita harus memahami dan benar-benar menyadari apa yang disebut berbeda dan manunggal. Sesungguhnya, keduanya tidaklah berbeda. Mengapa harus ada perbedaan ? Buddha berkata “ Meski segala sesuatu berbeda, tetapi dapat melebur dalam kemanunggalan. Mungkin kita berpikir bagaimana segala perbedaan dapat melebur jadi kemanunggalan. Ini kita rasa tidak mungkin. Karena kita harus menggunakan Dharma. Jika melihat kemanunggalan maka bukan bebas kotoran. Jika kita melihat segalanya sebagai murni dan setara maka tiada yang perlu ditolong. Kenyataannya semua makhluk memiliki penderitaan beragam. Jadi Saudara sekalian, kadang kala teks Sutra tampak membinggungkan. Akan tetapi kita harus mendalaminya dengan sungguh-sungguh. Karena itu, saya selalu berkata kita harus senantiasa selalu bersungguh hati.

 

Demikianlah diintisarikan dari Video Sanubari Teduh – Enam Praktek – 10 Bhumi – Bagian 2/11 (173) https://youtu.be/6aWlx5K5lls

           

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva