Sanubari Teduh – Enam Praktek – 10 Bhumi – Bagian 8/11 (181)

 

Video Youtube : https://youtu.be/dmnXB8yY1I8

 

Saudara se-Dharma sekalian,  Buddha menyadari bahwa karena semua makhluk diliputi kegelapan batin, maka diliputi berbagai penderitaan. Buddha yang telah sadar datang untuk membebaskan kita dari kegelapan batin. Berhubung Buddha datang untuk membimbing kita, maka kita harus menerima ajaran-Nya. Jika tidak, tak ada gunanya Buddha mengajar kita. Kita sendiri akan menderita. Berhubung kita telah bertemu ajaran Buddha dan berjodoh untuk berjalan di jalan Bodhisattva, maka seperti Bodhisattva yang tengah terjun ke tengah makhluk yang menderita. Kita semua harus memulai perjalanan ini dari membangun tekad dan ikrar.

 

Sepuluh Bhumi :

  1. Bhumi Sukacita
  2. Bhumi Bebas Kotoran
  3. Bhumi Cahaya Cemerlang
  4. Bhumi Kebijaksanaan Membara
  5. Bhumi Tak Terkalahkan
  6. Bhumi Manifestasi
  7. Bhumi Jangkauan Jauh
  8. Bhumi Tak Tergoyahkan
  9. Bhumi Kebijaksanaan Bajik
  10. Bhumi Awan Dharma

 

Kita sudah membahas Bhumi Jangkauan Jauh. Perjalanan di jalan Bodhisattva sangat panjang. Dari kegelapan batin menujuh kesadaran, perjalanannya sungguh jauh. Pada perjalanan jauh ini, kita pasti bertemu kesulitan dan rintangan. Saat menempuh perjalanan ini, kita juga harus mengatasi segala rintangan itu. Jika tidak sungguh-sungguh melenyapkan satu demi satu rintangan, kita tidak sampai pada satu tujuan. Jadi dalam melatih diri berbagai kesulitan tentu sulit dihindari.

 

Setelah kita bertekad untuk melatih diri, saat bertemu masalah. Kita hendaknya sedikit menenangkan hati. Sebelum bertekad kita hidup mengikuti arus. Kita tidak sadar bahwa kita hidup di dalam noda batin. Kita tidak tahu ini disebut noda batin, kita bersikap perhitungan dan mengikuti emosi. Kita menganggap hal ini biasa. Kini saat melatih diri, kita tahu bahwa sikap tadi tidak benar. Meski noda batin timbul, kita harus berpikir terbuka dan menyelesaikannya dengan berbagai cara. Kita harus berusaha melenyapkan noda batin jangan membuat belenggu bagi kehidupan mendatang.

 

Bangkitkan tekad dan ikrar, tidak terbawa arus duniawi, tidak perhitungan, tidak timbul gejolak dalam batin. Dengan demikian barulah dapat melenyapkan rintangan dan noda batin. Terlebih lagi setelah berikrar menyelamatkan semua makhluk, kita harus segera mengembangkan welas asih. Dalam jalan pelatihan diri, adalah sangat penting untuk meneguhkan hati kita.

 

Kini kita akan membahas yang kedelapan, yakni Bhumi Tak Tergoyahkan. Yakni memiliki pemahaman menyeluruh atas kedemikianan sehingga mencapai keheningan abadi  tanpa dapat tergoyahkan.

Penggalan ini menjelaskan bahwa Bhumi Kebijaksanaan Membara  bagaikan cahaya yang menerangi jalan kita. Bhumi Jangkauan Jauh mengajarkan kepada kita untuk mengatasi rintangan jalan ini. Dengan begitu hakikat sejati kita pun tampak. Hakikat ini telah termanifestasi dan telah dijangkau. Setelah dijangkau, dengan sendirinya kebenaran sejati ini dapat dipahami dengan jelas. Kita sudah banyak mendengar, banyak praktik, dan banyak merasakan. Karena itu kita harus memiliki pemahaman menyeluruh. Kita dapat memahami segala kebenaran. Dengan demikian, kita akan dapat merealisasi keheningan abadi. Hakikat sejati dari kedemikianan selalu ada dalam hati kita. Saat bating kita sangat hening, maka sekacau apapun kondisi di luar, sehebat apapun gejolak noda batin. Kita akan tetap tenang. Semuanya pasti ingat pengalan kata “ Hatinya hening dan jernih, tekadnya luas dan luhur, teguh tak tergoyahkan dalam miliaran kalpa”. Inilah kondisi hening abadi teguh tak tergoyahkan dalam miliaran kalpa.

 

Dalam kondisi yang sangat hening ini, jika kita dapat menyadari kedemikianan dan mempertahankannya di dalam hati, maka apapun kondisi dan masalah antarmanusia yang kita hadapi, kita tidak akan lagi perhitungan. Jadi, di dalam Sutra dikatakan” Menyatu dengan kedemikianan disebut Bhumi Tak tergoyahkan “ “ Satu “ merujuk pada kebenaran sejati. Artinya, jika di dalam hati kita kebenaran sejati dapat bermanifestasi, maka segala keuntungan duniawi tidak akan terasa penting bagi kita. Dengan demikian kita mencapai Bhumi Tak Tergoyahkan. Berhubung telah melatih diri, Bodhisattva harus melenyapkan rintangan. Setelah melenyapkan rintangan dan merealisasi kebenaran, kita merasa iba terhadap semua makhluk. Meski kita tidak tergoyahkan, tetapi melihat semua makhluk terombang-ambing dalam penderitaan, maka kita yang sadar, yang memahami ajaran Buddha, yang tahu Buddha terus datang ke Dunia Saha, demi membimbing semua mahkluk  yang tersesat ini hendaknya merasa iba terhadap semua makhluk. Karena semua makhluk diliputi kegelapan batin, maka kita harus bertekad dan berikrar.

 

Pertahankan hakikat sejati di dalam hati agar batin senantiasa hening, bagaimanapun gejolak kondisi diluar,  segala kerisauan tak akan menggoyahkan batin.     Batin teguh tidak terpengaruh kondisi luar, berpegang teguh pada kebenaran sejati. Inilah Bhumi tak tergoyahkan. Jadi, mengenai Bhumi tak tergoyahkan ia mengajarkan kepada kita bahwa hati kita harus sangat teguh dan terus maju di jalan ini. Bagaimanapun kondisi di luar tidak akan mengoyahkan batin kita. Inilah Bhumi Tak Tergoyahkan. Saudara sekalian mempelajaria ajaran  Buddha, berarti melatih batin. Semua orang harus selalu bersungguh hati.

 

Demikianlah diintisarikan dari Video Sanubari Teduh – Enam Praktek – 10 Bhumi – Bagian 8/11 (181) https://youtu.be/dmnXB8yY1I8

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva