Sanubari Teduh – Enam Praktek -10 Dedikasi – Bagian 2/10 (163)
Video Youtube : https://youtu.be/qeGthe98sOQ
- Praktik 10 Keyakinan
- Praktik 10 Kediaman
- Praktik 10 Praktik
- Praktik 10 Dedikasi
- Praktik 10 Bhumi
- Praktik Pencerahan Setara
Praktik Sepuluh Dedikasi :
- Dedikasi menolong semua makhluk hidup tanpa melekat pada ciri makhluk hidup.
- Dedikasi tidak terusak
- Dedikasi setara semua Buddha
- Dedikasi ke segala tempat
- Dedikasi pahala tanpa batas
- Dedikasi akar kebajikan adaptasi setara
- Dedikasi adaptasi setara terhadap semua makhluk
- Dedikasi ciri kedemikian
- Dedikasi pembebasan tanpa belenggu dan kemelekatan
- Dedikasi alam Dharma tanpa batas
Saudara se-Dharma sekalian, dari waktu sehari yang panjang, kita memiliki beberapa jam untuk menenangkan diri dan beristirahat. Kita harus senantiasa bersyukur atas kondisi kita. Terlebih lagi setiap pagi, sebelum matahari terbit kita memiliki kondisi yang tenang untuk melatih diri dan mendengar Dharma. Bolehkah kita tidak bersyukur ? Bersyukur adalah bagian dari pelatihan diri. Jadi yang kedua dari sepuluh dedikasi termasuk praktik Jalan Tengah.
Praktik kedua dari sepuluh dedikasi adalah mengungkapkan Jalan Tengah, kembali pada kesadaran akar, berpulang memasuki Tubuh Dharma, tanpa dapat dirusak, inilah dedikasi tidak terusak.
Dalam mempelajari ajaran Buddha, kita harus menapakai jalan yang panjang ini. Jalan ini sangat lurus. Sutra Makna Tanpa Batas, selalu mengingatkan kita bahwa berjalan di jalan Bodhisatttva berarti kita di jalan yang lurus tanpa menyimpang sedikit pun. Inilah yang disebut Jalan Tengah. Dunia ini penuh dengan perangkap. Perangkap ini berasal dari luar dan dari dalam pikiran kita sendiri. Yang berasal dari luar disebut objek. Dahulu kita juga pernah membahas tentang enam indra, enam objek, enam kesadaran. Jika ketiganya bergabung dapat menyebabkan kita terjerumus dalam kesesatan. Jadi, disini kita diingatkan untuk tidak menyimpang dari jalan ini. Berhubung kondisi luar selalu berubah tanpa henti, kita sering menyebutnya tidak kekal, membawa derita dan kosong .
Jalan Bodhisattva adalah jalan yang lapang dan lurus. Di Jalan ini kita tidak boleh menyimpang sedikitpun. Akan tetapi enam indera manusia mudah terpengaruh enam objek sehingga membuat enam kesadaran tercemar oleh kemelekatan duniawi. Karena itu, kita harus senantiasa mengingat ketidakkekalan, penderitaan dan kekosongan.
Terhadap istilah ketidakkekalan, penderitaan, kekosongan dll, selain harus memiliki pemahaman benar, kita juga harus memanfaatkannya secara tepat. Jika tidak, akan membuat kita menyimpang dan jauh tersesat sehingga menciptakan karma buruk dan mengacaukan tatanan masyarakat.
Jadi yang terpenting dalam mempelajari ajaran Buddha adalah kita harus benar-benar mengerti untuk mempraktikkan Jalan Tengah. Artinya pemikiran kita harus benar. Dalam mempelajari Dharma, kita harus bersumbangsih secara nyata. Kita harus menyadari kebenaran yang tak terkondisi, tetapi mewujudkan praktik nyata. Yang tak terkondisi adalah hakikat murni. Kita harus tahu bahwa hakikat yang murni ini adalah hakikat kebuddhaan. Kita hendaknya melampaui keduniawian dan tataran makhluk awam hingga mencapai kondisi hati yang murni. Kita harus menggunakan semangat nonduniawi untuk menjalankan misi-misi di dunia. Kita harus terjun ke tengah masyarakat. Akan tetapi kita juga harus sadar. Setiap orang memiliki hakikat murni tanpa noda yang sama dengan Buddha, maka janganlah membiarkan berbagai permasalahan duniawi mencemari batin kita. Jadi, kita harus mempertahankan hati yang murni saat berada di tengah umat manusia untuk bersumbangsih.
Mendalami Dharma berarti harus belajar menyadari kebenaran yang tak terkondisi, tetapi harus mewujudkan praktik nyata. Yang tak terkondisi adalah hakikat sejati yang murni sedangkan praktik yang berwujud adalah sumbangsih di tengah masyarakat.
Jika dapat menggunakan kebijaksanaan murni tanpa noda saat bersumbangsih di tengah masyarakat, maka batin kita tidak akan tercemar, tekad kita akan tetap terjaga, dan yang di dapat adalah sukacita dalam Dharma.
Semua makhluk memiliki hakikat yang murni. Jika dapat meninggalkan pemikiran keliru. Manusia akan mendapat keheningan dan kebijaksanaan yang mampu menyinari seluruh alam semesta. Aspek tunggal seluruh alam Dharma adalah Tubuh Dharma setara Tathagata. Inilah yang disebut kesadaran akar. Jadi, kita harus selalu menjaga pikiran kita. Sifat dasar dari kesadaran akar ini adalah murni. Kita hendaknya dapat meninggalkan pemikiran salah. Jangan biarkan setiap perbuatan kita dipengaruhi oleh pemikiran salah dan kegelapan batin. Jika menympang sedikit saja, maka langkah selanjutnya akan salah. Jadi kita harus senantiasa selalu bersungguh hati.
Demikianlah diintisarikan dari Video Sanubari Teduh – Enam Praktek -10 Dedikasi – Bagian 2/10 (163) https://youtu.be/qeGthe98sOQ
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva