Sanubari Teduh – Enam Praktek – 10 Dedikasi – Bagian 6/10 (167)
Video Youtube : https://youtu.be/XWFaGJMnbrY
Praktik Sepuluh Dedikasi :
- Dedikasi menolong semua makhluk hidup tanpa melekat pada ciri makhluk hidup.
- Dedikasi tidak terusak
- Dedikasi setara semua Buddha
- Dedikasi ke segala tempat
- Dedikasi pahala tanpa batas
- Dedikasi akar kebajikan adaptasi setara
- Dedikasi adaptasi setara terhadap semua makhluk
- Dedikasi ciri kedemikian
- Dedikasi pembebasan tanpa belenggu dan kemelekatan
- Dedikasi alam Dharma tanpa batas
Saudara se-Dharma sekalian, praktisi Buddhis disebut sebagai ladang berkah. Setiap hari kita harus menggarap ladang berkah, dimulai dari ladang batin kita sendiri. Kita harus menjadi petani batin yang baik. Ini disebut praktisi yang memegang teguh kewajiban. Jadi dalam membimbing kita, Buddha terlebih dahulu menjadi petani yang mengarap ladang batin semua makhluk. Kemudian, kitapun menemukan bahwa pada dasarnya kita memiliki cahaya batin dan ladang batin di dalam diri masing-masing. Setelah belajar cara menggarap ladang ini dari Buddha, kita semua hendaknya, menggarap ladang batin masing-masing. Baru kemudian menyebarkan ajaran ini untuk membimbing semua makhluk. Jika setiap dapat menggarap ladang batin, saling membabarkan Dharma, menanam benih yang baik, dan menuai hasil yang baik pula, maka bukankah dunia ini menjadi tanah suci? Jadi, untuk mengubah dunia yang keruh menjadi tanah suci, kita harus menjadi petani batin yang giat.
Dalam sepuluh dedikasi yang keenam adalah berlandaskan hakekat kebuddhaan, membangkitkan benih berbagai praktik, memperoleh buah sesuai benih, menuju ke jalan Nirvana. Inilah yang disebut dedikasi akar kebajikan adaptasi setara. Artinya kita harus melakukan berbagai praktik. Para Buddha di masa lalu, masa kini, dan masa depan memulai pelatihan diri bagaikan menanam sebutir benih diatas ladang batin yang baik. Mereka menebarkan benih yang baik pula. Setelah itu mereka memulai praktik dan sungguh-sungguh mengarap ladang itu. Ladang batin ini telah ditanami benih, maka tumbuhlah buah sesuai benihnya. Dengan adanya benih sebab yang di tanam di ladang yang di garap dengan sungguh-sungguh, maka buahpun tumbuh. Dengan melepaskan satu, kita memperoleh banyak. Artinya, dengan menanam sebutir benih di tanah yang baik dan sungguh-sungguh mengarapnya, maka benih ini akan tumbuh, berbunga, dan berbuah lebat. Ini menandakan buah pelatihan kita sudah membuahkan hasil. Hasil dari pelatihan diri adalah Nirvana. Berlatih sejak berada pada tataran makhluk awam bukankah tujuan kita adlah mencapai kebuddhaan ? Benar.
Untuk menuju kebuddhaan dari tingkatan awam, dibutuhkan benih penyebab. Benih yang baik ini harus ditanam di atas tanah yang baik pula. Barulah tujuan kita dapat tercapai. Hasil yang kita peroleh sesuai hukum sebab akibat ini adalah hasil dari pelatihan diri kita, yakni Nirvana.
Sesungguhnya di dalam penjelasan dijelaskan lebih lanjut mengenai dedikasi, yakni dedikasi akar kebajikan adaptasi setara. Mengenai akar kebajikan, saat kita ingin mulai melatih diri, kita juga harus mulai dari benih sebabnya. Benih ini pada dasarnya telah kita miliki. Setiap hari saya mengatakan bahwa kita memiliki benih kebuddhaan yang setara dengan Buddha. Anda, saya dan setiap orang adalah setara. Jika kita dapat memahami kebenaran ini, maka saat itu juga kita menyatu dengan Buddha, karena makhluk awam dan Buddha hanya dibatasi oleh kegelapan batin, jika kegelapan batin ini dapat kita singkirkan, maka kita adalah sama dengan Buddha, yaitu orang yang telah sadar. Tidaklah sulit untuk mengubah kesesatan menjadi kesadaran. Yang paling sulit adalah menyadarkan diri sendiri untuk memandang setiap orang dengan setara dan percaya bahwa semua orang memiliki akar kebajikan. Meski kita percaya bahwa setiap orang memiliki akar kebajikan, tetapi saat berhadapan dengan orang dan masalah, kondisi yang ada kadang tetap sangat kompleks. Akibatnya, kita sulit untuk melatih diri.
Dengan menemukan sumber karma buruk dan melenyapkan berbagai penderitaan, kita akan dapat kembali pada kebenaran. Dengan mulai melangkah dari titik awal, barulah kita dapat memperoleh buah pencapaian. Jadi dikatakan bahwa mengadaptasi pandangan kesetaraan dapat menghasilkan buah pelatihan diri. Kita harus tahu bahwa makhluk hidup amat beragam, kita harus mengenali sifat dan kemampuan mereka. Kita harus memahami semua makhluk. Kita harus menghormati setiap orang. Kita harus memiliki rasa syukur, rasa hormat dan cinta kasih. Di tengah beragam makhluk hidup kita harus bersyukur pada semuanya, bahkan terhadap orang yang jahat sekalipun. Kita harus percaya bahwa mereka juga memiliki akar kebajikan. Kita percaya pada dasarnya mereka semua sama dengan kita, memiliki hakikat sejati yang murni.
Berlandaskan hakikat kebuddhaan, membangkitkan benih berbagai praktik; memanifestasikan kendaraan tunggal jalan penghentian. Karena segala praktik dilandasi kebenaran, maka dikatakan mengadaptasi kesetaraan dapat menumbuhkan buah pencapaian. Karena itu ia di sebut akan kebajikan.
Kita harus menggarap ladang batin kita dengan sepenuh hati. Jika ladang batin kita dapat di garap dan diolah dengan baik maka benih yang ditanam di dalamnya pasti akan bertunas dan tumbuh menjadi pohon hingga berbungga dan berbuah. Dengan begitu benih inipun menjadi berlipat ganda. Jadi kita harus melakukan dedikasi yang setara. Meski kita memiliki banyak masalah, memiliki banyak kerisauan, jika kita dapat berpikir bahwa setiap orang memiliki akar kebajikan, maka kita akan dapat bersyukur serta menghormati dan mengasihi mereka. Baiklah semua ini kedengarannya sangat dalam, tetapi kalian semua telah memahami tentang landasan kebenaran. Kita dapat mempraktikkan berbagai cara, tetapi tidak lepas dari benih sebab yang sebenarnya yakni benih hakikat sejati. Jadi dalam kehidupan kita sehari-hari kita harus menerapkan berbagai cara dalam menghadapi orang dan masalah. Inilah intinya saya berbagai tentang ini kepada kalian semua dengan harapan kalian dapat selalu bersungguh hati.
Demikianlah diintisarikan dari Video Sanubari Teduh – Enam Praktek – 10 Dedikasi – Bagian 6/10 (167) https://youtu.be/XWFaGJMnbrY
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva