Sanubari Teduh – Enam Praktek – 10 Dedikasi – Bagian 8/10  (169)

 

Video Youtube : https://youtu.be/jWUvlnBdcrA

 

Praktik Sepuluh Dedikasi :

  1. Dedikasi menolong semua makhluk hidup tanpa melekat pada ciri makhluk hidup.
  2. Dedikasi tidak terusak
  3. Dedikasi setara semua Buddha
  4. Dedikasi ke segala tempat
  5. Dedikasi pahala tanpa batas
  6. Dedikasi akar kebajikan adaptasi setara
  7. Dedikasi adaptasi setara terhadap semua makhluk
  8. Dedikasi ciri kedemikian
  9. Dedikasi pembebasan tanpa belenggu dan kemelekatan
  10. Dedikasi alam Dharma tanpa batas

 

Saudara se-Dharma sekalian,  kita sering berkata bahwa jika hati suci, tanah pun menjadi suci. Pikiran adalah pelopor segala sesuatu. Kondisi sekitar kita, apakah suci dan murni? Sangat murni. Ini karena batin kita juga murni. Pikiran adalah pelopor segalanya. Karena itu, belakangan ini kita terus mendalami tentang pikiran. Pikiran awam pikiran semua makhluk,  dan pikiran Buddha pada dasarnya tidak berbeda. Akan tetapi sebagai makhluk awam pikiran kita telah tercemar oleh  ketamakan, kebencian, kebodohan, kesombongan dan keraguan. Lima aspek ini terus muncul hingga saat ini dan membuat pikiran kita kacau, keluarga kacau, masyarakat kacau, dan duniapun kacau. Semua ini dimulai dari pikiran.

Jadi, dalam sepuluh dedikasi, yang kedelapan adalah menyatu dengan Dharma. Meninggalkan segala konsep atau ciri. Kondisi muncul tanpa inti, tubuh menyatu dengan kedemikian inilah yang disebut dedikasi ciri kedemikian.  Artinya kita harus meninggalkan semua konsep atau ciri. Ciri apa ? Kebanyakan orang melekat pada konsep individu, keakuan, pribadi dan makhluk hidup. Dalam interaksi antar manusia mereka saling membedakan. Ada yang disukai, ada yang di benci. Yang disukai terus dikejar dengan menghalalkan segala cara. Terhadap orang yang disukai kita akan memberi segalanya dan menuruti segala kemauannya karena kita menyukai orang itu. Terhadap yang tidak kita sukai, kita sebal, kita dendam, dan kita benci, melihatnya saja kita tidak suka. Segala ucapannya terdengar tidak menyenangkan. Saat orang itu berhasil, kita semakin tidak senang, padahal dia tidak ada masalah dengan kita. Hanya karena jalinan jodoh yang kurang baik. Menyebabkan batin kita dipenuhi kebencian terhadap orang itu. Kebencian ini mungkin terwujud keluar dalam bentuk penolakan, perselisihan, dll. Bukankah semua ini berawal dari pikiran ?

Jadi, Buddha mengajarkan kepada kita untuk meninggalkan ciri dan konsep. Kita harus meninggalkan keakuan ciri makhluk hidup dan individu. Kita tidak boleh membedakan. Sesungguhnya semua makhluk tak berbeda dengan Buddha, kita sering mengatakan bahwa semua makhluk memiliki hakekat kebuddhaan. Jadi, kita  harus menghormati semua kehidupan, tidak hanya manusia. Kita harus menghormati semua makhluk. Begitulah kita harus melepaskan dualitas suka dan benci. Kita tidak boleh melekat pada yang disuka atau di benci. Ini yang di sebut menyatu dengan segala Dharma. Berbagai Dharma yang di babarkan, semuanya merujuk pada cinta kasih yang besar. Jadi, kita harus bisa mengasihi semua makhluk dan menghormat semuanya. Dengan demikian berarti kita, menyatu dengan segala Dharma. Meninggalkan segala ciri atau konsep “ Kondisi muncul tanpa inti, tubuh menyatu dengan kedemikian”

Melenyapkan noda di dalam batin, meluruskan yang menyimpang, mengubah kebencian menjadi cinta kasih, memperluas dedikasi dari kecil ke besar, kembali pada hakikat sejati yang murni, inilah yang disebut dedikasi ciri kedemikian.

Meninggalkan kekeliruan disebut kebenaran. Tiada perbedaan disebut kedemikian. Segala Dharma berhakekat kedemikian. Tanpa kemelekatan terhadap “ meninggalkan dan menyatu” inilah yang disebut  manifestasi kedemikian.

Menyatu dengan segala Dharma, meninggalkan segala ciri dan konsep, tidak melekat kepada keduanya. Inilah yang disebut dedikasi ciri kedemikian. Jadi, kita sungguh harus memahami  setiap orang memiliki hakikat kesadaran yang sama dengan kedemikian. Kedemikian ini adalah kebenaran yang tidak ternoda. Keadaan ini sangat indah, sangat hening dan jernih. Dengan batin seperti ini, kita dapat memiliki tekad luhur. Kondisi batin ini sangatlah indah. Namun semua ini bergantung pada pikiran kita. Karena itu harap semua senantiasa selalu bersungguh hati.

 

Demikianlah diintisarikan dari Video Sanubari Teduh – Enam Praktek – 10 Dedikasi – Bagian 8/10  (169) https://youtu.be/jWUvlnBdcrA

 

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

 

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva