Sanubari Teduh – Enam Praktek – 10 Dedikasi – Bagian 9/10 (170)

 

Video Youtube : https://youtu.be/2lnp_3wpvDE

 

Praktik Sepuluh Dedikasi :

  1. Dedikasi menolong semua makhluk hidup tanpa melekat pada ciri makhluk hidup.
  2. Dedikasi tidak terusak
  3. Dedikasi setara semua Buddha
  4. Dedikasi ke segala tempat
  5. Dedikasi pahala tanpa batas
  6. Dedikasi akar kebajikan adaptasi setara
  7. Dedikasi adaptasi setara terhadap semua makhluk
  8. Dedikasi ciri kedemikian
  9. Dedikasi pembebasan tanpa belenggu dan kemelekatan
  10. Dedikasi alam Dharma tanpa batas

 

Saudara se-Dharma sekalian,  dalam kondisi yang tenang, keadaan di sekitar kita terasa amat hening dan jernih.  Jika batin tidak tercemar, maka batin akan senatiasa berdiam dalam kondisi tanpa rintangan. Inilah proses dalam mempelajari ajaran Buddha. Dalam mempelajari ajaran Buddha, mengendalikan pikiran sangat penting. Jika penuh kemelekatan, maka kita akan selalu risau. Bagaimana agar bebas dari kerisauan ? Kita harus bebas dari kekeliruan. Jika kita dapat bebas dari kekeliruan, maka batin kita akan dari kerisauan dan segala belenggu.

Jadi dalam sepuluh dedikasi kita selalu membahas bahwa makhluk awam selalu merisaukan dan melekat pada berbagai hal serta sangat perhitungan. Kondisi batin penuh kegelapan dan noda batin itu harus kita ubah menjadi “besar”. “Besar” berarti di sini sadar. Ini yang disebut mengubah dari kecil ke besar, dari gelap batin menjadi sadar. Jika kita bisa sadar, maka apalagi yang perlu diperhitungkan di dunia?. Meski tiada yang perlu diperhitungkan, kita harus meyakini hukum karma. Sebagaimana benih yang di tanam demikianlah buah yang akan di tuai. Hukum sebab akibat selalu menjadi titik berat dalam agama apapun. Jadi, kita tidak boleh mengabaikan hukum karma. Jika dikatakan semua kosong, untuk apa kita masih melatih diri ? Sungguh mempelajari ajaran Buddha haruslah membangkitkan hakikat sejati yang kita semua miliki.

Yang kesembilan dari sepuluh dedikasi. Segala Dharma pada hakekatnya kosong; pikiran tidak terbelenggu; terbebas dari pengaruh indra dan objek, inilah yang disebut  dedikasi pembebasan tanpa belenggu dan kemelekatan.

Batin kita harus terbebas dari belenggu. Jangan sampai batin kita terbelenggu, jangan pula melekat pada kondisi yang muncul. Kemelekatan juga membawa penderitaan. Salah satunya melekat pada pandangan  sendiri, selalu merasa pandangan sendiri paling benar dan orang lain salah, merasa yang diri sendiri lakukan paling benar, orang lain tidak benar dan orang lain salah. Kita tak akan dapat terjun ke tengah masyarakat dan tak dapat hidup harmonis di masyarakat. Jadi, jangan terbelenggu oleh kondisi luar. Jangan melekat pada hal-hal duniawi. Jagalah indra kita. Indra yang dimaksud adalah enam indra, yakni mata, telingga, hidung, lidah, tubuh dan pikiran. Enam indra ada pada setiap manusia. Enam indra bersentuhan dengan enam objek. Objek adalah lingkungan sekitar kita. Di lingkungan manapun kita berada. Selama kita tidak terbelenggu, maka batin kita akan tetap bebas. Semua tempat akan menjadi tempat yang baik dan setiap orang dapat kita hormati.

Jika indra tidak terpengaruh pleh kondisi luar, tidak melekat kepada hal-hal duniawi, terbebas secara fisik dan batin, maka di setiap tempat akan di rasa sebagai tempat yang baik dan setiap orang dapat kita hormati.

Tidak perhitungan dengan orang lain, tidak membedakan lingkungan. Dengan berpegang pada cinta kasih, terbebas dari belenggu dan objek. Inilah yang disebut dedikasi pembebasan tanpa belenggu dan kemelekatan. Inilah kondisi batin yang kita tuju dalam pelatihan diri.

Dharma bukan saja diucapkan, melainkan harus di praktikkan agar dapat benar-benar di pahami. Dengan demikian barulah kita dapat merasakan sukacita dalam Dharma. Hidup di dunia ini, manusia tak luput dari masalah duniawi. Masalah duniawi sangatlah rumit. Jika batin kita dapat melampau hal ini dan tidak terbelenggu oleh kondisi luar, memiliki cinta yang tulus dan bijaksana, maka di dalam kondisi apapun, kita akan selalu damai tanpa beban. Inilah dunia Bodhisattva. Inilah Tanah Suci Buddha. Jadi, sebagai praktisi Buddhis, kita harus senantiasa selalu bersungguh hati.

 

Demikianlah diintisarikan dari Video Sanubari Teduh – Enam Praktek – 10 Dedikasi – Bagian 9/10 (170) https://youtu.be/2lnp_3wpvDE

 

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

 

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva