Sanubari Teduh – Enam Praktek – 10 Kediaman – Bagian 1 (140)
Video Youtube : https://youtu.be/RPy5Yb9gCYI
Saudara se-Dharma sekalian, mempelajari ajaran Buddha berarti mempelajari tentang pikiran, bagaimana menjaga sendiri dengan baik, dan tidak mempengaruhi pikiran orang lain. Sebuah ungkapan berbunyi, “ Air sungai boleh bergejolak, tetapi pikiran praktisi tak boleh bergejolak.” Belajar ajaran Buddha adalah belajar untuk menjaga pikiran sendiri serta tidak memengaruhi pikiran orang lain. Mengacaukan kondisi batin orang lain akan merusak kualitas pelatihan diri kita.
Kegelapan batin berkembang dari berbagai masalah yang kita simpan lama di dalam hati sehingga menjadi tabiat buruk. Tabiat buruk dapat mempengaruhi prilaku kita dan membuat batin ternoda.
Intinya, kita harus sungguh-sungguh menaati sila dan memegang teguh tekad kita. Jika memiliki tekad, kita harus menjunjung sila. Terhadap perbuatan, kita sendiri harus memiliki sistem pedoman dan sila yang kita junjung. Bukan saja masyarakat saja yang butuh sistem, diri kita sebagai individu pun juga harus memiliki sebuah sistem. Sistem yang dimaksud adalah sila. Jadi, alangkah baiknya jika kita dapat memiliki sistem untuk mengendalikan perbuatan kita. Yang patut dilakukan harus kita lakukan dengan giat. Sedangkan yang tidak patut dilakukan jangan lah kita lakukan. Ini lah yang disebut damai berdiam dalam sila. Jika kita berdiam dalam sila, maka perbuatan kita akan terhindar dari kesalahan. Inilah kedamaian. Bukankah tujuan melatih diri adalah untuk mendapatkan ketenangan dan kedamaian? Jika kita dapat merasakan kedamaian, maka itulah pembebasan. Dengan demikian, kemanapun kita pergi, kita akan dapat merasa damai dan tanpa beban. Apapun yang anda lakukan akan dapat berjalan sesuai harapan.
Dalam Enam praktik,
- Praktik 10 Keyakinan
- Praktik 10 Kediiaman
- Praktik 10 Praktik
- Praktik 10 Dedikasi
- Praktik 10 Bhumi
- Praktik Pencerahan Setara
Setelah itu, masih banyak tahapan yang harus dipraktikkan . Buddha membuka banyak metode terampil bagi kita. Semuanya bertujuan agar kita memilih pntu mana yang ingin kita masuki dan memegang teguh keyakinan di dalamnya untuk membenahi prilaku kita. Kita harus membangun keyakinan. Jika tindak tanduk dan segala yang kita lakukan benar, maka tidak sulit untuk mencapai kebuddhaan. Kini kita akan membahas sepuluh kediaman. Ini adalah praktik kedua dari enam praktik.
Praktik 10 Kediaman :
- Pembangkitan Tekad
- Pembenahan
- Praktik Latihan
- Pembangkitan Kemuliaan
- Kesempurnaan Metode Terampil
- Pikiran Benar
- Ketidakmunduran
- Kemurnian anak kecil
- Kediaman Pangeran Dharma
- Kesucian
Kediaman yang dimaksud adalah pikiran yang teguh dalam kebenaran. Dalam mempelajari ajaran Buddha. Kita tahu bahwa Buddha berarti Yang Sadar. Sadar berarti memahami kebenaran. Kita telah menyadari kebenaran, tetapi bagaimana agar benar-benar memahaminya? Bagaimana agar kebenaran akan segala sesuatu di dunia dapat menyatu dengan hati kita ?. ini sangatlah penting. Jadi jika hati kita menyatu dengan kebenaran, dengan sendirinya kita merasakan ketenangan.
Untuk itu tentu praktik 10 keyakinan tidak boleh kurang satu pun. 10 Keyakinan ini harus teguh. Tentu jika 10 Keyakinan ini telah terbangun, barulah kita dapat menyelami kebenaran.Saat menyelaminya, bagamana agar kita tidak goyah? Diperlukan praktik 10 kediaman. Yentu dibutuhkan sepuluh metode untuk membuat kita tetap teguh.
Yang pertama di sebut pembangkitan tekad. Di dala segala sesuatu kita harus punya tekad. Jika tidak memiliki tekad ini, maka Buddha akan terasa jauh dari kita. Tidak mudah untuk mencapai kebuddhan. Membangkitkan tekad sangatlah cepat, tetapi apakah kita dapat mempraktikannya dan teguh dalam tekad ini? Perjalanannya masih sangat panjang.
Yang kedua adalah pembenahan. Kita berada ditataran makhluk awam. Kita harus berusaha agar kondisi di sekitar kita tidak mempengaruhi kondisi batin kita.
Ketiga adalah praktik latihan. Berlatih berarti membina diri sendiri. Kita harus melatih diri sendiri baru dapat membimbing orang lain. Jadi, kita harus teguh dalam melatih diri. Kita harus bahwa kita adalah praktisi
Keempat adalah pembangkitan kemuliaan. Artinya kita berusaha terbebas dari tataran makhluk awam dan masuk ke tataran kesucian.
Kelima adalah kesempurnaan metode terampil. Mempelajaria jaran Buddha bertujuan untuk membimbing orang jika diri kita sendiri penuh kemelekatan, berarti kita telah membelenggu diri sendiri. Kita harus tahu cara melatih diri. Sehingga dapat menenagkan batin sendiri serta tahu cara membimbing orang lain. Ini juga sangat penting.
Keenam adalah pikiran benar. Pikiran kita harus benar. Pikiran sesat dan menyimpang sangata mengkhawatirkan. Pikiran menyimpang sedikit saja, kita akan jauh tersesat dan mudah terjerumus.
Ketujuh adalah ketidakmunduran. Kita tidak boleh menyerah. Bersemangat berarti pantang mundur.
Kedelapan adalah kemurnian anak kecil. Batin kita harus sangat murni. Hakikat setiap orang pada dasarnya murni tanpa noda. Lihatlah bayi yang baru lahir begitu polos dan murni. Batin mereka tidak diliputi kerisauan. Sesungguhnya, melatih diri juga harus seperti itu.
Kesembilan adalah kediaman pangeran Dharma. Artinya kita harus memikul misi Buddha . Seperti anak meneruskan cita-cita ayahnya
Kesepuluh adalah penyucian.
Saudara sedharma sepuluh aspek ini terdengar sederhana, tetapi juga mengadung kebenaran yang dalam. Dengan metode terampil, menerapkan sepuluh keyakinan, sehingga menyatu dengan hati Buddha, inilah kediaman pembangkit tekad.
Meyakini kebenaran, menerapkan sepuluh keyakinan untuk mengubah batin awam menjadi batin Buddha, inilah makna dari pembangkitan tekad.
Dengan kekuatan luar biasa membenahi batin kita, dengan semangat berjalan di jalan yang lapang dan lurus serta tidak terpengaruh dan tercemar. Inilah makna dari pembenahan.
Untuk membenahi batin kita, kita harus teguh. Setelah membangkitkan tekad kita harus memegang teguh tekad itu. Kita harus berdiam dalam tekad tersebut. Janganlah kita mudah goyah setelah bertekad dan dengan cepat merasa malas. Jadi kita harus menggunakan kebenaran ini untuk membenahi batin orang lain, tetapi terlebih dahulu kita harus membenahi batin sendiri. Kita harus terlebih dahulu memiliki kesadaran, baru bisa menyadarkan orang lain. Jadi dalam menggunakan metode terampil, ingatlah bahwa metode yang kita gunakan harus mengandung kebenaran. Metode terampil adalah cara. Kita harus menggunakan suatu cara untuk membenahi batin kita. Agar batin kita dapat kembali bersih dan kita dapat berjalan di jalan Bodhisattva ini. Jadi kita harus bersungguh hati dalam membenahi batin sendiri. Intinya pembangkitan tekad dan pembenahan batin. Adalah pintu Dharma yang sangat penting bagi kita para praktisi dan semua makhluk. Jadi harap, kita semua harus senantiasa lebih bersungguh hati.
Demikianlah diintisarikan Sanubari Teduh – Enam Praktek – 10 Kediaman – Bagian 1 (140) https://youtu.be/RPy5Yb9gCYI
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva