Sanubari Teduh – Enam Praktek – 10 Kediaman – Bagian 5 (144)
Video Youtube : https://youtu.be/cNW6k6HGq9o
Saudara se-Dharma sekalian, waktu tak henti-hentinya bergulir tanpa terasa. Jadi, kita harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin.
Praktik 10 Kediaman :
- Pembangkitan Tekad
- Pembenahan
- Praktik Latihan
- Pembangkitan Kemuliaan
- Kesempurnaan Metode Terampil
- Pikiran Benar
- Ketidakmunduran
- Kemurnian anak kecil
- Kediaman Pangeran Dharma
- Kesucian
Kita telah membahas kediamanan ketidakmunduran. Dalam melatih diri, kita harus berusaha agar dalam proses bergantinya hari demi hari, tekad dalam hati dan pikiran kita tidak mundur sedikitpun. Asalkan anda memilih jalan yang benar dan terus melangkah maju. Ini disebut tekun dan bersemangat. Bersemangat berarti pantang mundur. Hati yang pantang mundur disebut kediaman Ketidakmunduran. Jadi, ditengah proses bergantinya hari-hari ini. Jasmani dan pikiran kita harus bertumbuh. Jasmani harus penuh dengan semangat, pikiran harus pantang mundur.Dengan begitu, kita tak akan malas. Jiwa kebijaksanaan kita akan bertumbuh. Dengan demikian makna hidup kita akan sempurna. Dengan demikian kita tak akan mundur.
Kita sungguh harus menggenggam setiap waktu. Jika waktu tidak digenggam dengan baik-baik, ia akan berlalu sia-sia. Begitu lengah sedikit saja kita akan kehilangan kesempatan. Jika kalian dapat menggengam setiap detik dengan baik, maka kalian sendirilah yang akan mendapat manfaatnya. Jadi, semua harus jelas terhadap pandangan ini.
Berikutnya adalah kemurnian anak kecil. “ Keajaiban Sepuluh Tubuh Buddha” sempurna seketika mulia bagaikan kemurnian anak kecil “
Sepuluh Tubuh Buddha:
- Tubuh Makhluk Hidup
- Tubuh Tanah
- Tubuh Buah Karma
- Tubuh Sravaka
- Tubuh Pratyekabuddha
- Tubuh Bodhisattva
- Tubuh Tathagata
- Tubuh Kebijaksanaan
- Tubuh Dharma
- Tubuh Kekosongan
Kebajikan tertinggi adalah mempraktikkan jalan dan mempertahankan ketulusan. Pikiran pada saat bertekad melatih diri adalah yang paling tulus dan bajik. Dalam melatih diri yang terpenting adalah mempertahankan ketulusan ini.
Selanjutnya Buddha berkata, “Tekad yang menyatu dengan Sang Jalan adalah yang teragung”. Apakah jalan kebenaran yang teragung ? Buddha berkata kepada kita bahwa tekad kita harus menyatu dengan jalan yang hendak kita tapaki. Inilah kebenaran agung. Kata-kata ini seharusnya sangat sederhana. Mengapa kita memilih untuk melatih diri?. Karena kita telah merasa tergugah dan sadar. Makhluk awam dan Buddha pada dasarnya memiliki kebijaksanaan setara. Saat tersadar dan bertekad seketika itu. Pikiran kita berada dalam kondisi paling tulus. Hanya saja, kesadaran makhluk awam hanya bertahan seketika itu saja. Alangkah baiknya jika kita bisa mempertahankan kesadaran ini. Inilah ketulusan. Jika setelah tersadarkan kita bertekad dan terus mempertahankan tekad tersebut, maka itulah yang disebut pikiran terbaik.
Jadi Bajik adalah mempertahankan jalan dan mempertahankan ketulusan. Pikiran tulus ini sangat penting. Alangkah baiknya jika ini dapat dipertahankan dalam kehidupan sehari-hari saat menghadapi orang dan masalah serta segala sesuatu didunia. Segala tindakan kita hendaknya sesuai dengan tekad kita. Tekad adalah niat baik yang kita bangkitkan. Dalam keseharian di tengah masyarakat, saat menghadapi orang dan masalah. Setiap ucapan dan tindakan kita harus sesuai dengan tekad dan misi kita.
Segala sesuatu di dunia tiada satu yang dapat bertahan abadi kecuali tekad melatih diri. Jika dapat mempertahankan ketulusan dan kebajikan serta selalu berjalan di jalan pelatihan dengan tekad yang teguh, barulah kita akan menemukan kebenaran yang tak pernah berubah.
Saudara sekalian, lihatlah, di dunia ini segala sesuatu sama-sama tidak kekal. Apakah yang abadi ? Kebencian apalagi yang perlu kita simpan ? Kita harus mengembangkan kemurnian anak kecil. Hati murni seperti anak kecil adalah kondisi tertinggi dalam pelatihan diri. kita hendaknya mengganggap setiap orang adalah Buddha dan lebih tua dari kita. Hal positif yang orang lain ajarkan hendaknya kita teladani. Kebenaran yang Buddha ajarkan kepada kita harus senantiasa berada dalam hati kita. Segala cara hidup yang orang lain ajarkan kepada kita, baik cara menghadapi orang maupun masalah, hendaknya kita terima dengan rendah hati. Inilah kediaman Kemurnian anak kecil. Mengenai Sepuluh Tubuh Buddha, maka kita akan membahasanya lebih lanjut, jika kita memiliki kemurnian anak kecil. Yakni berpikiran polos dan sederhana, maka dengan sendirinya sepuluh tubuh Buddha akan tercapai secara sempurna dan seketika. Tentu, ini membutuhkan kesungguhan hati kita. Jadi kemurnian anak kecil sangat mulia, kita semua harus kembali pada kemurnian itu, yakni pikiran yang polos dan sederhana. Untuk itu, semua harus senantiasa selalu bersungguh hati.
Demikianlah diintisarikan Sanubari Teduh – Enam Praktek – 10 Kediaman – Bagian 5 (144) https://youtu.be/cNW6k6HGq9o