Sanubari Teduh – Enam Praktek – 10 Keyakinan – Bagian 2 (137)

 

Video Youtube : https://youtu.be/G0InsVeZY7Q

 

Saudara se-Dharma sekalian, dalam kondisi yang hening ini, batin kita harus memiliki suatu pikiran yang tidak boleh tidak ada, yakni keyakinan. Orang yang tidak memiliki keyakinan tidak akan berada disini untuk berlatih, bekerja dan belajar bersama. Jadi, kita semua sama-sama memiliki keyakinan.

 

Kita telah membahas tentang enam indra, enam kesadaran, enam persepsi, enam sensasi hingga enam praktik. Enam praktik ini merupakan rangkaian proses dalam pelatihan diri kita. Untuk mencapai kebuddhaan, enam praktik ini tidak boleh tidak ada

 

Enam Praktik :

  1. Praktik 10 Keyakinan
  2. Praktik 10 Kediiaman
  3. Praktik 10 Praktik
  4. Praktik 10 Dedikasi
  5. Praktik 10 Bhumi
  6. Praktik Pencerahan Setara

 

Enam praktik lagi terbagi ke dalam 10 poin.

Kini kita akan membahas 10 Keyakinan, ini adalah metode terampil dalam praktik Bodhisattva.

Praktik Sepuluh keyakinan:

  1. Keyakinan
  2. Pikiran
  3. Semangat
  4. Kebijaksanaan
  5. Konsentrasi
  6. Ketidakmunduran
  7. Usaha melindungi Dharma
  8. Dedikasi
  9. Sila
  10. Tekad

 

KEYAKINAN.

Kita harus terlebih dahulu melenyapkan pemikiran keliru untuk dapat berjalan di Jalan Tengah. Jika tidak melenyapkan pemikiran keliru yang penuh Ego, kita akan mudah berjalan menyimpang. Jadi sebelum memiliki keyakinan yang teguh dan sebelum membangun keyakinan, kita harus melenyapkan  segala pemikiran keliru. Dengan demikian, kita baru dapat berjalan. Di Jalan Tengah yang murni.  Jalan ini baru dapat kita tapaki  dengan lurus tanpa menyimpang

 

PIKIRAN

Jika dalam keseharian dappat mengembangkan pikiran penuh keyakinan yang teguh dan murni, berapapun banyaknya kelahiran yang dilalui, kita tetap akan dapat kembali sesuai tekad.

 

Berikutnya adalah semangat. Pikiran yang penuh keyakinan saja tidak cukup. Kita harus sungguh harus tekun dan bersemangat. Kita hendaknya memiliki pikiran penuh dengan semangat, artinya memiliki kecemerlangan yang murni. Jika kita tekun dan bersemangat, berarti kita tak akan terganggu kerisauan dan tidak akan mundur. Pikiran kita harus cemerlang dan murni. Inilah yang disebut kemurnian. Amat cemerlang dan jernih bagaikan bola kristal.

 

Batin senantiasa jernih disebut “Cemerlang” , terus maju dengan keyakinan teguh disebut “semangat”.

 

Dalam mempelajari ajaran Buddha, bukankah kita ingin melatih diri ? kita harus melatih pikiran kita, meneguhkan keyakinan, dan terus melangkah dengan tekun dan bersemangat. Inilah praktik. Inilah praktik melatih diri. Jika ingin melatih diri tanpa praktik, bagaimana kita bisa benar-benar berlatih? Tidak bisa.Karena itu ada ungkapan berbunyi, “ Jika tidak bisa melewati masalah, kebijaksanaan tak akan tumbuh.”

Sesulit apapun masalah yang dihadapi, dalam pikiran orang yang tekun dan bersemangat tiada yang sulit. Jika dapat mengubah kesulitan menjadi tiada kesulitan, manusia akan dapat memasuki tataran kesucian.  Jadi, kecemerlangan yang murni dan sempurna ini, jika kita dapat rasakan dengann sungguh-sungguh ia merupakan kondisi yang sangat indah. Jadi kita harus sungguh tekun dan bersemangat. Kita harus terus maju dengan pikiran yang tulus dan murni. Melatih diri bertujuan untuk kembali pada hakekat sejati yang murni. Jadi terhadap orang-orang yang kita temui dan berbagai masalah yang kita hadapi, pikiran kita harus senantiasa memegang teguh kemurnian ini. Jadi, kita semua harus sangat bersungguh hati.  Baru dapat membangkitkan hakikat yang murni ini, sehingga tidak ternoda dalam usaha kita melatih diri di dunia ini.

 

Berikutnya adalah kebijaksanaan  Untuk dapat bertindak dengan bijaksana, kita harus bersungguh hati. Kebijaksanaan adalah kecemerlangan hati yang terpancar. Ini adalah kecemerlangan yang paling murni.  Setelah kita tekun melatih diri. maka batin kita akan terlatih. Mampu menghadapi segala hal dengan kebijaksanaan yang murni di tengah berbagai kondisi yang kompleks, itulah yang disebut bijaksana.

Jika memiliki kebijaksanaan, kita akan dapat senantiasa hening dan tenang, pikiran pun dapat terfokus pada satu kondisi. Kondisi yang hening dan jernih ini adalah kebijaksanaan. Kebijaksanaan ini membuat kita tidak terpengaruh lingkungan saat melakukan sesuatu. Inilah konsentrasi atau keteguhan pikiran.

 

Menggenggam kebijaksanaan, senantiasa memiliki batin yang hening, pikiran dapat terfokus  pada satu kondisi, dan tidak terpengaruhi oleh apa pun, inilah yang disebut konsentrasi atau keteguhan pikiran.

 

Saudara sekalian, pikiran diri memiliki tahapan. Kita hendaknya dapat mengikuti tahapan ini mulai dari Enam Praktik. Untuk memasuki jalan Buddha, kita harus melewati enam praktik ini. Yang pertama adalah Praktik 10 keyakinan. Dalam Sepuluh keyakinan, kita harus melewati berbagai tahapan yang berkaitan dengan kondisi batin, yakni keyakinan, pikiran, semangat, kebijaksanaan, konsentrasi, ini baru lima yang pertama. Saudara sekalian keyakinan adalah ibu dari segala pahala. Harap, kita semua harus senantiasa lebih bersungguh hati.  Jadi, jika diawal kita tidak memiliki keyakinan murni, maka kita tak akan dapat melanjutkan perjalanan ini. Karena itu, senantiasalah bersungguh hati.

 

Demikianlah diintisarikan Sanubari Teduh – Enam Praktek – 10 Keyakinan – Bagian 2 (137) https://youtu.be/G0InsVeZY7Q

 

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva