Sanubari Teduh – Enam Praktek – 10 Praktek – Bagian 10/10 (160 )
Video Youtube : https://youtu.be/9oYLn_Cefi8
Saudara se-Dharma sekalian, suasana di sekitar kita sangat hening. Entah apakah kalian dapat menenangkan pikiran ataukah pikiran tetap tidak bisa tenang. Pikiran ini memang bagaikan kera atau kuda liar. Meski kondisi lingkungan demikian hening, namun pikiran kita tetap mengembara kemana-mana. Inilah mengapa kita harus melatih diri. Kita hendaknya memusatkan pikiran kita agar dalam kondisi yang hening in, pikiran kita juga dapat hening berada saat ini dan di sini bersama tubuh kita. Inilah kondisi pelatihan diri yang sesungguhnya. Dengan batin yang hening, maka segala pemikiran kita baru bisa mengarah ke arah jalan yang benar. Jika pemikiran kita tidak benar, prilaku kita akan menyimpang. Buddha mengajarkan kepada kita untuk menyelaraskan pikiran dan perbuatan. Buddha tidak bosan-bosannya untuk terus menerus membimbing kita selangkah demi selangkah agar kita dapat membuka hati dan pikiran serta memahami arah bimbingan Buddha bagi kita. Ini juga hal yang perlu kita pahami sebagai praktisi Buddhis.
Praktik sepuluh praktik:
- Praktik Sukacita
- Praktik Pemberian Manfaat
- Praktik Tanpa Kebencian
- Praktik Tak Terkalahkan
- Praktik Tanpa Kebodohan
- Praktik Manifestasi Terampil
- Praktik Tanpa Kemelekatan
- Praktik Penghormatan
- Praktik Ajaran Baik
- Praktik Kebenaran
Sebelumnya kita telah membahas bahwa jika dapat mempraktikkan ajaran, maka apapun yang kita lakukan pasti mengandung kebaikan. Inilah praktik Ajaran Baik. Buddha mengajarkan kepada kita untuk menjauhi kejahatan dan memperbanyak kebajikan. Arti dari kebajikan adalah dalam kehidupan sehari-hari kita hendaknya menjaga pikiran agar tidak menyimpang. Buddha bahkan mendorong kita untuk berbuat kebajikan setiap hari. Inilah yang disebut memperbanyak kebajikan
Yang kesepuluh dari Praktik sepuluh praktik praktik kebenaran. Mengenai kebenaran, benar berarti tidak palsu, nyata dan konkret. Kita juga sering membahas kebenaran sejati. Kita harus mempraktikkan kebenaran ini dalam kehidupan sehari-hari. Ini disebut praktik kebenaran, juga disebut praktik ajaran baik. Karena itu, dibahas mengenai kualitas peleburan sempurna. Kita telah membahas bahwa dengan praktik ajaran baik, kita akan dapat menumbuhkan kebijaksanaan untuk memahami berbagai kondisi dan menyelesaikan segala hal dengan harmonis. Jadi, praktik kebenaran yang kita bahas sekarang juga berawal dari praktik ajaran baik yang kita bahas sebelumnya. Ini adalah wujud dari kualitas sempurna. Jadi, dikatakan “ Segala sesuatu memiliki hakikat sejati yang tak terkondisi “ Jika kita dapat mempraktikkan ajaran baik secara nyata dan ndengan mantap selangkah demi selangkah, maka kita akan memahami hakikat sejati. Tiada kepalsuan dalam kesejatian ini. Jika kita berjalan sesuai ajaran baik., maka kita akan menyatu dengan hakikat diri kita.
Manusia pada hakikatnya bersifat bajik, inilah yang di sebut hakikat kebuddhaan yang juga merupakan hakikat murni setiap orang. Ini yang disebut hakikat sejati atau hakikat Tathagata. Asalkan kita memiliki batin yang bersih, perbuatan yang baik, serta tidak terpengaruh oleh keburukan, maka kita akan dapat kembali pada hakikat sejati. Selanjutnya dikatakan bahwa kita harus mengandalkan hakkat sejati dalam berlatih. Kita harus bersandar pada hakikat sejati dalam memulai pelatihan diri karena pada dasarnya hakikat ini sudah ada dalam diri kita, hanya saja karena telah tercemar kondisi luar, maka kita harus memulai dari awal. Dalam proses melatih diri, kita tetap harus bersandar pada hakikat sejati ini. Dengan begitu kita baru bisa melatih diri.
Cahaya yang penuh kelembutan dapat menyinari kehidupan yang gelap. Ketulusan di dalam hati bersumber dari welas asih.
Jadi mengenai praktik kebenaran, Buddha mengajarkan kepada kita untuk melakukan praktik nyata. Mempelajari ajaran Buddha berarti menjalankan ajaran baik dalam keseharian, bukan sekadar membicarakannya saja, melainkan mempraktekkan secara nyata. Kita harus bersumbangsih nyata dengan penuh ketulusan hati. Dengan begitu barulah kita bisa kembali pada hakikat sejati, yakni welas asih. Welas Asih adalah sumber dari cinta kasih. Cinta kasih adalah cara kita dalam berlatih di jalan Bodhisattva. Jadi kita harus melakukan praktik nyata. Inilah jalan kebenaran. Kita semua harus tulus dan bersungguh hati. Harap semua senantiasa selalu bersungguh hati.
Demikianlah diintisarikan Sanubari Teduh – Enam Praktek – 10 Praktek – Bagian 10/10 (160 ) https://youtu.be/9oYLn_Cefi8
Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv
GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva