Sanubari Teduh – Enam Praktek – 10 Praktek – Bagian 5/10 (155 )

 

Video Youtube : https://youtu.be/IyBVZAfOmAs

 

Saudara se-Dharma sekalian, kondisi batin yang hening membawa kedamaian. Saat berada dalam kedamaian pikiran akan lurus. Saudara sekalian dalam mempelajari ajaran Buddha kita harus berusaha memiliki hati yang hening. Apakah kondisi luar harus tenang lebih dahulu, baru batin kita bisa hening ? Jika kondisi luar sudah tenang namun pikiran tidak lurus. Maka akan tetap terasa kacau. Jadi saat kondisi batin hening, kondisi luar akan terasa damai. Jadi saat kondisi luar tenang, pikiran kita juga harus  benar. Benar berarti sesuai jalan kebenaran. Jalan kebenaran sangat sederhana. Jalan ini hanya satu. Buddha telah mempraktikkan dan menunjukkan jalan pada kita. Kita tinggal menapakinya saja. Kesederhanaan adalah kebenaran. Artinya, jalan pelatihan diri ini sangatlah lurus dan lapang. Dengan menapaki jalan yang lurus dan lapang ini, hati kita tidak akan kacau.

 

 

Enam Praktik :

  1. Praktik 10 Keyakinan
  2. Praktik 10 Kediaman
  3. Praktik 10 Praktik
  4. Praktik 10 Dedikasi
  5. Praktik 10 Bhumi
  6. Praktik Pencerahan Setara

 

 

Praktik Sepuluh Praktik :

  1. Praktik Sukacita
  2. Praktik Pemberian Manfaat
  3. Praktik Tanpa Kebencian
  4. Praktik Tak Terkalahkan
  5. Praktik Tanpa Kebodohan
  6. Praktik Manifestasi Terampil
  7. Praktik Tanpa Kemelekatan
  8. Praktik Penghormatan
  9. Praktik Ajaran Baik
  10. Praktik Kebenaran

 

Hari ini kita akan membahas praktik kelima dari sepuluh praktik, yaitu praktik tanpa kebodohan.  Mengapa manusia diliputi kebodohan? Ini karena hati manusia awam dpenuhi pikiran yang tidak-tidak. Dengan demikian kegelapan batinpun bangkit. Ini semua bersumber dari kebodohan. Kehidupan manusia sesungguhnya sangat sederhana. Dalam hal sandang, pangan, papan dan transportasi berapa banyak yang kita butuhkan ?  Pola pikir kita yang terlalu rumit memicu timbulnya kebodohan. Sebagai praktisi Buddhis, kita harus meninggalkan kebodohan. Saat kebodohan bangkit kita harus segera melenyapkannya agar hati bisa kembali tenang dan tidak kacau. Saat pikiran kita kacau, maka akan timbul penyakit batin. Setelah terjangkit penyakit batin tak hanya kehidupan kita yang menjadi kacau, bahkan keluarga. Dan masyarakt juga menjadi kacau. Karena itu kita harus menjaga pikiran dengan baik. Pandangan kita, pola pikir kita, dan hati kita harus senatiasa dijaga dengan baik. Inilah yang di sebut pelatihan diri.

 

Jika mempelajari Dharma dengan pikiran bodoh dan kacau, maka sebaik apapun ajaran itu, juga tak akan berguna. Jika mempraktikkan Dharma dengan hati murni dan tulus, maka semua ajaran sangat bermanfaat.

 

Dengan pikiran yang baik , pandangan tidak akan menyimpang dan tindakan tidak akan salah. Inilah praktik tanpa kebodohan.

 

Jika pikiran benar, jalan kita juga akan benar. Jika pikiran salah jalan kita juga akan salah. Pikiran tidak boleh lepas dari pelatihan. Jika pikiran selaras dengan kebenaran, kita baru terlepas dari kebodohan.

 

Mempelajari ajaran Buddha sangat sederhana, Kita berada dalam lingkungan yang hening, namun pikiran kita juga harus benar. Jadi, jika hanya gemar mendengar banyak ajaran. Malah sulit memahami kebenaran. Dengan mempertahankan tekad jalan ini akan terasa lapang. Jadi, pikiran tak boleh menyimpang sedikitpun. Baiklah, semua harus senantiasa selalu lebih bersungguh hati.

 

Demikianlah diintisarikan Sanubari Teduh – Enam Praktek – 10 Praktek – Bagian 5/10 (155 ) https://youtu.be/IyBVZAfOmAs

 

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva