Sanubari Teduh Jalan Mulia Beruas Delapan – Bagian 2 dari 2 (326)

Video Youtube : https://youtu.be/4A5CzbveZHw

Mengembangkan Jalan Mulia Beruas Delapan memutus sumber kegelapan batin, berjuang tanpa henti menujuh Nirvana.

Saudara se-Dharma sekalian, setiap hari kita harus belajar menyelaraskan hati. Hati kita harus dipenuhi ketulusan, kebenaran, keyakinan dan kesungguhan. Bukankah ini yang sering didengungkan oleh para insan Tzu Chi ?. Setiap orang harus berlatih ke dalam batin. Bagaimana caranya ? Kita harus mengembangkan ketulusan. Terhadap orang, masalah dan hal lainnya, jika kita menggunakan ketulusan, maka tidak akan ada penyesalan. Pikiran kita, jika diliputi kebenaran, maka akan bebas dari keluh kesah. Ini karena dalam melakukan segala sesuatu, kita melakukannya dengan lurus dan tidak membangkitkan kebencian. Berhubung kita memperlakukan orang dengan lurus, kita tidak akan memiliki keluh kesah. Jadi jika pikiran kita lurus, kita akan bebas dari keluh kesah. Kita harus membangun keyakinan agar bebas dari kerisauan. Jika kita dapat meyakini Dharma yang benar dan berlatih sesuai dengan-nya, maka kita tidak perlu khawatir. Keyakinan kita ini harus teguh. Berhubung sudah memiliki keyakinan yang benar, maka tekad kita haruslah teguh. Dalam melatih diri, kita harus bebas dari ketamakan dan pamrih. Orang yang memiliki tekad yang teguh tidak akan terpengaruh oleh godaan kondisi luar. Kita berlatih dengan mantap dan sungguh-sungguh sehingga bebas dari ketamakan dan pamrih. Intinya, ke dalam diri, kita harus mengembangkan ketulusan, kebenaran, keyakinan, kesungguhan. Dengan begitu barulah kita bisa mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita, keseimbangan batin.

Cinta kasih bebas dari penyesalan, welas asih bebas dari keluh kesah, sukacita bebas dari kerisauan, keseimbangan batin bebas dari pamrih. Inilah yang sering kita bahas. Dahulu kita juga pernah membahas bahwa kita harus berlatih di Jalan Mulia Beruas Delapan. Jalan mulia ini juga disebut jalan benar. Semuanya harus dikembangkan dalam keseharian.

Jalan Mulia Beruas Delapan

1.    Pandangan Benar

2.    Pikiran Benar

3.    Ucapan Benar

4.    Perbuatan benar

5.    Penghidupan Benar

6.    Usaha Benar

7.    Perhatian Benar

8.    Konsentrasi benar

Dengan Penghidupan benar barulah kita dapat melatih diri. Berhubung telah terlahir di dunia ini dan memiliki kehidupan berkat orang tua, kita harus sungguh-sungguh memanfaatkannya. Jangan biarkan kehidupan kita menyimpang. Kita harus memahami penghidupan benar. Penghidupan benar bertujuan agar kita dapat menjalani hidup dengan cara yang tepat dan tidak menyimpang serta jauh dari ketamakan. Dalam kehidupan kita,  kita juga harus terjun ke masyarakat, tetapi kita juga harus mandiri. Jadi, saat menjalani kehidupan, disaat yang sama kita harus melatih diri. Untuk bisa hidup dengan sehat, kita harus bekerja. Kita harus bekerja untuk hidup. Jika pikiran kita bisa lurus dan tulus seperti ini, maka kita tidak terjebak oleh ego. Semua orang adalah setara. Kita harus tulus terhadap semua orang.  Ketulusan diperlukan untuk mewariskan Dharma.

Terhadap orang lain, kita harus sangat tulus agar bisa membimbing semua makhluk dan menjalin jodoh yang baik untuk membangkitkan cinta kasih semua orang. Jadi, kita harus menggunakan ketulusan untuk membimbing orang-orang agar membangkitkan cinta kasih. Cinta kasih ini adalah tanpa penyesalan. Kita sudah hafal ungkapan ini. Untuk membimbing orang mengembangkan cinta kasih, kita memerlukan ketulusan. Jika kita tidak tulus, bagaimana kita bisa membimbing orang dan membangkitkan cinta kasih ? Prilaku kita juga harus benar dan lurus. Jika prilaku kita tidak benar, bagaimana kita bisa membangkitkan welas asih orang lain ? Welas asih adalah tanpa keluh kesah. Kita berharap semua orang dapat membangkitkan cinta kasih dan welas asih.   Cinta kasih berarti membawa kebahagiaan. Saat melihat orang yang menderita, kita mengulurkan kemampuan untuk meringankan  penderitaan mereka. Melihat orang lain tertolong, kita juga merasa bahagia. Untuk itu kita harus membangun keyakinan. Kita harus membangun keyakinan dalam bersumbangsih. Jika yang diyakini benar dan yang dilakukan juga benar, maka saat melihat orang-orang tertolong, kita akan bersukacita. Sukacita adalah bebas dari kerisauan. Jika tekad kita teguh, maka kita akan dapat melangkah dengan mantap. Dengan langkah yang mantap, kita tidak akan menyimpang dalam bersumbangsih bagi masyarakat. Inilah keseimbangan batin. Kita membimbing yang mampu untuk menolong yang kurang mampu, jika mendidik yang kurang mampu, juga mendidik yang kurang mampu untuk turut menciptakan berkah. Untuk membangkitkan cinta kasih, welas asih, suka cita dan keseimbangan batin di  dalam hati semua orang, kita sendiri harus memiliki keyakinan, kesungguhan, keyakinan dan kebenaran. Dalam Pelatihan diri di tengah kehidupan, aspek tubuh dan batin harus seiring.

Yang keenam adalah usaha benar. Usaha benar berarti berlatih sesuai jalan tanpa tercemar. Kita berlatih sesuai jalan kebenaran. Dengan memiliki usaha benar, kita tidak akan memyimpang atau tersesat. Setelah memilih arah yang benar, kita harus mulai melangkah serta tekun dan bersemangat setiap hari. Kita harus berlomba dengan waktu. Jalan yang kita latih dan praktikkan hendaknya tidak tercemar. Kita berlatih demi manfaat diri sendiri dan terjun ke masyarakat demi manfaat orang lain. Jadi, ditengah masyarakat, kita membawa manfaat bagi orang lain. Untuk diri sendiri, kita harus sungguh-sungguh berlatih demi menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kita. Inilah manfaat bagi diri sendiri. Jadi daya upaya kita tidak boleh tercemar.        Tekun berarti tidak terganggu kondisi luar, bersemangat berarti maju pantang mundur. Berhubung kita sudah memiliki keyakinan benar, maka jangan sampai ada pencemaran. Jangan biarkan pikiran pengganggu timbul dalam batin kita. Inilah usaha benar.

Berikutnya adalah perhatian benar. Perhatian benar berarti pikiran kita harus berfokus pada kebajikan. Kita harus fokus. Terhadap Dharma yang benar, pikiran kita harus fokus, tidak boleh terpecah. Jika kita teguh, maka tekad kita tak akan goyah. Berhubung memiliki tekad yang tak tergoyahkan, lalu dimana kita memusatkan perhatian kita ? kita harus sadar dan ingat. Setelah mendengar Dharma, kita harus merenungkan dan mempraktikkannya. Jalan Mulia Beruas Delapan yang merupakan jalan benar ini harus senantiasa kita ingat. Baik dalam pandangan, pikiran, ucapan, perbuatan, maupun dalam penghidupan kita, kita harus sepenuh hati. Daya upaya kita juga tidak tercemar. Kita harus mengingatnya di dalam hati. Inilah perhatian benar dan kesungguhan hati. Pikiran kita harus terfokus. Kita harus ingat akan kebajikan. Hal yang baik harus kita lakukan setiap hari. Bukan hanya setiap hari, bahkan setiap waktu, dalam setiap menit dan setiap detik, kita tidak boleh meninggalkan jalan ini.

Yang kedelapan adalah konsentrasi benar. Arti dari konsentrasi benar adalah sepenuh hati berdiam dalam kebenaran.  Pikiran kita hendaknya sangat teguh. Pikiran kita harus menyelami kebenaran. Pikiran kita harus berdiam dalam kebenaran. Jangan biarkan tekad kita tergoyahkan oleh berbagai ucapan, tindakan, atau masalah dalam keseharian. Kita harus sangat teguh dan berada dalam konsentrasi benar. Jika kita dapat bersatu dengan Dharma dan berada di dalam Dharma,  maka segala aktivitas tidak lepas dari Samadhi.  Saat makan dan minum pun kita berada dalam Samadhi. Batin yang tanpa pikiran liar ataupun kemelekatan, inilah yang disebut konsentrasi benar.

Saudara sekalian, mempelajari ajaran Buddha tentu membutuhkan cara.  Berhubung kita sudah jatuh ke dalam Tiga Alam dan terus terlahir dalam enam alam kelahiran serta merasakan berbagai penderitaan, maka tentu tubuh dan batin kita juga terpengaruh. Batin kita membangkitkan lebih banyak noda dan tubuh kita menciptakan lebih banyak karma. Ini menyebabkan kondisi masyarakat semakin rumit  dan menimbulkan berbagai fenomena kompleks. Jika diucapkan, memang terdengar sederhana. Jika pikiran kita lurus, jalan kita akan benar. Jika pikiran, jalan dan perbuatan sudah benar, maka Dharma apa lagi yang perlu di babarkan ? Namun, kita masih makhluk awam.   Selanjutnya masih ada faktor pendukung yang tak terpisahkan dari Jalan Mulia Beruas Delapan yang membentuk 37 Faktor Pendukung Pencapaian Pencerahan. Jadi, kita tetap harus selalu bersungguh hati.

Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh Jalan Mulia Beruas Delapan – Bagian 2 dari 2 (326) https://youtu.be/4A5CzbveZHw

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA :
Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/#/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva