Saudara se-Dharma sekalian, cinta atau keinginan  dan nafsu membangkitkan kekeruhan dalam batin manusia sehingga manusia tidak dapat melihat jalan kebenaran. Yang membuat manusia menjadi bodoh ialah keinginan dan nafsu.

Inilah yang tercantum dalam Sutra Empat Puluh Dua Bagian.

Salah satu penggalannya menunjukkan agar kita tahu bahwa makhluk awam terus mengalami kelahiran kembali di enam alam akibat nafsu keinginan. Sebuah nafsu keinginan bisa membelenggu kita. Jadi, nafsu keinginan ini bisa membuat kekotoran batin kita bangkit. Bukankah sering dikatakan bahwa setiap orang memiliki hakikat sejati yang hening seperti Buddha ? Hanya saja, akibat bangkitnya sebersit nafsu keinginan, kegelapan batin membuat kita bergejolak. Ibarat air kolam yang jernih dan tenang. Jika kita melihat ke dalam air itu, kita seakan dapat bercermin. Bayangan dapat di pantulkan dengan jelas di air. Gambaran wajah kita ada di dalam air. Air itu menjadi bagaikan cermin yang memantulkan bayangan wajah kita.

Jadi, jika air itu tenang, ia bisa menjadi bagaikan cermin. Namun, saat ada angin bertiup sedkit saja, air itu akan bergejolak. Saat ada batu jatuh ke dalam air itu, air itu akan beriak. Demikianpula, saat batin kita hening dan jernih, ia bagaikan air yang tenang, dapat merefleksikan segala kondisi dengan jelas. Namun, begitu nafsu keinginan bangkit, keinginan dan nafsu ini, membuat kegelapan batin bangkit. Karena itu sering dikatakan bahwa sebersit kegelapan batin membangkitkan Tiga Aspek Halus. Sebersit saja kegelapana batin yang halus dapat membuat tiga jenis noda batin bangkit.

Begitu kebodohan, ketamakan dan kebencian bangkit. Dengan adanya kondisi pendukung dari luar, berjalanlah fungsi enam indra, enam objek, dan enam kesadaran. Saat ketiga hal ini bereaksi, batin kita akan bergejolak. Kita tidak dapat melihat jelas jalan di depan kita. Kita tidak dapat melihat pangkal dan ujung jalannya. Akibatnya, kita terjebak dalam kelahiran kembali di enam alam dan tidak dapat melihat dengan jelas arah yang benar dan harus kita tapaki. Jadi, dikatakan bahwa akibat kekeruhan batin, kita tak dapat melihat jalan yang benar. Begitu kegelapan batin bangkit, kita tak bisa melihat kebenaran. Kita tak dapat memahami kebenaran dan tidak dapat melihatnya. Karena itu, dikatakan juga bahwa yang membuat manusia menjadi bodoh ialah keinginan dan nafsu.

Mengapa manusia bisa begitu bodoh ? Mengapa harus dipenuhi kegelapan batin ? Jelas-jelas kebenaran ada di depan mata, penyelamat juga ada di depan mata, mengapa saat dibimbing oleh orang baik, manusia malah tidak mau mendengar ?

Meski kini kita berada di alam manusia, tetapi bagaimana dengan masa depan ? Masa depan kita juga dipengaruhi oleh berbagai kesalahan yang telah kita pupuk dimasa lalu. Dalam kehidupan ini , apakah kita telah sadar lebih dahulu dan sempat memupuk jalinan jodoh baik ? Jika belum sempat  berarti kita masih menanam sebab untuk terlahir di neraka. Dalam kehidupan ini, sedikit kebajikan yang kita lakukan, apakah dapat meredam berbagai karma buruk yang telah  kita lakukan dimasa lalu dan kini ? Saya sering mengatakan kebajikan dan keburukan saling tarik menarik. Begitupula surga dan neraka. Jadi, saat ajal menjelang, kita mungkin harus tejatuh ke neraka dan berada dalam kondisi yang paling menderita. Mungkin kita pernah terlahir ke neraka dan dengan tidak mudah kita terlahir di alam manusia. Setelah kehidupan ini berakhir, apakah kita akan kembali ke alam manusia lagi ? Kita belum tahu. Ini bergantung pada nafsu dan keinginan kita. Seberapa tebal kekeruhan batin kita ? Berapa banyak karma buruk yang kita perbuat ?

Jadi, mungkin kita terjatuh lagi ke neraka. Karena itu kita menyucikan batin dan tulus berdoa, memanfaatkan waktu di alam manusia, dimana kita dapat bertemu ajaran Buddha, mendengar pembabaran Sutra, dan memahami Enam alam kehidupan. Semua perubahan di mulai di alam manusia. Begitupula pelatihan diri. Para Buddha dan Bodhisattva juga memulainya dari alam manusia. Terlahir di alam Surga juga merupakan buah dari perbaikan baik kita di alam manusia. Kelahiran di neraka, setan kelaparan dan hewan juga disebabkan karena di alam manusia, kita menciptakan karma untuk terlahir di alam neraka, alam setan kelaparan, atau alam binatang. Segalanya ditentukan di alam manusia.

Perbuatan kita di alam manusia, menentukan di mana kita lahir kelak. Apa yang kita perbuat saat ini menentukan di mana kita kelak.  Mempelajari Ajaran Buddha berarti belajar untuk kembali pada hakikat Kebuddhaan. Jadi kita harus sungguh-sungguh bertobat dengan tulus agar kita dapat segera kembali pada kemurnian. Ingatlah, jika kita berkutat pada keinginan dan nafsu, kekeruhan batin manusia akan bangkit sehingga manusia tidak bisa melihat kebenaran. Jalan kita menjadi buram. Dengan  begitu kita akan terjerumus. Jadi kita harus tahu bahwa yang membuat manusia menjadi bodoh ialah keinginan dan nafsu yang bersatu akan membuat kita kacau. Jadi, kita harus sungguh-sungguh menjaga pikiran kita. Jadi, harap semua selalu bersungguh hati.

Demikianlah dikutip  dari video Sanubari Teduh – Kebajikan dan Keburukan Bercampur di Alam Manusia (512) https://youtu.be/_qiG8TwU0Ws

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB

Channel  Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF 
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv

 

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva