Sanubari Teduh – Kebijaksanaan dalam Tiga Pintu Karma Sanubari Teduh (444)

Video Youtube : https://youtu.be/6Ytzfy4JCTI

Saudara se-Dharma sekalian, seiring berlalunya hari, usiapun berkurang. Setiap hari kita berada di ladang pelatihan, apakah tubuh, ucapan dan pikiran kita, senantiasa berada saat ini ?

Mulut mengucap kebenaran, Tangan melakukan kebajikan, Kaki menapak di ladang pelatihan, Tekad tidak kendur, dalam setiap tarikan nafas.

Artinya saat kita berbicara, kita harus mengatakan hal yang bermakna dan sesuai Dharma. Jalan mana yang kita pilih ?. kita harus menjaga kondisi batin kita untuk selalu berada di jalan ini. Berhubung sudah masuk pintu ajaran Buddha dan berada di ladang pelatihan Jing Si, apakah kita selalu mewariskan ajaran ? Untuk apa kita hidup ? Apakah demi kenikmatan diri sendiri ataukah demi semua makhluk yang menderita ? Ladang pelatihan Tzu Chi telah didirikan dan mazab Tzu Chi telah dibuka, lalu apakah kita telah menyebarkan metode dan tujuan pelatihan ini lewat ucapan kita ?

Adakah kita berbuat berbagai hal baik dengan kedua tangan kita ? Jadi, saya sering mengatakan bahwa tubuh harus melakukan hal baik. Kita harus melakukan praktek nyata. Sering dikatakan bahwa Griya Jing Si adalah rumah bagi insan Tzu Chi. Rumah ini disokong secara mandiri. Kita harus menggunakan kedua tangan kita untuk ladang pelatihan ini. Adakah kaki kita menapak di ladang pelatihan ini ? Dengan Demikian, tubuh, ucapan dan pikiran kita disebut tiga pintu karma baik, juga tiga pintu kebijaksanaan. Jadi, tekad kita janganlah kendur.

Apa yang ada dalam pikiran kita ? kita harus bertekad untuk melakukan praktek nyata. Inilah membina berkah dan kebijaksanaan secara bersamaan. Kita dapat menjalin jodoh baik dengan banyak orang, juga dapat berbagi banyak hal baik. Bukankah ini berarti mengembangkan berkah dan kebijaksanaan ? Berkah adalah sukacita yang di dapat dalam bersumbangsih. Kebijaksanaan adalah kedamaian yang di dapat dari sikap penuh pengertian. Adakah kita merasa sukacita dan damai setiap hari ? Di dalam ladang pelatihan diri, kita bahkan tidak meninggalkan tekad kita dalam setiap embusan napas.

Kita selalu berusaha iba terhadap semua makhluk yang telah lama tenggelam dalam lautan kelahiran kembali. Untuk menyadarkan semua makhluk. Kita harus membangkitkan rasa empati terhadap semua makhluk. Jika, kita memiliki empati, kita tak akan mengasingkan diri. Kita tetap melatih diri. Kita harus melatih diri dengan aktif, bukan mengasingkan diri karena kita iba terhadap semua makhluk. Kita berjalan di jalan Bodhisattva, bukan berlatih demi pencapaian pribadi atau melewati hari-hari dengan sia-sia. Bukan. Kita harus iba terhadap semua makhluk yang terus tenggelam dalam penderitaan dan kegelapan batin. Jadi, kita harus membangkitkan rasa iba. Kita harus memulai dari diri sendiri untuk bisa membimbing semua makhluk kembali ke pantai kebahagiaan. Jika tidak, kita akan terus terlahir di enam alam kehidupan atau bahkan jatuh ketiga alam rendah. Ini adalah penderitaan yang tak terkira. Jadi, kita harus selalu berada disaat ini. Ucapan, tubuh dan pikiran kita tak boleh lepas oleh Dharma. Bahkan pada saat bernafas pun, kita masih mengingat penderitaan semua makhluk.

Berjalan di jalan Bodhisattva haruslah selalu berada di saat ini;
Ucapan, tindakan dan pikiran tidak lepas dari jalan kebenaran;
Dalam setiap nafas selalu mengingat penderitaan semua makhluk.

Mengapa semua makhluk menderita ?. Karma buruk yang diciptakan sangat banyak. Hanya berucap lewat mulut saja, semua makhluk sudah menciptakan karma. Ada empat karma buruk lewat ucapan. Sebelumnya kita sedah membahas tentang kata-kata kasar, dusta, kata-kata kosong, dan gosip. Gosip berarti menyebarkan kabar angin. Kita juga sudah membahas bahwa gosip bisa membuat raja dan pejabat bisa berselisih, hubungan antar manusia menjauh, atau dua negara bertikai akibat kepentingan segelintir orang sehingga banyak warga tak berdosa terpisah dari anggota keluarga mereka. Ini bisa juga terjadi akibat gosip. Gosip bisa menimbulkan masalah.

Demikianlah pergunjingan menyebabkan orang tua dan anak tidak rukun, suami dan istri berpisah saat hidup, kerabat an saudara menjauh, budi luhur guru dilupakan. Persahabatan berakhir.

Saudara sekalian, manusialah yang menyebarkan kebenaran, bukan sebaliknya. Jika pikiran kita selalu berada pada kebenaran untuk mendengarkan dan menjalankan Dharma, apakah kita harus hidup sejaman dengan Buddha atau berada di ruang yang sama dengan Buddha ? Tidak harus. Jadi, harap semua selalu bersungguh hati. Jagalah tubuh, ucapan dan pikiran agar kita bisa menjadi orang yang mewariskan ajaran. Harap semua selalu bersungguh hati.

Demikianlah dikutip dari video Sanubari Teduh – Kebijaksanaan dalam Tiga Pintu Karma Sanubari Teduh (444) https://youtu.be/6Ytzfy4JCTI

Sanubari Teduh : Disiarkan di Stasiun Televisi Cinta Kasih DAAITV INDONESIA : Setiap Minggu 05.30 WIB ; Tayang ulang: Sabtu 05.30 WIB
Channel Jakarta 59 UHF, Medan 49 UHF
TV Online : https://www.mivo.com/live/daaitv

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisattva